Rocky Gerung, seorang akademisi dan juga pengamat politik yang akhir-akhir ini kerap jadi perbincangan. Apalagi, dirinya sempat mengikuti acara deklarasi pemenangan capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Gedung Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, pada Sabtu, 26 Januari 2019 kemarin. Meski mengikuti acara deklarasi nasional oleh Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia, Rocky mengaku dirinya bukan termasuk dari tim sukses.
“Saya bukan tim sukses Prabowo-sandi. Jelas itu, tapi saya ingin tim ini sukses,” ujar Rocky dalam kesempatan berpidato di depan pendukung calon presiden nomor urut 02 itu.
Pria kelahiran Manado, 20 Januari 1959 itu sendiri dikenal karena kerap mengkritik pemerintah khususnya kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meski sebelumnya ia pernah mengaku netral di prosesi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Prabowo, kata Rocky, tidak memiliki prestasi sehingga tidak perlu dikritik seperti Jokowi.
“Kalau saya tidak netral karena saya tidak mengkritik Prabowo, saudara sendiri bilang Prabowo tidak punya prestasi, ngapain saya kritik orang yang tidak punya prestasi, ” kata Rocky Gerung saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada 5 Desember 2018 lalu.
Namun, ketika berpidato di deklarasi Prabowo, ia berjanji akan mengkritik Ketua Umum Partai Gerindra kalau memenangkan Pilpres. “Pak Prabowo itu akan saya kritik 12 menit setelah dia dilantik. Catat jejak digital hari ini,” janjinya.
Rocky Gerung Jadi Pembicara di ILC, Budiman Sudjatmiko WO
Rocky sangat aktif menulis baik di media massa maupun media sosial. Sejak tahun 2006, ia menjadi anggota pada sebuah Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) dan turut mendirikan SETARA Institute pada tahun 2007. Namanya mulai banyak dicari warganet sejak 7 November 2018 lalu.
Ketika itu, ia menjadi tamu di ILC dengan tema pembahasan ‘Tampang Boyolali vs Sontoloyo’. Saat mendapatkan kesempatan berbicara, Anggota Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Budiman Sudjatmiko, meninggalkan ruangan. Dia disusul oleh Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi.
Kejadian ini pun menjadi perhatian warganet. Apalagi ketika itu Rocky Gerung sedang menyampaikan pendapatnya yang cukup panjang. Sorot kamera sesekali mengarah ke Budiman yang tampak menunduk ketika Rocky mengemukakan pandangannya. Kemudian, tiba-tiba Budiman yang semula tampak menunduk, langsung berdiri, dan langsung meninggalkan arena diskusi. Burhanudin Muhtadi, yang duduk persis di sampingnya, lantas ikut menyusul.
Namun saat dimintai keterangan oleh media, rupanya Budiman bukan walk out karena penjelasan Rocky. Ia keluar dari ruangan karena merasa kedinginan, dan ingin menghangatkan diri sebelum diberi kesempatan bicara.
“Jadi ruangan itu sangat dingin, saya sangat kedinginan saat itu. Kebetulan setelah Rocky Gerung, itu giliran saya dan Burhanudin untuk bicara. Jadi saya janjian sama Burhanudin, yang ternyata juga kedinginan. Jadi saya itu ke kamar kecil, maksudnya supaya saat giliran ngomong itu lancar. Jadi begitu sebenarnya,” ungkap Budiman pada Rabu, 7 November 2018.
Dilaporkan Karena Pernyataan Kitab Fiksi
Rocky dilaporkan oleh Sekjen Cyber Indonesia Jack Boyd Lapian atas tuduhan penistaan agama. Kasus itu bermula ketika Rocky menyebut kitab suci fiksi. Jack mengatakan bahwa perkataan yang berindikasi penistaan agama bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh Rocky. Menurutnya Rocky juga pernah mengucap soal keberadaan tuhan yang muncul setelah teori Darwin, hingga paham ateis yang tak bertentangan dengan pancasila.
