Politik

Real Count KPU dari 41 Persen TPS: Anies-Muhaimin 24,55 Persen, Prabowo-Gibran 56,11 Persen, dan Ganjar-Mahfud 19,34 Persen

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Real Count sementara Pilpres 2024/Portal KPU

Pasangan Calon (Paslon) 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memuncaki perolehan suara dalam perhitungan riil hasil Pilpres 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) per Kamis (15/2/2024) pagi. Perhitungan itu telah menampung suara dari 41 persen TPS di seluruh Indonesia.

Mengutip dari laman resmi KPU, dalam hitungan itu Prabowo-Gibran berhasil meraup 56,11 persen suara. Sementara di urutan kedua ada Paslon 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan perolehan suara sebesar 24,55 persen. Dan posisi terakhir dihuni Paslon 03, Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang meraup 19,34 persen suara.

Progress [baru] 337.602 TPS dari 823.236 TPS,” tulis KPU.

Paslon 01 terlihat merajai di beberapa provinsi, seperti Aceh dan Sumatra Barat. Sementara Paslon 02 cukup banyak menguasai di sejumlah provinsi, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Pulau Sulawesi dan sejumlah wilayah Sumatra.

Untuk Paslon 03 tentu menguasai Jawa Tengah sebagaimana anggapan selama ini yang kerap disebut sebagai ‘kandang banteng’. Ganjar-Mahfud juga merajai pada TPS di luar negeri.

Pemilu 2024 di Indonesia menyulut kekhawatiran media asing. Media Inggris The Economist baru-baru ini, mengungkapkan keresahannya atas pemilu di Tanah Air.

Media itu menyoroti potensi kemenangan Capres 02, Prabowo Subianto sebagai orang nomor satu di Indonesia lewat Pilpres 2024. The Economist menyingkap masa lalu Prabowo yang lekat dengan gambaran kata ‘diktator.’

The Economist menyinggung tudingan sejumlah aktivis HAM yang dialamatkan terhadap Capres yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut. Menurut media itu, Prabowo dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan menculik aktivis pro-demokrasi.

Media itu menarasikan bahwa Prabowo dituding terlibat dalam melakukan penculikan terhadap lebih dari 20 pengunjuk rasa pro-demokrasi. Di mana, 13 di antaranya tidak pernah ditemukan.

“Dan secara palsu mengklaim kemenangan dalam dua pemilu (2014 dan 2019). Dia juga kemungkinan besar akan menjadi presiden berikutnya dari negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,” sebut pemberitaan The Economist, seperti dikutip pada Rabu (14/2/2024).

Media itu juga menyoroti kehidupan pribadi Prabowo yang sempat menjadi menantu Presiden ke-2 Indonesia, Suharto. Menurutnya banyak pemilih di Indonesia dalam pemilu kali ini, masih terlalu muda untuk mengingat tindak tanduk Prabowo di masa lalu. Bahkan untuk meredam citra masa lalunya, Prabowo, kata The Economist menampilkan diri sebagai wajah yang bersahaja.

Popularitasnya terbantu dengan dukungan dari presiden saat ini, Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi. Dia [Jokowi] sangat populer berkat reformasi ekonomi yang dilakukannya, namun dia belum terlalu hebat,” katanya.

Media yang dikepalai John Micklethwait itu menuding Jokowi membiarkan kronisme berkembang dengan meminta Mahkamah Konstitusi (MK) untuk membengkokkan peraturan agar putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka bisa mencalonkan diri sebagai wakil presiden mendampingi Prabowo.

“Hal ini mungkin akan menjadi lebih buruk bagi demokrasi Indonesia. Ia [Jokowi] telah mencoba untuk menghapuskan pemilihan langsung para pemimpin provinsi dan mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan penguasa yang otoriter,” katanya.

Share: Real Count KPU dari 41 Persen TPS: Anies-Muhaimin 24,55 Persen, Prabowo-Gibran 56,11 Persen, dan Ganjar-Mahfud 19,34 Persen