Isu Terkini

Heboh Acara Jurnalis Asing Disponsori Freeport, Ini Penjelasannya

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

JFCC Jakarta akan menggelar acara Annual General Meeting and End of Year Gathering 2017 pada Jumat 15 Desember nanti. Acara ini akan berlangsung di Palm Court Restaurant, Four Seasons Hotel Jakarta. Sebagai informasi, JFCC adalah singkatan dari Jakarta Foreign Correspondent Club, atau singkatnya, kumpulan jurnalis-jurnalis asing yang ngepos di Indonesia. Dalam website resminya www.jfcc.info, selain mewadahi wartawan asing di Indonesia, klub ini juga menerima anggota wartawan Indonesia yang menulis untuk media asing. Masih dari websitenya, JFCC kini memiliki 400 anggota yang terdiri dari media-media ternama, nasional dan internasional.

Sekilas tidak ada yang salah dari acara End of Year Gathering 2017 yang diadakan oleh klub jurnalis yang sudah berdiri sejak tahun 1965-an itu. Toh semua orang memang merayakan tahun baru dengan caranya masing-masing kan? Tapi jika kita teliti lebih jelas lagi poster invitation acara tahun baruan JFCC yang di-posting di akun Twitternya, @JFCCJAKARTA, kita bisa dengan mudah menemukan lambang dua perusahaan yang sangat identik dengan masalah-masalah terkait HAM hingga pengrusakan lingkungan, Freeport Indonesia dan PT. Sinarmas, terpampang nyata sebagai sponsor acara ini. Untuk PT. Sinarmas, namanya terdaftar sebagai Gold Sponsor bersama dengan website barangbekasku.com. Sedangkan Freeport Indonesia tercatat sebagai Silver Sponsor.

JFCC pun menuai kritikan. Salah satu akun Twitter bernama @VeronicaKoman bahkan menyebut bahwa pesta ini disponsori oleh darah rakyat Papua.

@VeronicaKoman “Freeport is not only complicit in sponsoring the restriction of international journos to West Papua, but it is one of the main actors. That being said, on behalf of West Papuan people: fuck you. Enjoy your fucking Bloody-Papuans cocktails”

@NadiaWoodhouse “Do we have a sponsorship policy? Or is it just, “whoever will give us money, no matter who they are”?

@StephenWrightAP “As a @JFCCJAKARTA member I’m appalled to hear this. I’m told by a committee member that the sponsorship policy will be reviewed but the JFCC president says it’s too late to change the end of year party sponsorship. Better to forgo the money and not have an expensive party IMHO”

Untuk mengkonfirmasi lebih jauh terkait hal ini, tim Asumsi berbincang dengan Agnes Ide Megawati selaku executive director di JFCC. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan keberadaan Freeport maupun Sinarmas sebagai sponsor di acara pesta akhir tahun ini. Toh, menurutnya, Freeport sudah cukup lama menjadi sponsor resmi di JFCC. Hubungan sponsorship ini sudah berjalan selama lima tahun.

“Ya tidak masalah ya, karena kita kan organisasi, bukan editorial office, JFCC itu bukan aktivis, tapi organisasi yang mewadahi jurnalis-jurnalis asing yang bekerja di Indonesia. Ya sebagai organisasi, kita harus punya hubungan baik dong, dengan siapa saja, termasuk corporate, pemerintah sampai NGO juga,” terangnya pada (7/12).

Selain itu Agnes menyebut, bahwa selama ini pihaknya telah sangat terbuka melaporkan kegiatan-kegiatan yang digelarnya pada sponsor.

“Kita ini berbadan hukum dan keberadaannya legal di Indonesia. Termasuk jika kita mendapat dana dari Freeport, kita laporkan itu untuk apa. Seperti untuk pesta ini, uang dari Freeport dan Sinarmas kami gunakan untuk membayar kebutuhan acara. Kenapa kami menerima sponsor? ya karena kami cuma mendapat dana dari iuran member yang setahun sekali. Kami juga bisa mengadakan acara ini di hotel mewah adalah karena dapat promo khusus dari hotel Four Season, karena kan member kita ini jurnalis asing, jadi itu bagus juga buat mereka,” sambungnya.

Lalu, berapa dana yang didapat dari korporasi-korporasi tersebut untuk mengadakan acara ini?

“Kita dapet dari Freeport 20 juta, Sinarmas 30 juta, ada juga dari website barangbekasku.com 30 juta, ada juga sponsor minuman dari PT. Multi Bintang dan Alden Cider untuk bir-nya. Jadi kalau ada yang men-twit ke kita ‘enjoy your bloody Papuan coctails’ itu salah besar, karena kita minumannya gak disponsorin oleh Freeport,” tambahnya.

Terakhir, Agnes juga menampik tudingan di Twitter yang memprotes pihak JFCC atas kebijakan mereka menerima sponsor dari Freeport.

“Kami ini terbuka untuk semua yang mau sponsor-in acara kita, kok. Ya kalau ada NGO yang mau sponsor-in kita juga bisa. Kita juga pernah fasilitasi bang Haris Azhar (Aktivis HAM) untuk discussion, dan kita juga pernah advokasi member kita yang di banned dari liputan di Indonesia. Jadi acara kita nggak year end party ini aja. Lagian Freeport itu udah sponsor-in kita selama lima tahun berturut-turut, kenapa baru sekarang ada yang protes?” tandasnya.

Jadi, begitulah kira-kira penjelasan dari pihak JFCC terkait acara pesta akhir tahunnya yang disponsori oleh Freeport dan Sinarmas.

Memang tak ada yang salah dari mengadakan pesta akhir tahun dan menerima sponsor dari Freeport untuk menyelenggarakannya. Namun, mengingat acara ini digelar oleh organisasi jurnalis, perlukah kita menengok lagi catatan hubungan antara jurnalis dan Papua, sebagai tempat Freeport beroperasi selama ini?

Hubungan keduanya ternyata tak melulu harmonis. Malahan, khususnya atas wartawan luar negeri, meliput di Papua bukan perkara mudah. Seperti dilansir dari Tirto.id (5/5), Papua sudah lama disorot oleh media internasional karena aksesnya yang sangat terbatas untuk wartawan sejak tahun 60-an. Pembatasan akses ini, masih menurut sumber yang sama, masih berlangsung hingga saat ini. Hal ini kemudian membuat pemerintahan Joko Widodo dikritisi oleh organisasi jurnalis internasional, Reporters Sans Frontiers. Dalam laporannya, RSF menyebut bahwa meliput di Papua masih penuh resiko.

“Presiden Joko Widodo belum menepati janji. Masa pemerintahannya terus ditandai dengan pelanggaran kebebasan media yang serius, termasuk minimnya akses media ke Papua Barat, tempat kekerasan terhadap wartawan lokal terus berkembang. Wartawan internasional dan aktivis lokal ditangkap dan diadili jika mencoba mendokumentasikan pelanggaran militer Indonesia di sana.” demikian RSF.

Share: Heboh Acara Jurnalis Asing Disponsori Freeport, Ini Penjelasannya