Isu Terkini

Sederet Cuitan Frontal Andi Arief yang Memicu Kehebohan

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief ditangkap oleh pihak Direktorat IV Bareskrim Mabes Polri karena diduga mengonsumsi narkoba jenis sabu pada Minggu, 3 Maret 2019 di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat. Andi dikenal sebagai sosok politikus kontroversial lantaran kerap berkomentar frontal di media sosial Twitter. Banyak lawan politik yang jadi korban kritik pedasnya.

Beberapa cuitan kontroversial yang pernah dilontarkan Andi misalnya seperti isu jenderal kardus yang menyasar Prabowo Subianto, soal mahar yang diduga diberikan Sandiaga Uno, sampai isu beredarnya tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos. Isu-isu tersebut bahkan ramai jadi perbincangan publik. Lalu, cuitan-cuitan Andi Arief mana saja yang memicu kontroversi?

Dituding Sebar Kebencian Berbau SARA pada kasus Ahok

Andi Arief pernah membuat kehebohan saat berkicau soal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang ketika itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pada Desember 2016, Andi menganggap Ahok bisa memantik kebencian berbau SARA.

“Ahok jangan rusak damai dan persatuan yang sudah baik. Kita tidak ingin pembakaran kampung Tionghoa, tidak ingin ada yang diperkosa, dll,” kata Andi lewat akun Twitternya @andiarief_ pada 2 Desember 2016, bertepatan dengan aksi demonstrasi 212 di Jakarta.

Baca Juga: Andi Arief dan Sederet Politisi Terjerat Narkoba

Akibat kicauan itu, Andi dilaporkan oleh Komunitas Advokat Muda Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Kotak BADJA) ke Polda Metro Jaya. Ia sendiri membantah tudingan itu dan mengatakan bahwa pada 2 Desember 2016 ia hanya menulis 9 cuitan dan tak satu pun yang berbaru SARA. Bahkan, ia melapor balik Kotak BADJA yang dinilainya telah merekayasa akun Twitter itu.

Prabowo Jenderal Kardus dan Isu Mahar Rp 500 Miliar

Andi Arief sempat membuat heboh dengan mengejek Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus pada lewat akun Twitternya, Agustus 2018 lalu. Pernyataan itu berawal dari isu mahar Rp 500 miliar yang digaungkan Andi Arief dengan tuduhan bahwa Sandiaga Uno membagi-bagikan masing-masing Rp 500 miliar kepada PAN dan PKS agar dipilih sebagai cawapres Prabowo.

Pernyataan itu disampaikan Andi pada detik-detik terakhir pendaftaran Pilpres 2019. Cuitan Andi saat itu berisi kekesalan dan kekecewaan lantaran Prabowo ternyata lebih memilih Sandiaga sebagai pasangannya. Ia pun menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus.

“Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangan ke kuningan. bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tidak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan, jenderal kardus,” tulis Andi di akun Twitternya pada 8 Agustus 2018 malam.

“Jenderal kardus punya kualitas buruk, kemarin sore bertemu ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang Sandi uno untuk mengentertain PAN dan PKS.”

“Di luar dugaan kami, ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 M menjadi pilihannya untuk cawapres.”

Analogi ‘Istri Setia’ dan ‘Istri Muda’

Isu jenderal kardus dan mahar 500 miliar ternyata tak berhenti sampai di situ saja. Setelah itu, Andi Arief kembali beraksi lewat cuitannya di Twitter dengan analogi ‘istri setia’ dan ‘istri muda’. Menurut Andi, keputusan Demokrat untuk berkoalisi dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno seperti ‘istri setia’ yang meneruskan hubungan dengan suami yang berselingkuh.

Baca Juga: Makna Tantangan Andi Arief Minta Satu Mata Jokowi untuk Novel Baswedan

“Meneruskan koalisi dengan Prabowo ini bagi Demokrat ibarat istri setia meneruskan bahtera rumah tangga, di mana suami yang baru menikah tertangkap selingkuh dan diam-diam punya istri muda yang mata duitan,” cuit Andi Arief di akun Twitternya pada Rabu, 15 Agustus 2018.

“Gerakan #2019GantiPresiden bukan untuk mengganti presiden, tapi itu hanya taktik dua istri muda untuk menaikkan uang belanja. Rakyat dimobilisasi, elitenya bagi-bagi uang.”

Prabowo Dianggap Tak Serius Jadi Capres

Prabowo kembali jadi sasaran kritik Andi Arief lewat akun Twitter pribadinya. Andi menganggap Prabowo kurang serius bertarung dalam Pilpres 2019 karena jarang kampanye ke daerah. Situasi itu justru berbeda dengan calon wakil presiden Sandiaga Uno yang kerap kampanye keliling daerah.

“Ini otokritik: kalau dilihat cara berkampanyenya, sebetulnya yang mau jadi Presiden itu @sandiuno atau Pak Prabowo ya. Saya menangkap kesan Pak Prabowo agak kurang serius ini mau jadi Presiden,” demikian tulis Andi, melalui akun Twitter-nya, Jumat, 12 Oktober 2018.

