Politik

Survey SMRC: Ada Jokowi Dalam Elektabilitas Ganjar dan Anies, Prabowo Belum Meyakinkan

Irfan — Asumsi.co

featured image
Foto: Tangkapan Layar Youtube Najwa Shihab

Beberapa survei yang menganalisa bursa Calon Presiden 2024 belakangan ini mengerucut ke sejumlah nama. Secara umum, tiga besar nama yang selalu muncul adalah tokoh muda yang sekarang menjabat Gubernur. Mereka adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Sebagian survei juga ada yang menyertakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Namun, dalam survei Saiful Mujadi Research and Consulting, Kamis (1/4/2021), Ganjar Pranowo disebut sebagai figur potensial untuk berlaga di Pilpres 2024.

Kepada Asumsi.co, Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas menyebut analisis tentang keunggulan Ganjar diperoleh melalui penghitungan berjenjang tentang peluang sejumlah calon yang memiliki tingkat popularitas tinggi.

Dalam survei nasional yang dilakukan pada 28 Februari-8 Maret 2021 dengan melibatkan 1064 responden yang dipilih secara acak dan diwawancara secara tatap muka, terdapat tujuh tokoh yang kedikenalannya berada di atas angka 50 persen. Mereka adalah Prabowo Subianto (96 persen), Sandiaga Uno (83 persen), Anies Baswedan (81 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (66 persen), Ridwan Kamil (62 persen), Puan Maharani (61 persen), dan Ganjar Pranowo (54 persen). Tokoh-tokoh lainnya dikenal hanya oleh maksimal 50 persen responden.

Dalam survei dengan margin of error penelitian adalah ± 3.07 persen ini, SMRC menanyakan lagi kepada responden dari tujuh nama di atas, siapa yang akan dipilih menjadi presiden. Ternyata nama Ganjar selalu berada di peringkat teratas.

Simulasi semi terbuka dengan 42 nama capres, Ganjar mendapat dukungan terbesar 17.4 persen, selanjutnya Prabowo 14.4 persen, Anies Baswedan 13.3 persen, Sandiaga Uno 5.5 persen, Ridwan Kamil 4.6 persen, AHY 2.4 persen, dan Puan Maharani 0.8 persen. Jika jumlah calon dikurangi menjadi 15 nama, Ganjar unggul dengan dukungan 20.8 persen, disusul Anies 15.7 persen, Prabowo 14.2 persen, Ridwan Kamil 7.9 persen, Sandiaga Uno 7.2 persen, AHY 2.9 persne, dan Puan 1.6 persen.

Abbas menyimpulkan, bila setiap capres dikenal oleh masyarakat, saat ini diperkirakan kandidat yang paling tinggi potensinya memenangkan pertarungan adalah Ganjar Pranowo. “Namun itu tentu membutuhkan kerja ekstra dari tim Ganjar untuk meningkatkan popularitasnya atau kedikenalannya yang masih relatif lebih rendah dibandingkan calon-calon lainnya,” kata Abbas, Jumat (2/4/2021).

Pemilih Jokowi Berpotensi Lari ke Ganjar

Dalam survei ini, SMRC juga mengajukan pertanyaan kepada warga siapa yang akan dipilih bila berlangsung pemilihan persiden saat ini, dalam tiga format pertanyaan: pertanyaan terbuka (top of mind, jawaban spontan, di mana warga menyebut nama tanpa membaca daftar nama), pertanyaan semi terbuka (di mana warga diberi daftar banyak nama calon presiden, tapi bisa juga menambahkan sendiri), dan pertanyaan tertutup (di mana warga diberi daftar 15 nama calon presiden tanpa bisa menambahkan nama lain).

Dalam pertanyaan ‘top of mind’, ternyata nama Jokowi masih mendapat suara paling tinggi yakni 15.2 persen. Setelahnya diikuti Prabowo Subianto (13.4 persen), Ganjar Pranowo (6.1 persen), Anies Baswedan (5.4 persen), dan Sandiaga Uno (3.1 persen). Calon-calon lain di bawah 3 persen, dan yang belum tahu 44.2 persen. Namun, mengingat Jokowi tidak akan maju kembali, penelitian ini berusaha juga mempelajari siapakah tokoh yang potensial akan dipilih para pendukung Jokowi ketika mereka hanya dapat memilih nama-nama tokoh capres tanpa menyertakan nama Jokowi.

Menurut Abbas, elektabilitas sangat bergantung pada kedikenalan masing-masing calon. Sehingga potensi elektablitas calon harus dianalisis secara lebih seksama. Jika mengacu pada tujuh tokoh yang punya kedikenalan di atas 50 persen, maka ditemukan bahwa pemilih Jokowi di top of mind paling banyak pindah ke Ganjar Pranowo (18,4 persen), diikuti Anies Baswedan (15,2 persen), Ridwan Kamil (13,1 persen). Sedangkan Prabowo hanya mendapat 9.2 persen dari pemilih Jokowi.

