Budaya Pop

Selain The Night Comes for Us, Dian Sastro Juga Berhasil Memikat Hati Penonton di Film-film Ini

Arik Aprilla Putra — Asumsi.co

featured image
Asumsi.co

Dunia perfilman Indonesia kembali menambah daftar film yang dihasilkan berkat kerjasama dengan pihak luar negeri. Kerjasama itu ternyata enggak terbatas untuk film layar lebar, tapi juga untuk layanan penyedia berbagai jenis film dan serial berlangganan. Misalnya, Netflix yang sedang ramai menjadi buah bibir akibat adanya film basutan sutradara Indonesia berjudul The Night Comes for Us.

Sejak dirilis Jumat (19/10) lalu, The Night Comes for Us masih banyak dibicarakan khalayak ramai. Film laga yang diproduksi duo sutradara Mo Brothers (Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel) ini mempertemukan kembali Joe Taslim dengan Iko Uwais. Ada juga aktor-aktris papan atas lain yang mengisi film ini. Enggak kurang-kurang, duo sutradara ini bisa ngajak Zack Lee, Dimas Anggara, Julie Estelle, Hannah Al Rashid, dan Dian Sastrowardoyo untuk main dalam satu film.

Yang menarik di sini adalah kehadiran Dian Sastrowardoyo yang sebelumnya terkenal sebagai aktris film bergenre drama. Dengan rambut bondol dan lipstick hitam, Dian Sastro mampu membuat siapapun yang melihat penampilannya merasa pangling. Semua itu rela ia lakukan untuk menjadi karakter pembunuh berdarah dingin yang fasih berbicara bahasa Mandarin.

Karena Dian sudah dikenal sebagai salah satu aktris kawakan Indonesia, bisa dipastikan kalau The Night Comes for Us bukanlah film pertamanya yang membuat penonton terkagum-kagum. Di film-film sebelumnya, Dian sudah sering memerankan berbagai karakter dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Dian juga terkenal totalitas dalam mendalami perannya. Buktinya, film-film yang pernah ia bintangi di bawah ini berhasil meninggalkan kesan mendalam bagi para penotonnya:

Pasir Berbisik (2001)

Film ini bercerita tentang seorang gadis yang tinggal di sebuah perkampungan dekat pantai. Gadis tersebut bernama Daya yang diperankan Dian. Ia tinggal hanya dengan ibunya yang bernama Berlian. Sedangkan sang Ayah yang merupakan dalang wayang pergi saat umur Daya masih belia. Kondisi itu membuat ibu Daya menjadi sangat protektif terhadapnya. Akibatnya, Daya menjadi gadis yang jarang banget bersosialisasi dan terkadang membayangkan kehadiran seorang ayah. Karena jarang bersosialisasi, Daya memiliki keanehan dengan sering menelungkupkan kupingnya ke pasir. Ia menganggap bahwa pasir-pasir itu berbisik kepadanya.

Yang menarik, Pasir Berbisik adalah film pertama Dian Sastro dan ia sukses memerankan karakternya sebagai Daya. Dian bisa banget menunjukkan karakter sebagai seseorang yang “ansos” dan merasa seperti punya dunianya sendiri. Bahkan melalui film ini Dian Sastro meraih penghargaan sebagai Aktris Terbaik di dua ajang festival film, yaitu Singapore International Film Festival (2002) dan Deauville Asian Film Festival (2002).

Ada Apa Dengan Cinta? (AADC) (2002)

Cinta dan Rangga. Sepasang kekasih yang kisah cintanya menggambarkan gejolak romantisme kawula muda. Bisa dibilang, film ini menjadi salah satu film yang paling diinget oleh banyak orang Indonesia. Ini bukan karena tanpa alasan, tapi film AADC memang dianggap sebagai film yang mengangkat cerita percintaan remaja SMA yang dekat sekali dengan keseharian anak-anak SMA dan bisa bikin senyum serta kesal ketika menonton. Bukti kalau film ini selalu dikenang banyak orang Indonesia adalah adanya antusiasme tinggi untuk membuat AADC. Untungnya, 14 tahun setelah film pertama dikeluarkan, AADC 2(2016) dirilis dan berhasil masuk dalam daftar film Box Office Indonesia.

Dian Sastro sendiri berperan dengan sangat berbeda disbanding perannya dalam film Pasir Berbisik. Perannya sebagai Cinta membuatnya beradegan membaca puisi dan bernyanyi. Selain itu, bukannya berperan sebagai anak “ansos”, dia malah menjadi salah satu primadona sekolahnya. Dian yang diperlihatkan sebagai siswi terkenal di sekolahnya, punya beberapa teman lelaki yang tergila-gila padanya.

Ungu Violet (2005)

Bisa dikatakan dalam film ini Dian terlihat sangat menawan. Dii film ini, dia berperan sebagai Kalin, seorang gadis penjaga loket tiket Transjakarta. Dalam perjalanan hidupnya, ia bertemu Lando, seorang fotografer. Hidup Lando ternyata berubah 180 derjaat setelah bertemu dengan Kalin. Walaupun karakter yang dimainkan terkesan biasa aja, tapi kehadiran Dian membuat film ini mendapatkan rating sebesar 6,4 menurut IMDb.

Di film ini, Dian bisa terlihat sebagai perempuan yang tidak bisa melihat. Perpindahan peran dari model terkenal jadi seorang yang buta bisa berhasil ia taklukkan. Dari seorang penjaga tiket yang kehidupannya biasa aja menjadi model dengan kehidupan glamor pun bisa ia perlihatkan.

Kartini (2017)

Siapa tak kenal Kartini, sosok pahlawan perempuan yang sangat berjasa bagi kesejahteraan kaum perempuan di Indonesia. Dalam film ini Dian Sastro kembali diberi tantangan memerankan karakter seorang pahlawan nasional.  Film Kartini sendiri mengisahkan tentang perjalanan hidup Kartini dari kecil hingga berjuang untuk membuat wanita mendapatkan hak yang setara dengan pria.

Penampilan Dian Sastro dalam film ini tentu dibuat semirip mungkin dengan Kartini. Karena menyuguhkan cerita sejarah, latar dari film ini dibuat sedemikian rupa seperti di tahun 80-an. Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini bisa banget kasih liat sisi lain Dian fasih berbahasa Belanda dan juga Jawa.

Share: Selain The Night Comes for Us, Dian Sastro Juga Berhasil Memikat Hati Penonton di Film-film Ini