Isu Terkini

Serba-serbi Vaksin Nusantara Terawan

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Foto: Ramadhan/Asumsi.co

Nama mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kembali muncul dan dibicarakan menyusul kabar terbaru terkait pengembangan vaksin COVID-19 yang dikembangkan anak bangsa. Vaksin itu bernama Vaksin Nusantara.

Soal Vaksin Nusantara

Vaksin yang diprakarsai Terawan ini akan bersifat personalized dan berbasis sel dendritik dan diklaim sebagai yang pertama di dunia. Jadi, satu vaksin dibuat hanya diperuntukkan untuk satu orang, sehingga disebut aman bagi orang yang memiliki komorbid.

Siapa yang terlibat dalam pengembangan dan uji klinis?

Vaksin Nusantara saat ini tengah dikembangkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip), RSUP dr. Kariadi Semarang, PT. Rama Emerald Multi Sukses, AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat.

Seperti apa cara kerja vaksin?

  1. Calon penerima vaksin akan diambil darahnya, lalu sel darah putihnya dan sel dendritiknya.
  2. Sel dendritik autolog dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-CoV-2. Sel dendritik yang telah mengenal antigen tersebut akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali.
  3. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan (kekebalan) memori terhadap SARS-CoV-2.

Bagaimana progres pengembangannya?

Vaksin tersebut telah lulus uji klinis fase pertama dengan total relawan 30 orang dan kini sedang memasuki uji klinis fase kedua di RSUP dr. Kariadi Semarang.

Tahapan uji klinis

Nantinya, uji klinis fase kedua akan dibutuhkan 180 relawan. Kemudian uji klinis fase ketiga dibutuhkan 1.600 relawan, dan apabila vaksin ini dapat diekspor, maka membutuhkan relawan hingga 30 ribu orang. Relawan vaksin datang dari berbagai kalangan dengan rentang umur 18-59 tahun.

Apa kata Terawan?

“Uji klinis I yang selesai dengan hasil baik, imunitas baik dan hasil safety. Kan uji klinis I mengontrol safety dari pasien. Dari 30 pasien imunogenitasnya baik,” kata Terawan dalam keterangan tertulis, Rabu (17/2).

“Vaksin berbasis dendritik sel. Dikenalkan dengan antigen COVID- 19 jadi punya memori COVID-19. Proses simpel dengan inkubasi seminggu kemudian jadi vaksin individual dan disuntikkan.”

Konsep vaksinasi general diubah personal menurut Terawan cukup penting karena kondisi komorbid masing-masing individu berbeda. Meski demikian ia bisa memastikan produksi massal tetap bisa dilakukan walau sifatnya individual.

“Jadi orang pikir tidak bisa produksi massal. Bahkan bisa diproduksi hingga 10 juta dosis per bulan, bisa dilakukan. Ini buatan Indonesia. Kita bisa jadi sejajar dengan negara lain.”

Sekilas perjalanan Vaksin Nusantara

  1. 12 Oktober 2020: penetapan Tim Penelitian Uji Klinis Vaksin Sel Dendritik oleh Kemenkes KMK No. HK.01.07/MENKES/2646/2020.
  2. 22 Oktober 2020: Terawan menghadiri penandatanganan perjanjian kerja sama uji klinik vaksin sel dendritik untuk COVID-19 antara Badan Litbang Kesehatan (Balitbangkes) dengan PT Rama Emerald Multi Sukses di Kantor Kementerian Kesehatan. “Pada bulan November uji klinik kita mulai. Kita berdoa bersama-sama mudah-mudahan semua berjalan lancar karena semua manufaktur ada di Indonesia,” kata Terawan saat itu.
  3. 22 Desember 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan pemecatan Terawan. Namun, meski tak lagi menjadi menteri, Terawan tetap terlibat dalam pengembangan vaksin.
  4. 23 Desember 2020 sampai 6 Januari 2021: penyuntikan uji klinis fase pertama.
  5. 11 Januari 2021 dan 3 Februari 2021: dilakukan monitoring dan evaluasi.

Share: Serba-serbi Vaksin Nusantara Terawan