Isu Terkini

Sederet Kabar Baik dalam Masa Pandemi COVID-19

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Kabar baik terus berdatangan di tengah perjuangan masyarakat dunia melawan COVID-19. Laju kesembuhan terus melesat, para ilmuwan dunia berlomba-lomba menciptakan vaksin, dan solidaritas semakin hari semakin meluas. Sebelum memandang belahan dunia lain, kabar baik itu dapat kita temukan di dalam negeri pada beberapa hari terakhir.

Pasien Sembuh Melebihi Angka Kematian

Kamis (16/04) lalu, untuk pertama kali jumlah pasien COVID-19 di Indonesia yang sembuh melampaui jumlah kematian karenanya. Pada hari itu, jumlah kasus positif berada di angka 5.516 orang, dengan rincian 548 pasien sembuh dan 496 pasien meninggal. Ini merupakan awal dari perkembangan baik yang berlanjut sampai hari ini.

Hingga Senin (27/04) sore WIB, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 9.096 orang, dengan rincian 765 orang meninggal dunia dan 1.151 orang dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Nol Kematian dan Melonggarkan Lockdown, Apa Rahasia Vietnam?

Pertumbuhan Kasus Positif COVID-19 di DKI Jakarta Melambat

DKI Jakarta sebagai episentrum COVID-19 kini mulai menunjukkan titik terang. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona menyebut ada  perlambatan yang signifikan dalam pertumbuhan kasus positif.

Berdasarkan data real time dari laman corona.jakarta.go.id, Senin (27/04), kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta mencapai 3.832 orang. Dengan rincian 1.950 dirawat, 338 sembuh, 375 meninggal, dan 1.169 isolasi mandiri.

Kepala Gugus Tugas, Doni Monardo, menyebut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memainkan peran penting dalam pencapaian ini.

Sementara itu, berdasarkan data dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta Tanggap COVID-19, berikut catatan penambahan kasus positif COVID-19 per hari di Jakarta (kasus baru) sejak dari 10 April:

– 10 April: 91 kasus baru
– 11 April: 93 kasus baru
– 12 April: 179 kasus baru
– 13 April: 160 kasus baru
– 14 April: 107 kasus baru
– 15 April: 98 kasus baru
– 16 April: 223 kasus baru
– 17 April: 153 kasus baru
– 18 April: 79 kasus baru
– 19 April: 131 kasus baru
– 20 April: 79 kasus baru
– 21 April: 167 kasus baru
– 22 April: 120 kasus baru
– 23 April: 107 kasus baru
– 24 April: 99 kasus baru
– 25 April: 76 kasus baru
– 26 April: 65 kasus baru
– 27 April: 86 kasus baru

Baca Juga: Memaknai Ulang Ramadan Semasa Pandemi COVID-19

Bagaimana dengan perkembangan kasus COVID-19 secara global? Angka kesembuhan juga melampaui angka kematian. Hingga Senin (27/04), seperti dikutip dari data real time Worldometers, total jumlah kasus positif COVID-19 sudah mencapai 3.006.113 pasien. Dari jumlah itu, tercatat 883.216 orang yang berhasil sembuh dan 207.265 yang meninggal dunia.

Tes Swab di Stasiun KRL Bogor, Jawa Barat

Di tengah upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19, ada langkah positif terjadi di Stasiun KRL Bogor, Jawa Barat. Pada Senin (27/04), 350 calon penumpang dan petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjalani tes swab berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) COVID-19 di sana. Sampelnya akan diproses oleh Labkesda Jabar, Rumah Sakit Hasan Sadikin, dan Laboratorium Universitas Padjajaran.

Selama ini stasiun dan kereta dianggap sebagai salah satu tempat subur penularan COVID-19. Khususnya KRL, yang selama ini mengangkut penumpang dari dan ke Jakarta dalam jumlah besar.

Kepala Bidang Perkeretaapian Dinas Perhubungan Jawa Barat, Iskandar, mengatakan bahwa hasil tes akan akan keluar tiga sampai empat hari ke depan. “Kalau ada yang positif, kami lakukan penanganan lebih lanjut karena pemetaan KRL ini sangat diperlukan,” ucapnya.

Karantina Bikin Udara Lebih Bersih

Hasil penelitian The Global Carbon Project menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 bisa menurunkan emisi karbon hingga lima persen. Itu merupakan penurunan terbesar sejak Perang Dunia II. Sebelumnya, pada 2008, emisi karbon sempat turun di angka 1,4 persen karena dunia dilanda krisis keuangan.

Akademisi dari Universitas Stanford, Rob Jackson, mengatakan penurunan emisi ini terjadi setelah beberapa negara, termasuk Cina dan Italia, memberlakukan kebijakan lockdown yang ketat. Menurut Badan Antariksa Eropa (Europian Space Agency/ESA), kebijakan lockdown di Italia mengurangi emisi CO2 secara signifikan.

Satelit ESA’s Sentinel-5P menampilkan konsentrasi nitrogendioksida di Italia yang diproduksi oleh mobil dan pembangkit listrik, mengalami penurunan drastis sejak 1 Januari hingga 12 Maret 2020. Sedangkan di Cina, menurut pantauan Badan Antariksa Amerika (NASA) dan ESA, kualitas udara di Negeri Tirai Bambu sudah meningkat menjadi lebih baik secara signifikan sejak 1 Januari 2020. Berdasarkan data The Global Carbon Project, emisi karbon CO2 di Cina turun sebanyak 25 persen.

Share: Sederet Kabar Baik dalam Masa Pandemi COVID-19