Vaksin Covid-19

Influencer Dinilai Tak Layak Dapat Suntikan Vaksin Dosis Ketiga

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Foto: Unsplash

Isu kalangan influencer yang dapat jatah untuk menerima suntikan vaksin dosis ketiga mencuri perhatian publik. Soalnya, influencer yang kebanyakan berasal dari kelompok usia milenial ini, dianggap belum perlu menerima vaksin Moderna sebagai booster laiknya para tenaga kesehatan.

Bukan Prioritas

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menyayangkan bila isu tersebut memang benar. Ia menegaskan, semestinya saat ini pemerintah fokus memaksimalkan vaksinasi kepada masyarakat yang sama sekali belum mendapatkan suntikkan. Bukannya terpecah dengan langkah pemberian suntikan vaksinasi ketiga buat kalangan tertentu.

“Tentu kalau benar ini, sangat memprihatinkan dan menyedihkan karena bukan prioritas. Artinya, kita tidak belajar dari vaksinasi yang kita lakukan yang sekarang mengakibatkan tingkat kematian kasus Covid-19 kita tinggi,” jelas Dicky kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Kamis (29/7/2021).

Baca Juga: Viral Influencer Dapat Jatah Vaksin Booster Moderna, Perlukah Jadi Prioritas? | Asumsi

Ia menambahkan, sejak awal target vaksinasi yang dilakukan pemerintah memang terkesan tidak serius. Menurutnya, vaksinasi yang terjadi saat ini tidak murni fokus pada upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.

“Saat ini tidak maksimal menekankan vaksinasi pada kelompok masyarakat yang rawan dari sisi pekerjaan dan kondisi tubuhnya. Hal ini makanya, yang mendatangkan masalah kasus tinggi terus. Semoga isu influencer ini tidak benar. Kalau iya, benar-benar negara kita tidak belajar,” jelasnya.

Maka, ia mengingatkan pentingnya untuk bersungguh-sungguh untuk meningkatkan target vaksinasi tahap 1 dan 2, alih-alih memulai suntikan dosis ketiga untuk kalangan yang bukan prioritas, seperti tenaga kesehatan.

Sekalipun, dosis vaksin Moderna ini kelebihan jumlahnya untuk diberikan kepada tenaga kesehatan, ia menyarankan sebaiknya diberikan kepada kelompok usia rentan dan rawan terpapar Covid-19. 

“Menurut saya, belum tentu juga ada kelebihan. Tentu yang terpenting kita harus selesaikan dulu yang kelompok rawan ini, seperti lansia, orang dengan komirbid, dan kelompok difabel itu ternasuk yang rawan. Kalau memang kelebihan, ya bisa diberikan ke mereka kalau memang sudah dapat dosis vaksin pertama dan kedua,” tuturnya.

Nakes Paling Berhak Dapat Vaksin Booster

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono, ikut angkat bicara soal isu ini. Menurutnya, tidak ada kelompok masyarakat lain yang berhak menerima vaksinasi dosis ketiga selain tenaga kesehatan.

“Enggak ada kelompok lain yang paling membutuhkan dan perlu jadi prioritas vaksinasi booster ini selain tenaga kesehatan titik. Influencer itu apa sih, gunanya dapat suntikan vaksin ketiga? Enggak ada pengaruhnya juga buat pelayanan kesehatan publik,” ujarnya, saat dihubungi Asumsi.co secara terpisah.

Baca Juga: LaporCovid-19: Lebih Dari 19.000 Kematian Belum Tercatat | Asumsi

Menurutnya, jika dosis vaksin Moderna berlebih pun, tidak ada pihak lain yang lebih berhak menerimanya, selain tenaga kesehatan yang hingga kini masih berada di garda terdepan dalam melayani publik yang terpapar Covid-19.

“Buat tenaga kesehatan. Saya tegaskan lagi, vaksin dosis ketiga ini cuma buat tenaga kesehatan. Masyarakat biasa yang utama ini dapat suntikan vaksin dosis pertama dan kedua. Kalau sudah divaksinasi full, jaga diri dengan taat protokol kesehatan dan enggak keluar rumah kalau enggak perlu,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia (UI) Agus Pambagio. Ia mengatakan, influencer merupakan kalangan yang sama sekali tidak membutuhkan vaksin booster. 

“Ngapain sih, influencer kalau memang benar dapat jatah vaksin booster? Buat tenaga kesehatan saja itu. Mereka enggak butuh. Influencer itu kan, kerjaannya enggak berhadapan dengan pasien Covid-19 sehari-hari. Mereka bisa kerja dari rumah. Bisa enggak usah ke mana-mana,” ucap Agus. 

“Mau buat apa sih? Jalan-jalan? Di mana empatinya? Enggak usah main-main lah, kita lagi mengejar target vaksinasi 70 persen penduduk kok, malah mau ada membeda-bedakan vaksinasi tambahan khusus influencer. Ngawur kalau benar,” lanjutnya.

Apa Kata Influencer?

Influencer sekaligus travelblogger Kenny Santana menyatakan, lebih setuju jika vaksin dosis ketiga dikhususkan hanya untuk tenaga kesehatan. Hal ini berdasarkan keputusan Kementerian Kesehatan yang menegaskan, kalau vaksin dosis ketiga cuma buat tenaga kesehatan.

Bila pemerintah nantinya memperbolehkan influencer atau kalangan masyarakat lain bisa divaksinasi dengan Moderna sebagai booster, kata dia, tentu hal ini berbeda soal.

“Itu kan, ketentuannya itu sekarang hanya buat nakes dan aku sih, setuju dosis ketiga ini memang sekarang hanya buat nakes. Kalau memang ada influencer yang dapat dosis ketiga, tentu menyalahi peruntukan yang ada. Kecuali dari pemerintah sendiri sudah memperbolehkan selain nakes, ya memang itu peruntukannya. Influencer yang heboh kemarin ini kan, juga bukan nakes sehingga jadi backlash,” kata Kenny kepada Asumsi.co lewat sambungan telepon. 

Sementara itu, soal influencer yang kemungkinan dibayar pemerintah untuk mengkampanyekan program tertentu seperti menggalakkan vaksinasi, ia mengaku sesama influencer tak pernah mendiskusikan hal ini. Sehingga, ia tidak pernah tahu soal adanya dugaan influencer yang dapat suntikan booster itu dapat bayaran. 

“Aku selama ini enggak pernah saling share dengan teman-teman influencer lain soal ini. Setahuku, dibayar atau tidak itu kan jelas, kalau memang ada sponsornya atau segala macam yang dicantumkan di unggahannya. Kalau program pemerintahan itu enggak tahu juga,” pungkas pemilik akun @kartuposinsta ini.

Share: Influencer Dinilai Tak Layak Dapat Suntikan Vaksin Dosis Ketiga