General

Ridwan Kamil Siap Tangani Jawa Barat?

Kiki Esa Perdana — Asumsi.co

featured image

Sejak tanggal 5 September 2018 lalu, Ridwan Kamil sudah resmi menjadi Gubernur Jawa Barat. Bisa dibilang ini tidak lepas dari segudang prestasinya semasa menjadi Walikota Bandung. Keberhasilannya pun sudah memberikannya kesempatan untuk memperoleh penghargaan secara nasional maupun internasional.

Kali ini, ia harus memimpin Jawa Barat yang kita tahu sebagai salah satu provisi dengan keruwetannya tersendiri. Provinsi yang berbatasan dengan DKI Jakarta ini juga memiliki populasi yang cukup banyak, yaitu 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 1033 jiwa/km2. Penduduk Jawa Barat bisa dibilang unik karena terdiri dari berbagai suku, selain suku Sunda sebagai suku mayoritas. Suku Jawa dan etnis Betawi yang berkaitan erat dengan kota Jakarta juga banyak menghuni provisi ini.

Untuk mengatur kerja provisinsi dengan cukup banyaknya jumlah penduduk tersebut, wajar jika Ridwan Kamil menganggarkan anggaran belanja daerah 2019 (APBD) cukup besar. Menurut rilis Humas Provinsi Jawa Barat, pada salah satu pertemuan, Ridwan Kamil memperkirakan  belanja daerah tahun anggaran 2019 diperkirakan sebesar Rp37,055 triliun. Angka ini meningkat sebesar Rp3,094 triliun atau naik 9,11 persen dibandingkan pada APBD murni 2018, yaitu sebesar Rp33,961 triliun. Dengan mengalokasikan APBD ke berbagai bidang, mulai dari penanggulangan kemiskinan dan pengangguran hingga perekonomian lewat jalur industri dan pariwisata, solusi-solusi kreatif yang biasa Ridwan buat menjadi suatu yang dinanti-nantikan.

Memang ini baru sebentar. Ridwan masih membutuhkan waktu lebih banyak untuk mengimplementasikan APBD tersebut ke dalam program-program nyata. Namun dalam waktu singkat, kita sudah bisa melihat perubahan-perubahan sudah dimulai. Revitalisasi sungai di bantaran Kalimalang sampai Bekasi, Kanal Cikarang, program “satu insinyur, satu kelurahan”, revitalisasi Situ Rawa Kalong, pemekaran wilayah Jawa Barat selatan, hingga peningkatan fasilitas wisata Pangandaran adalah program-program yang mulai dikebut pengerjaannya.

Apa Sebenarnya Masalah Jawa Barat?

Di bawah kepemimpinan Ahmad Heryawan, Jawa Barat berhasil menyabet 265 penghargaan. Di luar itu, Jawa Barat masih memiliki pekerjaan rumahnya sendiri. Setelah menelitinya, bagi Ridwan Kamil, masalah-masalah ini terkait pembangunan infrastruktur, daya beli rendah, masih banyak pengangguran dan urusan ekonomi lain. Belum lagi masalah yang datang dari pihak eksternal, seperti intervensi oknum-onkum tertentu yang berkaitan dengan pembangunan.

Dari sektor perekonomian, sebenarnya Jawa Barat sudah menujukkan kehebatannya. Industri lokal terus berkembang dan bertumbuh. Banyak juga dari industri lokal Jawa Barat yang diajak menjadi mitra penting pemerintah, misal dalam memajukan ekonomi kreatif Indonesia. Bahkan pemasukan Jawa Barat terhadap pemasukan negara juga cukup besar. Jawa Barat menjadi penyumbang produk domestik bruto (PDB) ketiga terbesar atau mencapai 14,07 persen setelah DKI Jakarta (16,40 persen) dan Jawa Timur (14,88 persen).

Dengan sektor industri yang besar tersebut, Jawa Barat tentu mengundang banyak pendatang untuk mencoba mengadu nasib.  Jelas keberagaman penduduk memunculkan keberagaman pola pikir dan masalah pula. Berbagai program yang sebelumnya dianggap signifikan hadir di Bandung oleh Ridwan Kamil misalnya, apakah bisa muncul juga berbagai program visionernya di jawa barat dan terlaksana dengan baik?

Kiki Esa Perdana adalah dosen Ilmu Komunikasi. Ia sangat antusias dengan isu komunikasi politik dan budaya.

Share: Ridwan Kamil Siap Tangani Jawa Barat?