Budaya Pop

Persija dan Loyalitas The Jak Mania Padanya

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Sebagai sebuah klub sepak bola asal Indonesia di abad ke-21, Persija sebenarnya bukanlah tim yang begitu gemilang. Di abad ke-20 mungkin memang, nama Persija dapat disematkan pada daftar klub sepak bola top Indonesia. Tercatat sampai sebelum tahun 1979, Persija sudah mengantongi sembilan gelar juara liga. Didirikan di tanggal 28 November 1928, Persija telah memenangkan liga dari tahun 1931. Yang terakhir sebelum tahun 2001 adalah tahun 1979. Sembilan gelar dari rentang tahun 1931-1979. Bukan sesuatu yang tidak bisa dibanggakan. Sembilan gelar yang membuat nama Persija masuk ke jajaran elite klub sepak bola Indonesia.

Namun di akhir abad ke-20 hingga memasuki abad ke-21, nama Persija seakan meredup. Usaha perbaikan yang dilakukan sempat nampak berbuah hasil di tahun 2001, dengan Persija akhirnya memenangi kembali kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Kemudian? Persija kembali tanpa gelar liga. Barulah tahun 2018 ini Persija akhirnya kembali menjadi juara. Rentang dari tahun 1979 hingga 2001 adalah 22 tahun. Rentang antara 2001 dan 2018 adalah 17 tahun. Hanya ada dua gelar liga dalam rentang 39 tahun! Meski begitu, The Jak Mania – sebutan untul pendukung Persija – seakan tidak pernah lelah untuk mendukung tim kesayangannya. Jumlah anggota The Jak Mania terus bertambah seiring tahunnya, terlepas kemungkinan tim tersebut tidak memberikan gelar apa-apa padanya. Loyalitas ini bukan main rasanya. Mengapa loyalitas The Jak Mania – atau mungkin pendukung klub sepak bola secara umum – begitu tinggi pada klub sepak bola yang dicintainya?

Mendarah Daging di Keluarga

Seperti halnya tradisi adat yang turun temurun, kecintaan sepak bola seringkali menjadi identitas dalam diri sebuah keluarga. Biasanya, seorang ayah atau/dan ibu akan menurunkan kecintaannya pada satu klub sepak bola tertentu pada anaknya. Dari anak itu begitu kecil, sudah disematkan padanya nilai-nilai tentang klub sepak bola yang dicintainya. Hal ini membuat si anak tumbuh kembang mendukung klub sepak bola yang dicintai ayahnya atau/dan ibunya tersebut.

Baca Juga: Deja Vu Persija dan Sejumlah Fakta Menarik Usai Juara Liga 1 2018

Kondisi yang serupa pun terjadi dalam tubuh para The Jak Mania. Meskipun ada alasan-alasan lain mengapa para The Jak Mania begitu mencintai Persija, kecintaan seorang The Jak Mania pada Persija juga salah satunya karena ada faktor ayah atau/dan ibunya yang juga mendukung Persija. Coba saja kalian ikut menonton ke stadion ketika Persija bermain. Perhatikan sekitar, akan ada begitu banyak anak berumur 3-5 tahun yang datang ke stadion menonton Persija. Hampir tidak mungkin mereka datang ke stadion untuk menonton Persija karena keinginannya langsung. Hampir pasti, mereka diajak oleh orang tuanya ke stadion untuk ‘diajarkan’ bagaimana cara mencintai Persija yang baik dan benar.

Mencintai Jakarta sebagai Kota Tempat Tumbuh dan Berkembang

Selain faktor diajarkan oleh orang tua, loyalitas pendukung klub sepak bola juga berangkat dari kecintaannya pada daerah asal tempat mereka tumbuh dan berkembang. Kecintaannya pada daerahnya ini disalurkan pada klub sepak bola yang mewakili kota tersebut. Meskipun, misalnya, seorang anak bukan lah lahir dari keluarga yang berasal dari daerah Jakarta. Namun, ia tumbuh dan berkembang di Jakarta. Bisa jadi, anak tersebut tidak akan mendukung klub sepak bola daerah asal orang tuanya tersebut. Mereka akan mendukung Persija karena Jakarta lah tempat ia tumbuh dan berkembang.

Baca Juga: Persija, Klub ‘Miskin’ yang Sebentar Lagi Bakal Punya Stadion Megah

Hal ini lah yang membuat The Jak Mania pun begitu militan. Kecintaannya pada kota Jakarta disalurkan dengan cara mendukung Persija. Memangnya, hanya satu klub sepak bola di Jakarta? Sebenarnya tidak. Beberapa tahun lalu, ada satu klub sepak bola bernama Persitara asal Kota Jakarta Utara. Namun karena keterbatasan dana, klub tersebut seolah menghilang begitu saja. Dukungan warga Jakarta yang menyukai sepak bola pun mau tidak mau akan bermuara di Persija.

Mendukung Klub Sepak Bola dengan Alasan Mencintai Gaya Permainannya

Alasan terakhir yang dapat menjadi faktor mengapa pendukung klub sepak bola begitu loyal adalah karena kecintaan pendukungnya pada gaya bermain klub sepak bola tersebut. Hal ini yang biasanya menjadi alasan tambahan seseorang mendukung klub sepak bola tertentu. Dalam contoh The Jak Mania, mungkin memang permainan Persija belum memiliki filosofinya sendiri. Meski begitu, bukan berarti tidak mungkin akan tumbuh kecintaan ketika seseorang melihat Persija bermain. Pada satu waktu, seseorang yang belum memiliki klub sepak bola yang dicintainya, ternyata menonton Persija bermain dan menyukai gaya permainan tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kecintaan dalam dirinya pada Persija, yang pada akhirnya membuat ia begitu loyal pada Persija.

Contoh yang lebih nyata mengenai kesukaan pada klub sepak bola tertentu dengan alasan gaya permainannya biasanya terlihat di negara-negara dengan sepak bola yang sudah lebih maju. Misalnya, banyak pendukung FC Barcelona yang mendukung klub tersebut karena filosofi bermain tiki-takanya. Pada contoh lain, bisa jadi seseorang mencintai klub sepak bola Manchester United karena filosofi menyerangnya. Apa pun alasannya, loyalitas pendukung klub sepak bola memang tiada duanya.

Share: Persija dan Loyalitas The Jak Mania Padanya