General

‘Hoax’ Kontainer Berisi Surat Suara yang Dicoblos, Siapa Penebar Isu Itu?

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Panggung politik tanah air kembali dihantam isu panas jelang kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Kali ini muncul isu soal kontainer yang berisi surat suara yang sudah dicoblos untuk salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Seperti apa kronologinya?

Informasi tentang penemuan kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos untuk calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo itu awalnya sempat disampaikan oleh Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief. Lewat akun Twitter-nya, Andi berkicau soal kabar itu pada Rabu, 2 Januari 2019 malam.

Dalam cuitannya, Andi mengatakan “mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar”. Kicauan itu diunggah Andi pada pukul 20.05 WIB, Rabu, 2 Januari 2019. Cuitan Andi itu pun akhirnya beredar luas.

Tak hanya itu saja, selain cuitan itu ada pula satu rekaman suara berdurasi sekitar 44 detik yang beredar di kalangan awak media. Dalam rekaman itu, dikatakan bahwa ada tujuh kontainer di Tanjung Priok dan bahwa “ini Marinir sudah turun, dibuka satu, isinya kartu suara yang sudah dicoblos nomor satu.”

Sayangnya, cuitan Andi Arief soal kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos itu akhirnya dihapus dan saat ini sudah tidak ditemukan lagi, terutama setelah Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman bergerak cepat mendatangi langsung pelabuhan Tanjung Priok, untuk membuktikan kebenaran terhadap informasi yang beredar.

Baca Juga: Makna Tantangan Andi Arief Minta Satu Mata Jokowi untuk Novel Baswedan

Pihak KPU Tegaskan Isu Itu Hoax

Atas kabar tersebut, pihak KPU pun menegaskan bahwa kabar adanya tujuh kontainer berisi surat suara pemilihan presiden yang sudah dicoblos adalah hoax. Kepastian itu disampaikan Arief Budiman setelah melakukan pengecekan berkas bersama Bawaslu dan Bea dan Cukai di Kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Selain itu, Arief juga membantah kabar yang menyebut KPU telah menyita satu kontainer yang berisi surat suara yang sudah dicoblos. “Hari ini kami memastikan, berdasarkan keterangan yang didapat oleh pihak Bea Cukai, tidak ada kebenaran tentang berita tujuh kontainer tersebut, itu tidak benar,” kata Arief di kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis, 3 Januari 2019 dini hari WIB.

“Tidak benar juga kabar bahwa ada TNI AL yang menemukan itu, dan tidak benar bahwa KPU dikatakan telah menyita satu kontainer tersebut,” ujarnya.

Arief menuturkan, kabar mengenai adanya tujuh kontainer berisi surat suara pemilu beredar mulai Selasa, 2 Januari 2019 sore. Berdasarkan informasi yang beredar luas, tujuh kontainer yang disebut berisi surat suara yang sudah dicoblos tersebut datang dari China.

Informasi itu mengatakan bahwa masing-masing kontainer berisi 10 juta lembar surat suara dan kabarnya satu kontainer sudah dibuka. Selain itu, kabar tersebut juga menyebutkan bahwa surat suara sudah dicoblos pada gambar pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01. Arief menegaskan, seluruh berita tersebut adalah kabar bohong alias hoax.

Baca Juga: Pesta Demokrasi Pileg dan Pilpres 2019, Rakyat Dapat Apa?

“Jadi semua berita itu bohong,” kata Arief. Dalam pengecekan ke kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Arief didampingi oleh jajaran komisioner KPU, Ilham Saputra, Hasyim Asyari, Viryan Azis, dan Pramono Ubaid Tanthowi. Sementara dari pihak Bawaslu, hadir Komisioner Mochammad Afifuddin dan Rahmat Bagja.

Ketua KPU Minta Penyebar Hoax Ditangkap

Kabar bohong soal kontainer yang berisi surat suara yang sudah dicoblos itu membuat Arief Budiman ingin pihak berwajib bergerak. Ia meminta agar penyebar kabar bohong tersebut untuk segera ditangkap. Termasuk, orang-orang yang menulis dan menyebarkan berita bohong tersebut.

“Penyebarnya harus ditangkap.Termasuk siapa yang menulis, berita bohong ini,” ujar Arief.

KPU pun mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Cybercrime Mabes Polri untuk melakukan penelusuran atas kabar tersebut. “Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian,”ucapnya.

Apa Kata Kubu Jokowi?

Kubu Jokowi pun angkat bicara setelah ramai informasi hoax soal kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos tersebut. Pada Kamis, 3 Januari 2018 pagi, Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kristayanto bereaksi keras terhadap pernyataan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief. Hasto mengatakan pernyataan Andi sangat provokatif.

“Sangat provokatif, cermin kekerdilan jiwa, mental prejudice, dan sangat berbahaya. Pernyataan jalanan tanpa dasar tersebut sudah memenuhi delik hukum untuk dipersoalkan,” kata Hasto, Kamis, 3 Januari 2018.

“PDI-Perjuangan menyerukan seluruh partai untuk wajib menjaga suasana yang kondusif dan menjaga disiplin seluruh anggota dan kadernya agar tidak menciptakan kegaduhan yang merusak energi persatuan bangsa,” ujarnya.

Baca Juga: Politik Humor Ala Nurhadi-Aldo, Poros Ketiga yang Dinginkan Kubu Cebong dan Kampret

Tak hanya Hasto, juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, bahkan mendorong aparat keamanan untuk memburu pelaku kejahatan dan aktor intelektual yang memproduksi, menyebarkan kabar bohong tersebut. “Kejahatan ini adalah tindakan yang berbahaya bagi stabilitas politik, meresahkan masyarakat, mengganggu pemilu dan berpretensi mendelegitimasi pemilu,” kata Ace, Kamis, 3 Januari 2018.

Ace pun mengungkapkan beberapa contoh yang dinilainya pararel dan seperti berhubungan dengan “serangkaian skenario” yang terjadi jelang Pilpres 2019 beberapa waktu terakhir ini. Isu itu antara lain soal e-KTP yang dimusnahkan, pemilih hantu sampai surat suara yang didatangkan dari China.

Sementara itu, Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Arsul Sani menyatakan bahwa pihaknya bakal memproses hukum soal kabar bohong tersebut. “TKN akan mempertimbangkan untuk membawa kasus penyebaran hoaks yang diduga dilakukan oleh Andi Arief ini ke ranah hukum,” kata Arsul kepada wartawan, Kamis, 3 Januari 2019.

Meski begitu, Arsul tetap membuka pintu maaf kepada Andi jika mau mengakui perbuatannya karena sudah menyebarkan kabar bohong. “Kecuali yang bersangkutan secara terbuka meminta maaf dan mengakui perbuatan menyebarkan hoax tersebut,” ucap Sekretaris Jenderal PPP itu.

Menurut Arsul, hoax yang muncul itu tak hanya menimbulkan fitnah terhadap kubu pasangan calon nomor urut 01 saja. Lebih dari itu, hoax juga dipastikan akan membuat masyarakat resah. Maka dari itu, ia pun heran dengan perilaku sejumlah kader Partai Demokrat yang kerap menyebar isu kontroversi.

“TKN sendiri heran dengan perilaku segelintir kader Partai Demokrat yang kontras dengan gaya dan ajakan Ketua Umumnya Pak SBY mengajak agar menjaga ketenangan, kesantunan dalam berkontestasi,” ujarnya.

Share: ‘Hoax’ Kontainer Berisi Surat Suara yang Dicoblos, Siapa Penebar Isu Itu?