Rokok, Candu Primadona Keluarga Miskin Indonesia di Kala Pandemi
Sejak dulu rokok sudah menjadi candu bagi masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia. Namun zat adiktif pada rokok membuat kebiasaan merokok di masa lalu berdampak positif pada perilaku merokok di masa depan.
Meski begitu rokok menjadi penyebab utama penyakit kronis dan kematian yang seharusnya dapat dicegah. Misalnya kanker paru, stroke, jantung koroner hingga penurunan kesuburan dan gangguan pertumbuhan janin.
Kebutuhan Rokok di Masa Datang: Direktur Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono menyampaikan bahwa rokok di Indonesia sudah menjadi kebutuhan dasar yang hampir sama dengan kebutuhan pangan bagi keluarga miskin.
Dalam lansiran pada laman ideas.co.id menyebutkan, penyakit terkait rokok ini muncul setelah 15-20 tahun perilaku merokok dimulai. Di masa yang akan datang, epidemi rokok akan terus meningkat.
Konsumsi Rokok Bagi Keluarga Miskin: Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan konsumsi rokok bagi keluarga miskin di Indonesia, padahal untuk melengkapi kebutuhan sehari-hari masih sulit. Sebagian besar negara berpenghasilan rendah memiliki masyarakat perokok dengan jumlah yang banyak.
Terlebih, di masa pandemi Covid-19 ini rokok menjadi beban dan kerugian bagi keluarga miskin. Konsumsi rokok ini lama-kelamaan akan menjadi hal yang serius karena kerugian yang dihasilkan cukup tinggi, salah satunya menderita penyakit serius akibat rokok.
Survei Perokok Keluarga Miskin: Lembaga IDEAS mengadakan survei, hasilnya 77,1 persen responden dari keluarga miskin menyatakan mereka tidak menurunkan konsumsi rokok selama pandemi Covid-19 dan justru semakin meningkat.
Metode survei ini dilakukan kepada 1.013 kepala keluarga miskin melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner semi terbuka. Survei tersebut meliputi beberapa wilayah daerah di Jabodetabek, Semarang Raya, Surabaya Raya, Medan Raya, dan Makassar Raya pada Januari – Februari 2021.
