Isu Terkini

Terkendala Infrastruktur, PSSI Harap Bali Tetap Jadi Venue Piala Dunia U-20 2021

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengatakan bahwa Stadion Kapten I Wayan Dipta di Bali belum memutuskan mundur dan masih berpeluang jadi salah satu venue perhelatan Piala Dunia U-20 2021 di Indonesia. Meski sudah ditunjuk menjadi salah satu tempat penyelenggara, PSSI mengungkapkan permasalahan Bali sebagai venue yakni bermasalah dengan lapangan latihan.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menegaskan Bali masih masuk sebagai kandidat meski memang ada kekurangan. “Semuanya belum pasti, tapi Bali kemarin dari penyelenggara menyampaikan cukup bermasalah dengan stadion latihan,” kata Iriawan di iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (17/02/20).

Sebelumnya, pengelola Stadion Kapten I Wayan Dipta mengaku tak siap menjadi calon tuan rumah Piala Dunia U-20 karena fasilitas penunjang seperti lima lapangan untuk tempat latihan di sekitar stadion belum ada. Persyaratan itu menjadi kewajiban yang diminta FIFA untuk setiap stadion Piala Dunia U-20.

Kalau syarat dari FIFA itu tak dipenuhi, maka stadion terkait tak boleh melangsungkan pertandingan. Sejauh ini, Iriawan menyebut Bali sebagai tuan rumah belum bisa memastikan lima lapangan latihan yang disyaratkan oleh FIFA dalam gelaran turnamen yang rencananya akan berlangsung pada 24 Mei-12 Juni 2021.

“Jadi kami ke Bali untuk melihat, kalau yang lain sudah ada stadion latihan, tapi harus direnovasi. Kami menginginkan Bali karena tempat wisata, itu pertimbangan FIFA ada di sana,” ujarnya.

Seiring dengan kabar mundurnya Bali, Iriawan mengatakan pihaknya menambahkan opsi lain yakni Stadion Utama Riau, Pekanbaru, sebagai calon tempat laga Piala Dunia U-20. Padahal, stadion tersebut tidak masuk sepuluh lokasi yang didaftarkan ke FIFA untuk pertandingan ajang tersebut.

Baca Juga: Di balik Kegemilangan Bali United

Beberapa hari lalu Iriawan beserta sejumlah pengurus PSSI telah mengunjungi tempat tersebut. Ia menyebut kalau FIFA tidak akan mempersoalkan tentang penambahan Stadion Utama Riau. Meski begitu, Iriawan menegaskan bahwa status Bali belum dikeluarkan menjadi salah satu kandidat tempat berlangsungnya Piala Dunia U-20, bersama 10 stadion lainnya.

Adapun 11 stadion tersebut adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Pakansari (Bogor), Stadion Manahan, Stadion I Wayan Dipta (Bali), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Mandala Krida (Yogyakarta), Stadion Gelora Sriwijaya (Palembang), Stadion Wibawa Mukti (Bekasi), Stadion Patriot Candrabhaga (Bekasi), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung) dan Stadion Utama Riau (Pekanbaru).

Nantinya, FIFA yang akan menentukan enam stadion lokasi pertandingan Piala Dunia U-20 2021. “Kami kirim surat ke FIFA untuk persetujuan. Pada bulan Maret 2020, kami dengan FIFA akan kembali berkeliling untuk menentukan enam dari 11 stadion yang ada. Kami akan bertemu dengan kepala daerah setempat,” ujar Iriawan.

Kesulitan Bali Gelar Piala Dunia U-20 2021

Sebelumnya, CEO Bali United Yabes Tanuri memberi respons terkait isu mundurnya Bali sebagai salah satu penyelenggaran Piala Dunia U-20. Ia mengatakan kata mundur kurang tepat, sebab yang benar adalah soal infrastruktur di Pulau Dewata itu yang kurang menunjang stadion utama yang ada.

Apalagi FIFA meminta setiap venue yang diajukan untuk Piala Dunia U-20 harus memiliki lima lapangan pendamping. Lapangan itu digunakan untuk latihan negara-negara yang bakal bertanding di venue tersebut. ”Lapangan latihan saja, kami (Bali United) tidak punya di sini. Apalagi, lapangan itu harus berstandar FIFA,” kata Yabes dikutip dari Jawa Pos, Sabtu (15/02).

