Olahraga

Segudang Persoalan Sepakbola Tanah Air Jelang Bergulirnya Liga 1 dan 2

Ricardo — Asumsi.co

featured image
Unsplash

Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menyampaikan sejumlah persoalan sepakbola di Tanah Air. Di antaranya terkait tunggakan gaji pemain, kesulitan akses salinan kontrak pemain, dan kewajiban surat keluar dari klub lama terkait perpindahan ke klub baru.

Wakil Presiden APPI Andritany Ardhyasa mengatakan jelang gelaran Liga 1 dan Liga 2 yang akan digelar APPI mencatat masih ada tunggakan yang belum dibayarkan secara lunas oleh klub kepada para pesepak bola.

“APPI kembali mengumumkan status tunggakan yang belum dibayarkan secara Lunas oleh Klub kepada para pesepak bola, sesuai dengan putusan NDRC,” kata Andritany dalam konferensi pers, Jumat (13/8).

Andritany membeberkan ada satu klub Liga 1 dan enam klub Liga 2 yang belum melaksanakan keputusan NDRC. Seluruh klub itu, yakni PSPS Riau, PSMS Medan, Kalteng Putra, PSKC Cimahi, Sriwijaya FC, Persijap Jepara, dan PSM Makassar.

Kemudian, dia menyebut dari 115 Putusan NDRC Indonesia Tingkat Pertama, jumlah putusan yang telah terselesaikan secara lunas adalah 50 Putusan. 65 Putusan lainnya belum terselesaikan.

“Mengingat kompetisi yang akan bergulir kurang dari tiga minggu lagi, maka APPI mengingatkan kepada klub-klub tersebut di atas yang sudah diputus NDRC Indonesia untuk melaksanakan kewajiban pembayaran hak dari pesepak bola dan melunasi tunggakannya agar terhindar dari sanksi berupa larangan untuk mendaftarkan pemain baru hingga periode transfer yang mengakibatkan klub tersebut tidak dapat mengikuti kompetisi,” ujar Andritany.

18 Pemain Persis Solo Tidak Dapat Salinan Kontrak

Anggota Komite Eksekutif APPI, Riyandi Ramadhana menyampaikan terdapat 18 pemain Persis Solo yang hingga saat juga ini belum mendapatkan haknya atas gajinya dari klub. Namun, 7 dari 18 pemain itu memiliki salinan kontrak dengan klubnya sehingga APPI bisa mengajukan gugatan.

Sementara 11 pemain lainnya tidak memiliki salinan kontrak dan tidak dapat mengakses kontrak tersebut dari klubnya. Tunggakan gaji 18 pemain Persis Solo tersebut secara total sebesar Rp2 miliar lebih.

“APPI sudah mengajukan 7 gugatan pesepak bola dari total 18 pesepak bola terhadap klub Persis Solo melalui NDRC atas tunggakan gaji klub yang belum dibayarkan kepada pesepak bola tersebut dengan total tunggakan sejumlah  Rp2.332.900.000,” ujar Riyandi.

Bukan hanya Persis Solo, Riyandi mengatakan masih ada klub lain dengan kasus pemainnya tidak memiliki salinan kontrak, seperti klub Mitra Kukar dan PSM Makassar. Padahal salinan kontrak merupakan hak dari pesepak bola merujuk pada aturan FIFA.

“Aturan FIFA itu menyebutkan bahwa setiap pihak yang tercantum pada kontrak diharuskan untuk memiliki salinan atas kontrak tersebut dan salinan yang sama juga harus dikirimkan kepada badan berwenang dalam penyelenggaraan kompetisi dalam hal ini PSSI dan PT LIB sebagai operator liga,” jelas Riyandi.

Seusai dengan aturan FIFA, Riyandi menyampaikan apabila kontrak pemain sudah habis dengan klubnya dan telah sesuai yang disepakati maka sudah tidak hubungan hukum lagi antara pesepak bola dengan klubnya. Sehingga sudah sewajarnya tidak diperlukan lagi surat keluar bagi pesepak bola untuk dapat pindah klub.

“Adanya aturan Surat Keluar membuat banyak pesepak bola terhambat dalam proses perpindahan ke klub barunya padahal status kontrak dengan klub lama telah usai. Hal ini melanggar Bosman Ruling yang telah terjadi sejak tahun 1995 sehingga jika di Indonesia masih ada hambatan pemain untuk pindah klub padahal statusnya ialah Free Agent, maka Indonesia seperti melangkah mundur 26 tahun kemajuan sepak bolanya,” ujarnya.

Beralihnya Penanggung Jawab Klub

Riyandi menambahkan terjadinya peralihan penanggung jawab dan manajemen klub dari yang lama kepada yang baru, merupakan hal yang biasa dalam pengelolaan sebuah klub sepak bola profesional. Maka, dia berkata jika terjadi hal yang demikian sudah sewajarnya segala hutang piutang yang terjadi pada saat pengelolaan sebuah klub dari penanggung jawab dan manajemen yang lama menjadi tanggung jawab dari yang baru.

“Demikian juga yang terjadi pada Klub Persis Solo maupun klub-klub sepakbola lainnya, Penanggung Jawab dan manajemen yang baru tidak bisa menghilangkan tanggung jawab atas kewajiban dari Penanggung Jawab dan manajemen yang lama,” ujar Riyandi

Lebih dari itu, APPI mewakili seluruh pesepak bola profesional di Indonesia berharap akan ada penyelesaian segera atas tunggakan-tunggakan tersebut di atas maupun permasalahan-permasalahan tersebut agar musim kompetisi 2021/2022 untuk Liga 1 dan Liga 2 dapat berjalan dengan baik dengan diikuti seluruh klub pesertanya.

Share: Segudang Persoalan Sepakbola Tanah Air Jelang Bergulirnya Liga 1 dan 2