Isu Terkini

Selain Gerhana Bulan Total, 2 Benda Tata Surya Ini Juga Ikutan Muncul di Akhir Pekan!

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Ada yang spesial nih di akhir pekan ini, yaitu, terjadinya fenomena langka gerhana bulan total dengan durasa terlama. Yap, semalam, tepatnya Sabtu, 28 Juli, terjadi gerhana bulan total selama 103 menit.

Gerhana bulan total terlama sepanjang abad 21 itu disaksikan di beberapa belahan dunia, salah satunya di Indonesia. Dilansir dari Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto, gerhana bulan total kali ini terjadi karena bulan berada pada titik Apogee, atau titik terjauh dari Bumi. Gerhana bulan total ini juga bisa disebut sebagai Micromoon, karena penampakan bulannya yang kecil, yang merupakan kebalikan dari gerhana bulan total pada Januari lalu yang punya nama ‘Super Blue Blood Moon’, di mana ukuran Bulan terlihat lebih besar dan cerah.

Kalian tau enggak sih, ditulis dari Space.com, gerhana bulan total dengan durasi selama itu bakalan terjadi lagi pada 9 Juni 2123, wah lama juga ya? Hal itu terjadi karena karena memang kondisi Bulan harus berada pada titik paling jauh dari Bumi.

Selain cuma terjadi satu kali dalam seabad, berikut fakta-fakta menarik lainnya tentang gerhana bulan total terlama!

Gerhana Bulan Total dan penampakan Planet Mars

Seperti yang udah diketahui dari pelajaran Sains saat di bangku sekolah dasar, Planet Mars adalah planet yang paling dekat dengan Bumi. Nah, di gerhana bulan total kali ini, Planet Mars ikut muncul bersamaan dengan Bulan.

Kenapa Planet Mars bisa ikut muncul? Karena pada gerhana bulan total kali ini, Planet Mars berada di titik oposisi yang berseberangan dengan matahari dari perspektif Bumi. Jadi, ada konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan yang berada dalam satu garis lurus di bidang tata surya.

Jika Bulan berada di titik terjauh Bumi, Planet Mars justru berada di titik yang cukup dekat pada Bumi. Meskipun bukan berada di titik terdekat ya, guys. Sebab, puncak titik terdekat Plane Mars itu terjadi di tanggal 31 Juli 2018.

Tapi, tetap saja, gerhana bulan total mampu membuat Planet Mars jadi lebih terang dan lebih mudah dilihat saat langit gelap. Kejadian yang sama seperti ini sebenarnya pernah terjadi sebelumnya, tapi itu 47 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 6 Agustus 1971.

Ilustrasi kedekatan Bumi dan Planet Mars. Foto: Pixabay.com

Hujan Meteor di kala Gerhana Bulan Total Terjadi

Siapa yang enggak excited ketika mendengar fenomena hujan meteor? Masih bersumber dari Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto, mengatakan bahwa ketika gerhana bulan total terjadi, hujan meteor akan mudah terlihat.

“Tanggal 27 Juli itu Bulan Purnama, memang sulit melihat meteor saat purnama. Tapi saat gerhana, meteor bisa dilihat,” kata Rhorom Priyatikanto.

Jadi, enggak cuma Micro Blood Moon dan Planet Mars aja guys, di tempat-tempat tertentu juga terlihat juga hujan meteor yang biasanya aktif pada 17 Juli hingga 24 Agustus.

Beberapa tempat yang jadi pilihan untuk masyarakat menikmati fenomena tata surya yang cuma terjadi 100 tahun kali ini di antaranya yaitu, Pantai Papuma di Jember, Pantai Ujung Genteng di Sukabumi, Pantai Tanjung Tinggi di Belitung, Gunung Bromo di Malang, Gunung Kerinci di Sumatera, Bukit Candi Abang di Yogyakarta, dan Danau Toba di Sumatera Utara.

Pantai Papuma di malam hari. Foto: klikhotel.com

Share: Selain Gerhana Bulan Total, 2 Benda Tata Surya Ini Juga Ikutan Muncul di Akhir Pekan!