Isu Terkini

Debat Capres AS Trump vs Biden: Berawal Santai, Berakhir Kacau

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Debat perdana calon presiden Amerika Serikat (AS) yang mempertemukan si petahana Donald Trump dengan Joe Biden, penantangnya dari Demokrat, sudah selesai digelar Selasa (29/9/20) malam di Cleveland, Ohio, AS. Debat tersebut berawal santai, namun berakhir panas karena ketengilan Trump yang kerap menyela pembicaraan hingga akhirnya disebut badut oleh Biden.

Debat Pilpres AS antara Trump dan Biden berlangsung selama 90 menit di kampus Universitas Case Western Reserve, Cleveland, Ohio. Ini merupakan debat pertama dari tiga debat capres yang akan digelar jelang pemilihan umum yang akan berlangsung pada Selasa (3/11) mendatang.

Karena pembatasan akibat virus SARS-CoV-2, jumlah penonton yang hadir di dalam atrium hanya kurang dari 100 orang. Jabat tangan yang jadi salah satu tradisi dalam debat pun terpaksa dihilangkan.

Debat dimoderatori oleh jurnalis dari Fox News, Chris Wallace. Sekadar informasi, Wallace sendiri pernah menjadi moderator dalam debat capres AS pada tahun 2016 lalu. Debat pertama ini berfokus pada masalah domestik AS, termasuk persoalan pandemi COVID-19, kekosongan jabatan Mahkamah Agung, ekonomi, dan keadilan rasial.

Saat debat berlangsung, Trump dan Biden masing-masing diberi waktu dua menit untuk berbicara, dalam hal ini menjawab pertanyaan dan menanggapi satu sama lain. Aturan itu tentu saja berubah jadi formalitas belaka karena emosi kedua capres sulit dibendung lantaran dipicu serangan-serangan personal.

Sebetulnya, di awal, debat berlangsung cukup santai dan tenang. Pemandangan itu terlihat ketika Biden menanyakan kabar pada Trump yang melangkah menuju mimbarnya: “Bagaimana kabarmu, Bung?”

Namun, bukan Trump namanya kalau hanya berdiam diri tak memancing keributan. Trump yang merupakan kandidat dari Partai Republik itu kerap melancarkan berbagai interupsi yang betul-betul mengganggu dan mengintimidasi, sehingga membuat Biden tampak kesulitan menyatakan posisi politiknya kepada penonton hingga kehilangan pemikiran mengenai poin-poin substantif di awal debat.

Strategi Interupsi Bertubi-tubi Trump pada Biden

Selama 30 menit awal debat, Trump tampak berkali-kali menyela penjelasan Biden dengan maksud mencegah kandidat dari Partai Demokrat itu menyampaikan program politiknya kepada calon pemilih, terutama kepada sekitar 10 persen swing voters yang belum menentukan pilihannya.

Interupsi itu terjadi, misalnya, saat Biden mengkritik penanganan pandemi COVID-19 di bawah pemerintahan Trump. Ia mengatakan akan semakin banyak warga AS yang meninggal jika Trump tidak mengambil kebijakan yang lebih cerdas dan cepat. Trump yang kesal pun langsung menginterupsi Biden dengan menyerang intelektualitas lawannya itu.

“Jangan pernah Anda memakai kata pintar dengan saya. Tidak ada yang pintar tentangmu, Joe,” kata Trump.

Kemudian, Biden memberi penjelasan saat ditanya mengapa pemilih harus memilihnya daripada Trump di hari pencoblosan nanti. Biden menyebut Trump telah membuat negeri “Paman Sam” jauh lebih sakit, lebih miskin, lebih terpecah belah, dan lebih kejam.

“Ketika saya menjadi wakil presiden, kami diwarisi resesi. Saya diminta untuk memperbaikinya. Saya lakukan. Kami meninggalkannya dalam ekonomi yang besar dan dia menyebabkan resesi,” kata Biden.

Biden juga menyebut Trump sebagai bawahan Presiden Rusia Vladimir Putin. “Dia (Trump) anak anjing peliharaan Putin. Dia masih menolak mengatakan apa pun kepada Putin tentang imbalan untuk pembunuhan tentara Amerika,” kata Biden.

Pernyataan Biden sendiri merujuk pada laporan intelijen yang menunjukkan bahwa badan intelijen utama Rusia, GRU, menawarkan untuk membayar imbalan kepada Taliban karena telah membunuh tentara Amerika. Penemuan yang pertama kali dilaporkan oleh The New York Times itu dikatakan oleh sejumlah pihak tidak meyakinkan, termasuk presiden.

Terus Disela Trump, Biden: “Bisakah kau diam, bung?”

Trump dan Biden sering menyela satu sama lain ketika tidak mendapat jatah berbicara. Sampai akhirnya Biden membentak Trump dengan kalimat, “Bisakah kau diam, Bung?”

Momen itu terjadi saat pembahasan mengenai kandidat hakim Mahkamah Agung yang dicalonkan Trump, Amy Coney Barrett, menggantikan Ruth Bader Ginsburg. Trump menyatakan pencalonannya terhadap Barret adalah sah karena dia masih menjabat sebagai Presiden AS, sebagaimana dilansir Associated Press.

