General

Sandiaga Uno, Pangudi Luhur dan Ceritanya Kebal Hadapi Bully

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menghadiri acara silaturahmi bersama alumni SMA Pangudi Luhur Jakarta (Alumni PL) di Cafe Sinou, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 13 Februari 2019. Acara itu disebut-sebut sebagai deklarasi dukungan dari alumni PL untuk Sandi. Namun, Sandi justru mengatakan bahwa acara itu bukan momen dukung-mendukung.

Kumpulan alumni PL tersebut diberi nama Bro Sandi alias Brotherhood for Sandiaga Uno. Kabarnya acara tersebut dihadiri sekitar 60 alumnus SMA PL yang hadir dari angkatan 1969 hingga 2014.

Sejumlah nama yang hadir seperti Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo (PL angkatan ’72) mantan Kasum TNI, Indra Cahya Uno (PL angkatan ’85) co-founder OKE OCE yang juga kakak kandung Sandiaga, Biem Triani Benjamin (PL angkatan ’83), caleg DPR RI Partai Gerindra dan Francois Mohede (PL angkatan ’95), Ketua Umum Muaythai Profesional Indonesia.

Sandi Tak Ingin Alumni Pangudi Luhur Terpecah Belah

Sandi sendiri mengatakan acara yang ia hadiri tersebut bukanlah acara deklarasi dukung-mendukung seperti yang dilakukan terhadap capres inkumben. “Ini bukan deklarasi, jadi ini bukan dukung-mendukung. Saya sampaikan bahwa PL itu adalah bagian daripada almamater saya yang sangat saya banggakan,” kata Sandi kepada awak media usai acara, Rabu, 13 Februari 2019.

Seperti diketahui, sebelumnya, capres petahana Joko Widodo juga mendapatkan dukungan dari alumni PL yang tergabung dalam Forum Pangudi Luhur (FPL). Saat itu, Jokowi diberikan sapu secara simbolis sebagai semangat untuk membersihkan para koruptor.

Sandi pun mengungkapkan bahwa ia sendiri tak ingin alumni SMA PL terpecah belah karena berbeda dukungan dalam Pilpres 2019. Meski begitu, Sandi juga tak mempermasalahkan alumni PL yang sebelumnya menyatakan deklarasi dukungan untuk Jokowi-Ma’ruf.

“Bagi yang sudah mendukung Pak Presiden, yang kemarin diorganisasikan sahabat saya, pak Rosan (Roeslani), ya silakan. Kami di sini justru konsepnya #AnakPLDukungAnakPL ini memberi masukan,” ucap mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Lebih jauh, menurut Sandi, masukan-masukan tersebut merupakan masukan terkait Debat Pilpres 2019 Kedua yang akan berlangsung pada 17 Februari 2019 nanti dengan tema pangan, energi, lingkungan hidup, dan infrastruktur. “Saya sampaikan bahwa kita jangan terpecah belah, jangan terjebak dalam aksi saling mendorong deklarasi dan memecah-belah alumni kita, itu yang pertama,” ucapnya.

“Kedua, saya nggak mau ada teriakan ‘huuu’ atau menyoraki, terhadap Bapak Presiden yang sangat kita hormati, maupun tim yang di sana yang lulusan PL, dan kemarin yang hadir di acara di sana,” ujarnya.

Sandi Sudah Kebal Di-Bully

Pada kesempatan itu, Sandi sempat bercerita soal pengalaman kelamnya ketika masih duduk di bangku sekolah, salah satunya saat dirinya di-bullying atau perundungan. Menariknya, Sandi sendiri merasa tak terlalu terpengaruh dengan bullying yang dilakukan pihak-pihak tertentu terutama di kontestasi Pilpres 2019.

Sandi mengatakan jiwanya sudah terbiasa ditempa menghadapi hal demikian sejak masih sekolah di Pangudi Luhur (PL) Jakarta yang terkenal sebagai sekolah laki-laki. Maka dari itu, bullying yang kerap ia terima sudah biasa bagi dirinya.

“Di PL kami berteman, kami belajar berteman. Meski berbeda pilihan kita tetap berteman. Belajar di-bully. Jadi kalau sekarang di-bully, ya tidak ada apa-apanya,” kata Sandi.

Lebih lanjut, Sandi membeberkan bahwa saat masih sekolah di PL ia pernah menerima perundungan yang cukup membuat jiwanya menjadi sosok yang tangguh. “Dulu saya pernah di acara jambore dihukum menggunakan pakain daster tiga hari. Hukuman-hukuman itu yang membuat kita kuat. Itulah yang membuat kita tidak baperan,” ujarnya.

Share: Sandiaga Uno, Pangudi Luhur dan Ceritanya Kebal Hadapi Bully