Yabes menyebut standar FIFA untuk lapangan latihan, antara lain, terkait rumput. Hal itu ternyata jadi masalah besar. Sebab, rumput lapangan di Bali tidak sesuai standar FIFA, sehingga butuh perbaikan total dan keseriusan semua pihak jika ingin membenahinya.

Tak hanya itu saja, kesulitan lain yang muncul adalah terkait masalah penerangan. Berdasarkan standar FIFA, untuk setiap lapangan latihan di Piala Dunia U-20, penerangan yang dibutuhkan adalah 1.200 lux. Sedangkan di Bali penerangan di lapangan latihan terkadang tidak ada.

”Sekarang ini hanya ada dua lapangan. Yaitu, Lapangan Samudra dan Lapangan Banteng yang punya penerangan,” ujarnya.

Perlu diketahui, saat ini Bali United baru membangun training center di Bali. Itu pun masih masuk tahap pembangunan pemecah ombak. Sebab, training center yang sedang dibangun berada di pinggir pantai. ”Kalaupun sudah selesai, baru lapangan latihan saja. Paling nanti juga cuma satu saja penerangannya. Itu pun hanya 700 lux,” ucapnya.

Yabes pun mengaku tak masalah jika memang nanti Stadion Kapten I Wayan Dipta gagal jadi venue Piala Dunia U-20. Menurutnya, Bali bisa mengajukan diri sebagai venue pendamping untuk wasit. Artinya, tidak perlu menggelar pertandingan. ”Kan wasit ada tempat kumpulnya. Dikumpulkan dalam satu kota. Latihan bersama juga,” kata Yabes.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Gianyar, Made Wisnu Wijaya, juga mengaku tidak mempermasalahkan jika pada akhirnya Bali batal jadi tuan rumah. Menurut Made, pihaknya tak merasa dirugikan, karena hal itu sepenuhnya kewenangan PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olah Raga.

Made menyebut apabila batal dijadikan venue setidaknya pemerintah daerah berusaha memohon bantuan rehab untuk stadion yang dikontrak klub bola Bali United itu. “Kami tetap berusaha agar walaupun tidak jadi dipakai venue dapat dibantu (rehab) oleh Kementerian,” kata Made.

Lantaran stadion itu dikontrak jangka panjang oleh Bali United, maka pemerintah juga menyerahkan kewenangan rehab kepada pengontrak. “Karena rehab sepenuhnya kami serahkan ke Bali United dan sudah berjalan sesuai rencana dari Bali United,” ujarnya.

Sementara terkait bantuan rehab dalam bentuk dana atau barang dari pemerintah pusat, Pemkab Gianyar tetap mengharapkan. “Untuk bantuan dari pusat terkait hibah kita tunggu kebijakan pusat.”

Jatim Siap Cari Pengganti Bali

Sementara itu, Sekretaris Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jatim Amir Burhanuddin mengatakan belum mendapat informasi resmi dari PSSI pusat terkait tak siapnya Bali sebagai salah satu venue Piala Dunia U-20 2021. Padahal, Bali akan berpasangan dengan Jatim sebagai venue Piala Dunia U-20.

Meski begitu, Asprov PSSI Jatim justru sudah memikirkan langkah yang harus dilakukan. Tetapi, untuk eksekusinya, asprov tetap menunggu komunikasi dan instruksi dari PSSI pusat.

”Kalau memang Bali mundur, Jatim siap mencarikan penggantinya. Kami menunggu perintah dari PSSI. Kalau melihat dari dokumen yang sudah pernah dimasukkan dalam bidding ke FIFA, yang paling memungkinkan ya Stadion Gelora Joko Samudro, Gersik, dan Stadion Gelora Delta, Sidoarjo,” ujarnya.

Dua stadion itu sebelumnya diproyeksikan sebagai lapangan pendamping atau lapangan latihan. Pada 10 Februari lalu Ketua PSSI Mochamad Iriawan juga melakukan kunjungan ke dua stadion tersebut dan sempat mengatakan bahwa fasilitas Gelora Joko Samudro sudah setara dengan venue utama Piala Dunia.

Lebih lanjut, pabila satu di antara dua stadion tersebut terpilih sebagai pengganti Bali, Asprov PSSI Jatim akan mencari pengganti lapangan pendamping. ”Untuk lapangan pendamping akan kami koordinasikan lagi dengan gubernur Jatim, Pemkot Surabaya, juga Pemkab Gresik dan Sidoarjo,” ujarnya.

Share: Terkendala Infrastruktur, PSSI Harap Bali Tetap Jadi Venue Piala Dunia U-20 2021