General

Usai Konflik, Ini Strategi Partai Hanura Bangkit di Pemilu Legislatif 2019

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) tak ingin lama-lama berkutat dengan konflik yang belakangan tengah melanda internal mereka. Sadar tengah berada di tahun politik, partai pimpinan Oesman Sapta Odang itu akan segera bangkit demi menghadapi Pemilu Legislatif 2019 mendatang. Nah gitu dong biar bisa fokus bertarung di 2019 kan.

Seperti kita tahu nih guys, konflik di internal Hanura sendiri akhirnya mereda setelah kedua kubu yakni sang ketua umum, Oesman Sapta Odang (OSO) dan sang sekretaris jenderal, Sarifuddin Sudding akhirnya berdamai. Adalah Ketua Dewan Pembina, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, yang turun tangan mendamaikan.

Pertemuan kedua kubu sendiri berlangsung di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa (23/01). Selain dihadiri Ketua Umum Hanura, OSO dan Sekjen Partai Hanura, Syarifuddin Sudding, pertemuan tersebut juga dihadiri sang Ketua Umum Hanura versi Munaslub, Daryatmo.

Nah, setelah kedua kubu berdamai, Hanura pun langsung bergerak cepat untuk bangkit demi menghadapi Pemilihan Legislatif 2019. Wakil Sekjen Partai Hanura Kubu Daryatmo, Dadang Rusdiana, menilai kunci keberhasilan partainya untuk lolos dalam pemilu legislatif 2019 adalah rekonsiliasi total pasca konflik internal.

Dadang menjelaskan bahwa hal itu perlu menjadi fokus penting, terutama setelah melihat rendahnya elektabilitas Hanura dalam survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, beberapa hari lalu. Pada survei itu, elektabilitas Hanura hanya mencapai 0,7 persen. Dengan angka sekecil ini, artinya Hanura tidak akan lolos ke parlemen pada Pileg 2019 yang mensyaratkan parliamentary threshold sebesar 4%.

Sekadar informasi, tak hanya Hanura aja nih guys, tapi ada tiga parpol lain yang juga terancam tak lolos ke parlemen berdasarkan hasil survei LSI itu. Tiga parpol itu adalah PPP dengan 3,5 persen, PKS 3,8 persen dan PAN 2,0 persen.

Survei itu sendiri dilakukan pada 7-14 Januari 2018 dengan responden sebanyak 1.200 orang yang dipilih berdasarkan multistage random sampling. Wawancara tatap muka dengan responden dilakukan serentak di 34 provinsi dari tanggal 7-14 Januari 2018. Margin of error survei ini adalah plus minus 2,9 persen.

Nah, hasil survei itu tentu sangat jauh dari ambang batas parlemen sebesar 4 persen untuk Pemilu Legislatif 2019. Hal itulah yang membuat Hanura bakal bangkit dengan strategi yang sudah disiapkan.

“Tentunya rekonsiliasi menjadi modal dasar kami bangkit melewati ambang batas 4 persen,” kata Dadang Rusdiana seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (25/01).

Dadang Rusdiana menegaskan bahwa rekonsiliasi harus dilakukan secara menyeluruh sehingga pemecatan di level daerah oleh kepengurusan pusat saat ini harus dihentikan. Jika pemecatan terus dilakukan, maka hal ini akan berdampak pada elektabilitas Hanura.

Selain itu, Dadang juga meminta kepengurusan agar dikembalikan kepada hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) 2016. Jika hal itu tak dilakukan maka Hanura diyakini akan sulit mendongkrak elekabilitasnya. Alasannya cukup jelas, yaitu karena kubu yang dipecat berpeluang besar menyerang partai dengan membentuk barisan sakit hati.

Jadi sekali lagi nih guys, Dadang menegaskan bahwa Hanura harus segera menghentikan tindakan pemecatan pengurus partainya. So, nanti tak ada lagi kelompok yang merasa menang dan kalah setelah rekonsiliasi kemarin demi menyolidkan partai.

“Jadi hentikan pemecatan! Hentikan Musdalub dan muscablub! Pasti Hanura akan menjadi besar,” tegasnya.

Sekadar informasi, sebelumnya konfik di internal Partai Hanura dimulai dari kader partai yang melayangkan mosi tidak percaya kepada ketua umum mereka, Oesman Sapta Odang alias OSO. Berbekal mosi tidak percaya yang dikeluarkan oleh 24 DPD Hanura seluruh Indonesia ini, Sekjen Hanura, Sarifuddin Sudding, memecat OSO dan menggantinya dengan ketua umum baru, Daryatmo.

Lalu, lantaran tak terima dengan keputusan tersebut, kedua belah pihak, Hanura versi OSO dan versi Sudding-Daryatmo saling lapor polisi dengan dugaannya masing-masing. Namun, setelah konflik berlangsung beberapa hari, Wiranto akhirnya berhasil mendamaikan kedua kubu.

Share: Usai Konflik, Ini Strategi Partai Hanura Bangkit di Pemilu Legislatif 2019