Isu Terkini

Bencana Alam di Desember 2018: Dari Gempa, Longsor, Angin Puting Beliung, Sampai Tsunami

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Di penghujung tahun 2018, Indonesia memiliki cukup banyak cobaan. Bencana alam seperti tak bosan menghampiri negeri yang belum berhasil membuat antisipasi. Tak ayal, korban jiwa kerap kali harus terjadi.

Saat ini saja, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan kalau Gunung Anak Krakatau sedang berstatus siaga. Masyarakat pun diminta tidak mendekati kawah dalam radius 5 kilometer. Dalam situs PVMBG, laporan periode pengamatan Gunung Anak Krakatau dilaporkan adanya kegempaan Tremor Menerus (Microtremor) yang terekam. Suara dentuman pun mulai terdengar di Pos PGA (Pos Pengamatan Gunung Api).

Imbauan ini harus diperhatikan oleh masyarakat sekitar. Jangan sampai ada nyawa lagi yang menjadi korban. Sebab sebelumnya, sudah ada deretan bencana alam yang terjadi di bulan Desember tahun ini.

Tsunami Selat Sunda

Tsunami menerjang Banten dan Lampung pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam. Tsunami tak terduga itu akibat dari runtuhan gunung anak Krakatau di dasar laut. Korban meninggal dunia akibat tsunami di Banten dan Lampung yang berhasil ditemukan pun terus bertambah.

Data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu, 26 Desember 2018 pukul 14.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 430 jiwa. “Data kami hari ini jumlah korban meninggal dunia 430 jiwa, jumlah korban luka masih 1.485 jiwa, hilang 154 jiwa,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu, 26 Desember 2018 kemarin.

Hasil ini tentunya masih berupa data sementara. Sebab Tim SAR gabungan sendiri masih terus mencari korban hilang yang diduga masih berada di wilayah terisolir seperti di Kecamatan Sumur. “Ini data sementara kemungkinan besok akan bertambah jumlah korban,” jelas dia.

Longsor Tol Salatiga-Kartasura

Tebing jalan di ruas Tol Kartasura-Salatiga Km 489, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah longsor setelah diguyur hujan deras, pada Rabu, 26 Desember 2018.Beruntungnya, longsor sepanjang 20 meter tersebut tidak sampai menggerus badan jalan. Mengantisipasi kemungkinan adanya mobil yang terperosok, petugas tol kemudian menutup bagian bahu jalan dengan rambu-rambu peringatan.

Petugas jalan tol, Aryo Gunanto mengatakan, longsor tebing tol terjadi karena saluran air belum berfungsi normal. Sebab, selama liburan Natal dan tahun baru semua proyek pembangunan jalan tol harus dihentikan.

“Longsor terjadi karena aliran air belum bisa berfungsi secara normal. Akibatnya aliran air hujan terhenti dan membuat tebing jalan tol longsor,” katanya.

Menurut Aryo, tebing jalan tol yang longsor akan langsung diperbaiki untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Aryo juga memastikan meski terjadi longsoran arus lalu lintas di Jalan Tol Kartasura-Salatiga dipastikan tidak terganggu. “Petugas hanya menutup lajur bahu jalan yang hanya digunakan saat darurat saja,” tandasnya.

Angin Puting Beliung di Tuban

Angin puting beliung menerjang wilayah Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur pada Minggu, 23 Desember 2018 malam. Bencana itu menyebabkan lebih dari 100 bangunan di Desa Siding mengalami kerusakan. Ada tiga rumah roboh dan 147 rumah mengalami rusak ringan.

Camat Bancar, Danarji mengatakan, tiga bangunan yang roboh yaitu milik Yatman (43), Karju (65), warga setempat dan satu TK Dharma Wanita yang tertimpa pohon. Selain tiga bangunan yang mengalami rusak parah, ada 147 bangunan warga lain yang mengalami rusak ringan. Sejumlah bangunan yang rusak itu karena tidak dapat menahan terjangan angin puting beliung.

Danarji juga menjelaskan bahwa setelah kondisi angin tenang petugas dari Forkopimka langsung datang ke lokasi untuk melakukan pertolongan serta pendataan, juga memberikan sejumlah bantuan. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun jumlah kerugian ditaksir mencapai Rp 150 juta.

Gempa di NTB

Tak hanya tsunami, longsor, dan angin puting beliung, gempa juga terjadi di bulan Desember. Gempa magnitudo 4,9 itu menggoncang Pulau Panjang, Nusa Tenggara Barat. Getaran gempa dirasakan di Lombok hingga Karangasem, Bali.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) lewat situs resminya menginformasikan gempa terjadi pada Rabu, 26 Desember 2018 pukul 19.22 WIB malam kemarin. Pusat gempa berada di laut 19 kilometer Barat Laut Pulau Panjang, pada kedalaman 10 kilometer.

Getaran gempa dirasakan di Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat, Karangasem, hingga Mataram. Meski getaran dirasakan cukup luas, namun BMKG menginformasikan gempa tidak memiliki potensi tsunami.

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Kepada masyarakat di wilayah Sumbawa Barat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujar Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, Bali, M Taufik Gunawan.

Share: Bencana Alam di Desember 2018: Dari Gempa, Longsor, Angin Puting Beliung, Sampai Tsunami