“Ini menunjukkan bahwa capres yang paling banyak didukung pencinta Jokowi adalah Ganjar,” ujar Abbas.

Di sisi lain, survei SMRC ini juga menunjukkan bahwa pemilih yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi lebih banyak mendukung Ganjar. Sementara pemilih yang tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi lebih banyak mendukung Anies Baswedan.

Untuk diketahui, selain pertanyaan top of mind tadi, dalam format pertanyaan semi terbuka, Prabowo Subianto mendapat dukungan terbanyak 20 persen, disusul Anies Baswedan (11.2 persen), Ganjar Pranowo (8.8 persen), Sandiaga Uno (5 persen), Ridwan Kamil (4.8 persen), Basuki T Purnama (4.8 persen), AHY (3.5 persen), dan Tri Rismaharini (3.1 persen). Nama-nama lain di bawah 3 persen, dan yang belum tahu 17.6 persen.

Sementara dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 15 nama, Prabowo Subianto mendapat dukungan terbanyak (20.8 persen), disusul Anies Baswedan (13.1 persen), Ganjar Pranowo (12 persen), Sandiaga Uno (7.4 persen), Ridwan Kamil (6.7 persen), AHY (5.2 persen), Tri Rismaharini ( 5.2 persen), dan nama-nama lain di bawah 3 persen. Yang belum tahu 19.7 persen.

Bagaimana Dengan Prabowo?

Menurut Abbas, meski Prabowo sementara berada di peringkat teratas, dukungan terhadap Prabowo belum meyakinkan. Ini dilihat dari berbagai faktor. Untuk pertanyaan terbuka misalnya, Prabowo baru mendapat dukungan spontan 13.4 persen, jauh di bawah Jokowi pada 3 tahun menjelang Pilpres 2019 yang meraih angka sekitar 30 persen. Demikian pula suara 20% di pilihan semi terbuka dan tertutup itu belum meyakinkan mengingat Prabowo adalah tokoh yang sudah dua kali menjadi calon presiden.

Menurut Abbas, kondisi pada Maret 2021 ini atau tiga tahun menjelang pilpres 2024 mirip dengan kondisi pada 2011 atau 3 tahun menjelang pilpres 2014). “Yakni belum ada calon yang mendominasi suara,” kata dia.

Pada Mei 2011, Megawati mendapat dukungan paling besar, 20.3persen, kemudian Prabowo 10.2 persen. Nama Jokowi belum muncul ke-5 besar waktu itu. Tapi pada Pilpres 2014 akhirnya Jokowi yang terpilih sebagai presiden.

“Kalau, pada Maret 2021 ini elektabilitas Prabowo 20%, agaknya berat baginya untuk menang dalam Pilpres 2024, bila ia maju,” kata Abbas.

Kinerja Jokowi Memengaruhi

Nama Ganjar memang cukup mentereng di sejumlah survei belakangan. Pada survei Februari lalu misalnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) mendapati elektabilitas Ganjar berada di angka 10,6 persen bersaing dengan Anies Baswedan di 10,2 persen. Nomor satunya ada Prabowo Subianto dengan elektabilitas 22,5 persen. Sementara, saat simulasi tertutup 10 nama, LSI menemukan Prabowo Subianto di urutan teratas setelah dipilih 26,0 persen responden tapi tetap ditempel Ganjar dengan 15,4 persen kemudian, Anies Baswedan di 13,3 persen dukungan responden.

Analisis pengamat politik yang juga ahli hukum tata negara Refly Harun menilai kalau dua Gubernur muda ini cukup potensial. Namun popularitas dan elektabilitas keduanya untuk menuju Pilpres 2024 sangat ditentukan oleh kinerja pemerintahan Jokowi. Jika popularitas Jokowi turun dan masyarakat menghendaki perubahan, bisa jadi Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang tidak layak atau tidak laku dijual karena dia dianggap hanya perpanjangan tangan dari rezim sekarang.

“Tetapi, kalau Presiden Jokowi masih bisa mempertahankan kepercayaan rakyat, maka keuntungan ada pada Ganjar Pranowo ,” ujar Refly dalam video berjudul ‘Prabowo Masih Perkasa!!’ di Channel YouTube Refly Harun, Selasa (23/2/2021).

Refly menambahkan, Anies Baswedan sebaliknya. Kalau Jokowi makin lemah legitimasinya, makin tidak populer, Anies Baswedan makin tinggi tingkat popularitas dan elektabilitasnya.

“Pemerintahan Jokowi baik, Ganjar untung. Pemerintahan Jokowi tidak baik, Anies untung,” kata Refly.

Share: Survey SMRC: Ada Jokowi Dalam Elektabilitas Ganjar dan Anies, Prabowo Belum Meyakinkan