“Kita tidak bisa melihat sepenggal. Jadi yang Pak Rocky Gerung katakan di ILC pada tanggal 10 April itu kita lihat flash ke belakang itu, dia juga ada (pernah) katakan tuhan itu baru ada setelah buku Darwin. Lalu ada ateis itu tidak bertentangan dengan Pancasila. Jadi narasinya itu banyak sekali, enggak bisa hanya satu potong saja,” ujar Jack di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Pusat, Senin, 16 April 2018 lalu.
Padahal banyak hal lain yang menurut Jack seharusnya bisa dibicarakan Rocky selain perkara agama. Jack bilang Rocky bisa bicara soal budi daya teknologi kelautan perikanan dan hal-hal lain selain tentang keyakinan. Maka dari itu, Jack menyerahkan sepenuhnya proses pelaporan tersebut kepada penyidik. Ia yakin penyidik memiliki saksi ahli yang bisa menerangkan dugaan penistaan agama yang dilaporkannya itu.
“Nanti biar saksi ahli. Saya rasa polisi dalam hal ini Bareskrim Polri akan profesional pasti akan dipanggil saksi ahli-saksi ahli untuk membuat terang kasus dugaan pidana ini,” kata Jack.
Dipanggil Polisi Atas Tuduhan Penistaan Agama
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Metro Jaya akan Rocky Gerung pada Kamis, 31 Januari 2019 esok. Pemanggilan tersebut terkait kasus yang dilaporkan oleh Jack. Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya Argo Yuwono mengatakan, pemanggilan itu bukan dalam rangka pemeriksaan melainkan permintaan klarifikasi terhadap Rocky selaku saksi terlapor.
“Pemanggilan (Rocky) untuk klarifikasi ya,” kata Argo pada media, Rabu, 30 Januari 2019.
Argo mengatakan, Rocky telah dijadwalkan untuk dimintai keterangannya sekitar pukul 10.00 WIB pagi. Ia berharap Rocky memenuhi panggilan tersebut. Selain laporan yang diberi oleh Jack, Rocky sendiri juga mendapatkan laporan atas tuduhan yang sama oleh Permadi Aria alias Abu Janda pada Rabu 11 April 2018 di Polda Metro Jaya. Laporan Abu Janda tersebut tertuang dengan nomor polisi TBL/2001/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimsus tertanggal 11 April 2018.
Menurut Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, pemanggilan Rocky dianggap memiliki keganjilan. Juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, mengatakan kasus tersebut sudah lebih dari satu tahun. Terlebih, orang yang melaporkan Rocky, yaitu Jack Lapian dikenal sering melaporkan orang-orang pendukung Prabowo.
“Kita tunggu apakah ada kriminalisasi kepada Rocky kita lihat karena ini kasus sudah lama, hampir satu tahun. Lalu kedua, pelapor (Jack Boyd Lapian) biasa lapor pendukung Prabowo. Dan tiga, kita lihat Pak Rocky beberapa bulan terakhir terlihat mendukung Pak Prabowo,” tutur Andre pada Rabu, 30 Januari 2019.
Dilarang Mengisi Materi ke Kampus
Alumni Universitas Indonesia (ILUNI) sempat membuat agenda deklarasi mendukung pasangan capres nomor urut 1, Jokowi-Ma’ruf. Saat itu, para anggota ILUNI membawa poster yang menyebut bahwa Rocky Gerung tidak boleh mengajar di Kampus UI. Rocky Gerung pun kembali menanggapi larangan tersebut di acara ILC.
Di Program televisi yang tayang pada Selasa, 15 Januari 2019 itu, Rocky mengaku bahwa dirimnya tidak peduli siapa capres yang mendapat suara terbanyak. Ia ingin masyarakat untuk jujur mengucapkan kejanggalan. Rocky Gerung lantas menyayangkan terkait pilihan masyarakat yang tidak ingin memperdebatkan hal yang bersifat fundamental.
“Karena kita tergoda dalam masuk pameran elektabiltas, banyak-banyakan massa yang hadir,” ujar Rpocku Gerung.
Rocky juga menyindir adanya pelarangan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon yang juga dilarang masuk kampus UI. “Berarti ada ukuran baru, masuk kampus UI sambil bawa boneka gitu?” ujar Rocky.