Gubernur Jawa Timur Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan seringkali menghiasi daftar bakal calon presiden 2024 favorit dalam sejumlah survei politik. Teranyar, survei Charta Politika menunjukkan bila Ganjar mengungguli Anies.
Charta Politika Indonesia merilis survei bursa capres 2024 pada Minggu (28/3/21). Dari hasil survei tersebut, nama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memang unggul atas sejumlah nama lainnya. Termasuk unggul dari Ganjar dan Anies.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengungkapkan bahwa Prabowo meraih 19,2 persen dari total 1.200 responden. Sementara Ganjar menempati posisi kedua setelah Prabowo dengan perolehan suara 16 persen, lalu diikuti Anies 12,6 persen.
“Ada nama-nama baru yang muncul, yakni Risma, sekarang (menjabat sebagai) menteri sosial, kemudian AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), Mahfud MD, dan lain-lain,” kata Yunarto, Minggu (28/3).
Tak hanya itu, dalam simulasi pemilihan presiden dengan lima nama teratas, Prabowo masih unggul dengan perolehan 22,2 persen suara, kemudian diikuti oleh Ganjar Pranowo 20 persen, Anies Baswedan 14,2 persen, Sandiaga Uno 12,7 persen, dan Ridwan Kamil 9,2 persen.
Persaingan Ketat Ganjar Versus Anies di Bursa Capres 2024
Nama Prabowo memang nyaris selalu unggul dari berbagai survei politik, termasuk dalam survei Charta Politika. Keunggulan Prabowo di sejumlah survei dinilai wajar lantaran popularitasnya sebagai Menteri Pertahanan, serta sebagai sosok yang beberapa kali ikut pilpres.
Yang menarik adalah melihat persaingan nama-nama setelah Prabowo, terutama Ganjar dan Anies. Nyaris di berbagai survei, kedua nama ini juga sering bersaing merangsek ke posisi tiga besar sebagai sosok favorit dalam persaingan bursa capres 2024.
Misalnya, di survei pekan lalu dari Indikator Politik Indonesia, Anies berada di urutan pertama sebagai capres pilihan anak muda,dengan persentase 15,2 persen. Lalu, Ganjar menyusul di tempat kedua dengan 13,7 persen dan Ridwan Kamil 10,2 persen.
Peneliti Senior Charta Politika, Ardha Ranadireksa menilai, ada berbagai hal yang melatarbelakangi elektabilitas Ganjar menjadi lebih unggul daripada Anies. Pertama, perihal kinerja kedua gubernur dalam beberapa waktu terakhir. Kinerja itu dikatakannya bisa jadi bahan penilaian masyarakat.
“Saya pikir, kinerja Ganjar Pranowo cukup baik selama ini sebagai Gubernur Jawa Tengah. Sekedar flashback, Ganjar Pranowo adalah salah satu kepala daerah yang melakukan gebrakan ‘sidak’ terhadap pungli di periode pertama kepemimpinannya (tahun 2014). Sedikit banyak hal tersebut menjadi daya tarik Ganjar Pranowo di masyarakat,” kata Ardha saat dihubungi Asumsi.co, Senin (29/3).
Ardha pun memberikan contoh lain dari kinerja Ganjar terkini, yakni ketika ia menyikapi banjir Semarang (sekitar Feb 2021 lalu). Menurutnya, sikap Ganjar yang mengakui kesalahan cukup menyita perhatian masyarakat.
“Hal ini cukup menarik. Di tengah kondisi beberapa pemimpin daerah yang, tidak jarang, justru berkelit ketika terjadi permasalahan di wilayahnya,” ucap Ardha.
Sementara berkaitan dengan pandemi, Ardha menilai, penanganan COVID-19 di Jawa Tengah terlihat baik. Namun, hal ini tentunya tidak bisa disematkan hanya kepada Ganjar seorang, melainkan hasil kerja kolaboratif bersama dengan pemimpin daerah lainnya. “Tapi, setidaknya kinerja Ganjar merupakan salah satu hal yang mendorong elektabilitasnya saat ini,” katanya.
Lalu, bagaimana dengan Anies? Sama dengan Ganjar, penilaian yang bisa dilakukan masyarakat terhadap sosok Gubernur DKI Jakarta itu juga berasal dari kinerja.
Menurut Ardha, kinerja Anies dalam beberapa waktu terakhir berada dalam sorotan. “Memang Anies, akhir-akhir ini, kurang berhasil menampilkan dirinya terkait kinerja-kinerjanya. Justru, dalam beberapa hal, terkesan Wagub yang lebih dikedepankan terkait beberapa kinerja yang mendapat sorotan,” kata Ardha.
Selain itu, Ia melihat pemberitaan Anies sejauh ini lebih banyak yang ringan-ringan saja, seperti makan di warteg, bersepeda dan lain-lain. Sementara, pada hal-hal yang lebih bersifat esensial, Anies cenderung kurang terlihat mengelaborasi.
“Sementara kinerja Gubernur DKI, yang notabene merupakan ibukota, tentu menjadi perhatian masyarakat. Penanganan pandemi DKI, yang berhasil keluar dari zona merah, justru disampaikan oleh Riza Patria (Wagub). Padahal ini dapat menjadi salah satu langkah Anies untuk dapat mem-boosting popularitasnya,” kata Ardha.
Dalam rilis Charta Politika kemarin, Ardha menyebut, tren Anies tampak relatif stagnan, terutama dalam tiga bulan terakhir.
Charta Politika diketahui menggelar survei pada 20-24 Maret 2021. Survei dilakukan dengan metode wawancara telepon terhadap 1.200 responden. Survei menggunakan asumsi simple random sampling, dengan angka margin of error /- 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.