Seminggu Menjabat, Scott Morrison Langsung Mengunjungi Indonesia

Seminggu setelah resmi menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Australia), Jumat (31/8) kemarin Scott Morrison sudah melakukan kunjungan kenegaraannya yang pertama, yaitu dengan mengunjungi Indonesia. Ia mengikuti jejak pendahulunya untuk tidak melewatkan Indonesia sebagai prioritas lawatan asing, seperti Tony Abbott, yang juga mengunjungi Indonesia sebagai lawatan asing pertamanya dan melontarkan frasa yang cukup unik, yaitu “Jakarta, not Geneva”. Di Indonesia sendiri, Morrison melakukan beberapa kegiatan yang ia lakukan di Jakarta dan Bogor, Jawa Barat.

Sebenarnya, Malcom Turnbull, PM sebelumnya, sempat berencana berkunjung ke Indonesia awal September ini. Sayangnya, beliau terlanjur dikudeta dan diturunkan dari jabatannya. Kudeta tersebut dilakukan oleh partai Turnbull sendiri yang didalangi oleh Julie Bishop dan Peter Dulton.

Menggantikan posisi Turnbull, Morrison akhirnya melakukan beberapa kegiatan di Indonesia, termasuk makan bersama Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat.

Suasana Spontanitas yang Besar dalam Lawatan Morrison

Suasana spontanitas meliputi kunjungan Scott Morrison ke Jakarta ini. Dilaporkan ABC News, spontanitas ini terlihat dari bagaimana penjadwalan lawatan asing ini masih dilakukan sampai ketika Morrison mau lepas landas menuju Indonesia. Bahkan, salah satu lawatan yang dilakukan oleh Morrison yaitu ke salah satu sekolah di Jawa Barat, baru dijadwalkan Kedutaan Besar Australia di Indonesia beberapa jam sebelumnya.

Mengunjungi Salah Satu Sekolah Negeri di Jawa Barat

Salah satu highlight dari lawatan Morrison di Indonesia adalah ketika Morrison mengunjungi salah satu sekolah di Jawa Barat. Kunjungan yang spontan ini tentu membuat guru-guru di sekolah tersebut bangga sekaligus kaget. Beberapa menit sebelum kedatangan Morrison, guru-guru di sana masih harus membersihkan plakat-plakat yang nampak usang. Meskipun dadakan dan spontan, melalui akun Twitter-nya, Morrison nampak puas dan bahagia dengan kedatangannya ke sekolah tersebut. Dari lawatannya ke sekolah ini, ia semakin merasa bahwa IA-CEPA merupakan hal yang harus disegerakan. Ia merasa IA-CEPA akan dapat memberikan kesempatan kerja yang semakin luas untuk anak-anak ini di masa yang akan datang.

These kids in West Java – and kids just like them back home in Australia – are the reason I signed yesterday’s trade agreement with Indonesia. Jobs and opportunity. pic.twitter.com/tKfen72fvb— Scott Morrison (@ScottMorrisonMP) September 1, 2018

Setelah 13 Tahun, IA-CEPA Berhasil Dirampungkan

Merampungkan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (​​​​IA-CEPA) tentu merupakan agenda utama Scott Morrison ke Jakarta. IA-CEPA ini merupakan perjanjian yang telah dibicarakan selama 13 tahun. Dimulai sejak tahun 2005, Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia kala itu, sepakat dengan Perdana Menteri Australia kala itu, John Howard, untuk membentuk perjanjian ekonomi komprehensif yang dapat menguntungkan kedua negara.

IA-CEPA sendiri adalah perjanjian ekonomi komprehensif yang dicetuskan oleh Indonesia dan Australia untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan yang lebih luas untuk kedua warganya. Dalam IA-CEPA, tidak hanya barang yang dimudahkan untuk diperdagangkan secara lintas batas antara Indonesia dan Australia, tetapi juga IA-CEPA dapat memudahkan mobilisasi masyarakat lintas batas negara dan perpindahan modal secara lintas batas negara. Secara spesifik, IA-CEPA dapat mengurangi hambatan tarif dan non-tarif hingga 99 persen untuk Indonesia dan Australia.

Meskipun telah sepakat, masih banyak perundingan-perundingan yang harus diselesaikan guna merampungkan perjanjian ini. Terdapat tujuh perundingan yang telah dilakukan hingga bulan Juni 2018, yang mencakup aspek ekonomi secara komprehensif, yaitu perdagangan barang, perdagangan jasa, dan investasi. Kedatangan Scott Morrison ke Indonesia pun dianggap memiliki andil untuk mempercepat rampungnya kesepakatan. Jika kesepakatan ini telah rampung, harapannya IA-CEPA dapat segera ditandatangani dan diimplementasikan untuk kedua negara.