PDIP Dituduh Merusak Baliho SBY di Pekanbaru

Andi Arief pernah menyebut beberapa baliho dan bendera milik Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau, telah dirusak oleh orang suruhan PDIP. Dalam cuitannya pada 15 Desember 2018, Andi terang-terangan menyebut keterlibatan PDIP dalam kejadian tersebut.

“Keterangan pelaku perusakan yang ditangkap DPC Demokrat malam tadi menyebut dia disuruh Pengurus PDIP. Info awal itu terlalu gegabah jika dipercaya begitu saja. Selama ini hubungan kami baik. Tugas polisi menyimpulkannya. Tidak ada alasan, pelakunya ada. Beda dg kasus lain,” kicau Andi, 15 Desember 2018.

“Ada dua fakta dan informasi dari perusakan atribut Partai Demokrat di Riau yang cukup memprihatinkan. Pertama, pengakuan suruhan pengurus PDIP. Kedua ada informasi keterlibatan Polda. Dua-duanya membahayakan dan masih kami dalami. Ini bukan seledar baleho!!!”

Mata Jokowi untuk Novel Baswedan

Jelang tahun 2018, Andi Arief mengeluarkan cuitan pedas kepada Presiden RI Joko Widodo. Saat itu, Andi meminta Jokowi untuk memberikan satu matanya untuk penyidik KPK, Novel Baswedan. Ia menyebut Jokowi lamban dalam penanganan kasus penyiraman air keras terhadap Novel.

“Kalau masih ada yang yang berkoar soal penculikan atau pembunuhan masa lalu, sebaiknya besok pagi lihat mata Novel Baswedan. Tanyakan pada sebelah matanya, Jokowi ngapain aja?” kicaunya lewat akun Twitter @AndiArief_, Minggu, 30 Desember 2018.

“Kenapa mata Pak Jokowi? Karena percuma punya mata tapi tau mau melihat persoalan yg mudah ini untuk diselesaikan,” tambah Andi.

“Kalau Jokowi berkeinginan memberi sebelah matanya Pada Novel Baswedan, mari kita bicara soal penculikan dan pembunuhan masa lalu. Kenapa mata Pak Jokowi? Karena percuma punya mata tapi tau mau melihat persoalan yg mudah ini untuk diselesaikan.”

Rumahnya di Lampung Digeruduk

Andi Arief pernah mengaku bahwa rumahnya yang berada di Kedaton, Bandar Lampung digeruduk pada Jumat, 7 Januari 2019 lalu. Bahkan, Andi meminta Presiden Jokowi untuk menghentikan aksi tersebut. Saat itu, ia mengaku diberi kabar soal penggerudukan rumahnya oleh seorang kerabat.

Baca Juga: Cuitan Kontroversial Andi Arief, dari Surat Suara yang Sudah Tercoblos Sampai Jenderal Kardus

“Rumah saya di Lampung digeruduk dua mobil Polda mengaku cyber. Pak Kapolri, apa salah saya. Saya akan hadir secara baik-baik kalau saya diperlukan,” kicau Andi lewat Twitter, Jumat, 7 Januari 2019.

Sebanyak 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos di Tanjung Priok

Andi Arief mengawali tahun 2019 dengan kabar yang cukup menghebohkan jagat perpolitikan tanah air. “Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. Karena kabar ini sudah beredar,” kata Andi, 2 Januari 2019.

Sontak, cuitan Andi tersebut langsung viral dan ramai diberitakan oleh media-media massa. Ia menuduh Jokowi sudah bertindak curang jika memang benar ada sejumlah kontainer dengan isi surat suara yang sudah tercoblos tersebut.

Setelah itu, Andi dikabarkan telah menyebarkan hoaks dan diancam bakal dilaporkan ke polisi. Ia sendiri mengaku bahwa cuitan soal surat suara itu merupakan bentuk upaya untuk menyelamatkan pemilu “supaya jurdil”. Namun, ia akhirnya menghapus cuitannya itu disusul Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang membantah kabar itu.

Sindir Politisi Golkar Misbakhun

Sebelum tertangkap karena kasus narkoba, Andi sempat berkicau dan menyindir politisi Partai Golkar Mukhammad Misbakhun lewat akun Twitternya. Sebelumnya, dalam satu link berita yang ditautkan, Misbakhum mengkritisi pidato dari Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) soal pidato yang berisi rekomendasi untuk Presiden RI mendatang.

“Baru di jaman edan ini ada Pengurus Partai mau ikut ngatur Partai lain,” kata Andi di akun Twitternya.

Lalu, Andi mengatakan, “Misbakhum, ini pidato politik partai demokrat yg harusnya disampaikan ketum, karena berhalangan diganti AHY. Ente nonton pidatonya. Memberi Dukungan untuk Anggota Komisi VI DPR RI Sartono Hutomo.”

Share: Sederet Cuitan Frontal Andi Arief yang Memicu Kehebohan