Budaya Pop

Tes Kesehatan Sebelum Nikah, Penting Enggak Sih?

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Menikah merupakan momen bahagia yang dilewati dengan proses panjang dan cukup rumit. Bayangin aja, jelang pernikahan biasanya calon pengantin melakukan berbagai persiapan, enggak hanya soal mental dan finansial saja, tapi juga perihal kesehatan. Ya, tes kesehatan jelang pernikahan ternyata penting dilakukan.

Sayangnya, tes kesehatan jelang menikah ini ternyata masih kerap diabaikan dan tak jarang sering kali dilupakan. Padahal proses itu penting dilakukan dan tentunya akan bermanfaat bagi kedua orang yang akan menikah. Maka dari itu, bagi pasangan yang hendak menikah harusnya menyadari hal itu.

Setidaknya pasangan yang akan menikah minimal melakukan tes darah dan pemeriksaan lainnya misalnya hepatitis dan penyakit menular lainnya. Perlu diketahui, penyakit menular dan penyakit kronis adalah dua kategori yang sebaiknya diperiksakan, agar nantinya pasangan yang mengidap penyakit menular atau kronis tertentu akan bisa dicarikan solusinya bersama-sama.

Beberapa Tes Kesehatan Sebelum Menikah

Seperti dikutip dari laman Hello Sehat, setidaknya ada beberapa tes kesehatan yang harus dijalani pasangan sebelum menikah. Apa saja itu?

Tes darah
Tes ini dilakukan dalam rangka pemeriksaan terhadap laju endap darah. Tes ini juga dikenal dengan hematologi rutin (complete blood count) yang bermanfaat untuk mengetahui kesehatan individu secara umum dengan memeriksa komponen darah untuk mendeteksi kondisi anemia, leukemia, reaksi inflamasi dan infeksi, penanda sel darah tepi, tingkat hidrasi dan dehidrasi, polisitemia pada individu.

Baca Juga: Apa Jadinya Kalau Nick Jonas dan Priyanka Chopra Nikah di Indonesia?

Selain itu, pemeriksaan hematologi rutin juga bertujuan untuk mengetahui adanya resiko melahirkan keturunan dengan thalassemia dan hemofilia, namun juga perlu diperkuat dengan pemeriksaan hemoglobin HPLC, ferritin, dan badan inklusi HbH serta hematologi faal hemostasis.

Pemeriksaan golongan darah dan rhesus
Lalu, ada juga tes untuk mengetahui kecocokan rhesus dan efeknya terhadap ibu dan bayi. Jika calon pasangan memiliki rhesus yang berbeda, kemungkinan ibu akan mengandung anak dengan rhesus yang berbeda. Hal ini dapat berbahaya bagi kesehatan anak dalam kandungan karena dapat merusak sel darah dan menyebabkan anemia dan organ dalam bayi.

Pemeriksaan kadar gula darah
Tes ini dilakukan berdasarkan kadar glukosa puasa untuk menentukan kondisi hiperglikemia seseorang. Hal ini diperlukan untuk mencegah dan penanganan dini dari komplikasi yang disebabkan oleh diabetes saat hamil.

Pemeriksaan urin
Tes ini dikenal juga dengan sebutan pemeriksaan urinalisa, yang berguna untuk mendeteksi penyakit metabolik atau sistemik serta mendeteksi gangguan ginjal berdasarkan karaktertistik kimia (berat jenis, pH, leukosit esterase, nitrit, albumin, glukosa, keton, urobilinogen, biliubin, darah), sedimen mikroskopis (eritrosit, leukosit, silinder, epitel sel, bakteri, kristal), dan makroskopis (warna dan kejernihan).

Deteksi infeksi menular seksual
Dilakukan dengan uji VDRL atau RPR dengan menggunakan sampel darah. Keduanya berfungsi untuk mendeteksi antibodi yang bereaksi terhadap bakteri penyakit sifilis, Treponema pallidum. VDRL dapat menghasilkan hasil postif yang salah terhadap penyakit sifilis jika seseorang juga menderita beberapa penyakit infeksi seperti HIV, malaria, dan pneumonia saat pemeriksaan.

Baca Juga: Anies Baswedan Bersikeras Nikah Massal Jadi Tradisi Jakarta Meski Tak Ada Dana

Deteksi infeksi hepatitis B
Pemeriksaan ini dilakukan dengan deteksi penanda awal infeksi Hepatitis B. Bila HBsAg menetap dalam darah selama lebih dari 6 bulan, berarti telah terjadi infeksi kronis. Pemeriksaan HBsAg bertujuan untuk mencegah transmisi hepatitis B kepada pasangan melalui hubungan seksual, dan dampak buruknya kepada janin seperti cacat dan kematian akibat penularan kongenital selama kehamilan.

Deteksi penyakit penyebab kelainan selama masa kehamilan
Tes ini di antaranya penyakit yang disebabkan oleh kuman Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simplex (TORCH) berdasarkan aktivitas imunitas humoral IgG sebagai penanda infeksi. Infeksi akut TORCH pada saat hamil atau di atas 4 bulan sebelum hamil akan berisiko pada kehamilan berupa keguguran, bayi lahir prematur, dan dapat juga menyebabkan kelainan janin.

Apa Manfaatnya Bagi Kedua Pasangan?

Pemeriksaan kesehatan bagi pasangan sebelum menikah sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit infeksi, apabila salah satu pasangan terdeteksi mengidap penyakit. Seperti dikutip dari Unair News, Dokter ahli kandungan di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair), Muhammad Ardian C.L., dr., Sp.OG, M.Kes, menjelaskan beberapa tahap pemeriksaan kesehatan pranikah yang meliputi pemeriksaan penyakit terdahulu, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan penyakit terdahulu dapat memberikan gambaran risiko penyakit yang dimiliki. Kemudian dengan pemeriksaan fisik dapat diketahui adanya gangguan atau kelainan, dan akhirnya dengan pemeriksaan laboratorium, berbagai penyakit yang belum diketahui sebelumnya dapat terdeteksi.

Baca Juga: PSI Tolak Poligami dan Janjinya dalam Mengangkat Kesetaraan Hak Perempuan

Beberapa hal yang dapat diantisipasi dengan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah selain kelainan genetis, juga meliputi resiko penularan penyakit seperti hepatitis, TBC, toksoplasma, serta HIV/AIDS, resiko infertilitas, kematian ibu dan bayi, serta bayi lahir cacat.

Maka dari itu, pemeriksaan tambahan selain tes kesehatan yang sudah dijelaskan di atas juga penting misalnya pemeriksaan terhadap beberapa penyakit infeksi seperti klamidia, HIV, serta gangguan hormon tiroid. Deteksi tersebut sangat penting, jika pasangan ingin segera menjalani kehamilan maupun menunda kehamilan.

HIV sendiri merupakan penyakit yang memiliki perjalanan penyakit yang lama (kronis) dan menyerang imunitas tubuh. HIV sangat mudah ditularkan bagi pasangan suami istri bahkan berdampak pada kehamilan dan kelahiran anak yang sudah terinfeksi HIV. Untuk itu, pemeriksaan HIV dapat dilakukan dengan metode standar untuk mendeteksi antibodi HIV melalui cairan tubuh atau dengan metode rapid untuk mendeteksi antibody HIV dengan pemeriksaan sampel darah.

Share: Tes Kesehatan Sebelum Nikah, Penting Enggak Sih?