“Kami memenangi pemilihan. Pemilu memiliki konsekuensi. Kami memiliki senat. Kami memiliki Gedung Putih dan kami memiliki calon yang fenomenal, dihormati oleh semua,” kata Trump.

Sementara itu, Biden menyebut Trump sebagai pembohong. “Faktanya adalah bahwa semua yang dia katakan sejauh ini hanyalah kebohongan. Aku di sini bukan untuk mengungkapkan kebohongannya. Semua orang tahu dia pembohong,” kata Biden.

“Teman-teman, apakah kamu tahu apa yang badut ini lakukan?” ucap Biden.

Berkali-kali pula Trump menyela hampir setiap jawaban Biden mengenai Mahkamah Agung, rencana perawatan kesehatan para kandidat, serta bantahan Biden kepada Trump.

Tujuan debat pun berubah, yang semula tentu saja untuk mengeksplorasi berbagai kebijakan menjadi jadi tak terkendali. Trump mengabaikan Biden dan terus berbicara kepada Wallace. “Tetaplah mengoceh, Bung,” kata Biden. “Orang-orang mengerti, Joe. Selama 47 tahun, Anda tidak melakukan apa-apa,” balas Trump.

Selain itu, Biden menyerang Trump atas ketidakmampuannya menangani pandemi COVID-19 yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 200.000 orang di AS. “Dia panik, atau dia melihat pasar saham,” kata Biden, merujuk pada seruan Trump untuk membuka kembali ekonomi saat dia meremehkan ancaman virus.

“Anda adalah presiden terburuk yang pernah dimiliki Amerika,” lanjut Biden.

Trump kemudian menanggapinya dengan mengatakan bahwa pemerintahannya telah melakukan “pekerjaan yang hebat,” dan kemudian membalas lawannya itu dengan mengatakan: “Tapi kukatakan padamu, Joe, kau tidak akan pernah bisa melakukan pekerjaan yang kami lakukan.”

Saat debat berlangsung, Trump juga mengejek Biden terkait penggunaan masker. “Saya pakai masker kalau perlu saja. Saya tidak pakai masker seperti dia. Tiap kali kamu melihatnya, dia selalu memakai masker,” kata Trump.

“Dia bisa saja berbicara dari jarak 200 kaki dan dia tetap muncul memakai masker terbesar yang pernah saya lihat,” ucap suami Melania Trump itu.

Biden menanggapi ledekan Trump itu dengan santai dan menegaskan bahwa masker justru membuat perbedaan besar. “Kepala CDC sendiri mengatakan jika semua orang mengenakan masker dan menjaga jarak sosial dalam periode sekarang dan Januari, kita akan menyelamatkan 100.000 nyawa,” kata Biden.

Moderator Juga Kewalahan Kendalikan Interupsi Trump

Pada satu kesempatan, Trump bahkan berdebat dengan Wallace saat sang moderator itu bertanya tentang layanan kesehatan. Awalnya, Wallace menanyakan janji Trump yang akan mencabut dan mengganti Obamacare, layanan kesehatan di masa mantan Presiden AS Barack Obama.

“Tetapi dalam empat tahun ini Anda tidak pernah membuat rencana komprehensif untuk menggantikan Obamacare,” kata Wallace.

Belum lagi Wallace menyelesaikan pertanyaannya, Trump malah langsung memotong dan menjawab, “Ya, saya punya. Saya sudah menyingkirkan fasilitas itu (Obamacare),” kata Trump.

Lalu, Wallace pun meminta Trump menjawab ketika dirinya sudah selesai bertanya. “Saat saya selesai, saya akan memberi Anda kesempatan untuk…”

Sayangnya, Trump tetap saja bertingkah tengil dengan lagi-lagi menyela pertanyaan Wallace. “Maaf saya sudah menghilangkan itu,” jawabnya. “Ini benar-benar hal yang besar,” imbuh Trump.

“Anda yang memperdebatkannya, bukan saya,” kata Wallace.

Wallace pun mengingatkan bahwa Trump seharusnya berdebat dengan Biden, bukan dengan dirinya. “Anda berdebat dengan dia (Biden), bukan saya. Biarkan saya mengajukan pertanyaan,” ucap Wallace.

Lantas, Wallace pun menanyakan soal rencana layanan kesehatan dari Trump. Namun, Trump kemudian menjawab, “Saya pikir saya berdebat dengan Anda. Bukan dia (Biden). Tapi tidak apa-apa, saya tidak terkejut,” tuturnya.

Tak hanya sekali, momen Wallace memperingatkan Trump kembali muncul ketika pembahasan soal anak Biden, Hunter Biden, disinggung dalam sesi debat. Trump terus berupaya menyela ketika Biden menyampaikan jawabannya.

Wallace pun tak tinggal diam dan berulang kali memperingatkan, namun hal itu tak dihiraukan Trump. Hingga Wallace pun memperingatkan dengan nada suara meninggi. “Aku benci harus menaikkan suaraku,” ujarnya.

Share: Debat Capres AS Trump vs Biden: Berawal Santai, Berakhir Kacau