Isu Terkini

Ratusan Hiu di Karimunjawa Mati dan Biota Laut yang Tak Boleh Sembarangan Disentuh

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Sebanyak 110 ikan hiu di penangkaran ikan Menjangan Besar, Karimunjawa dilaporkan mati mendadak. Selain hiu, ikan jenis lainnya yang berada di kolam tersebut pun ikut mati, seperti 20 ekor ikan kambing lebar dan 10 ekor ikan tyger.

Ikan hiu yang mati tersebut berada di penangkaran dan dikelola secara independen oleh Cun Ming (81) sejak awal 1960-an. Cun Ming sudah melaporkan kejadian itu kepada Polda Jateng. Sampel air dan ikan sudah dibawa ke laboratorium untuk dicek.

“Kamis pagi penjaga penangkar menemukan ikan hiu indukan mati mengambang di kolam. Pas dihitung sekitar 110 ikan hiu yang mati. Saya sudah melaporkan kejadian ini ke Polda Jateng. Untuk tes laboratorium juga kami lakukan Wates, Yogyakarta. Katanya butuh waktu 21 hari untuk tahu hasilnya,” kata Cun Ming pemilik penangkaran, Selasa, 19 Maret 2019.

Bycatch & Shark Conservation Coordinator WWF Indonesia Dwi Ariyoga Gautama pun menyarankan agar kematian ratusan ikan hiu perlu dianalisis. Dengan begitu, kata Dwi, penyebab matinya hiu-hiu secara mendadak bisa diketahui lebih jelas. Menurutnya, hal ini terjadi kemungkinan karena adanya pakan yang salah diberikan kepada hiu.

“Kalau memang lebih pasti perlu analisis lagi, jadi bisa tahu penyebab. Informasi yang mati hanya hiu, ikan lainnya nggak semua mati. Umumnya kalau karena polusi air, semua mati, sedangkan ini hanya hiu, apakah mungkin pakan, tapi memang harus dibuktikan di laboratorium,” ucap Dwi Ariyoga Gautama, Selasa, 20 Maret 2019.

Baca Juga: Ikan Hiu Langka Muncul Pasca Banjir Sentani, Apa yang Terjadi?

Dwi juga menyindir usaha penangkaran yang dilakukan oleh Cun Ming. Sebab, ia menilai hal itu tidak boleh dilakukan. Apalagi, memang telah ada larangan dari Balai Taman Nasional Karimunjawa.

“Ini area bisnis di kawasan taman nasional pengaturan di bawah taman nasional, terlepas diatur atau tidak izin sisi tata ruang izin usaha. Kalau misal ada surat pelarangan usaha di sana, seharusnya tidak bisa menjalankan usaha,” jelas dia.

Alih-alih budi daya, penangkaran tempat ikan hiu yang biasanya dijadikan objek justru mengambil hewannya dari laut. Hal ini justru jauh dari kata pelestarian. Konsep yang demikian itulah yang menurut Dwi tidak sesuai dengan fungsi status taman nasional di Karimunjawa.

“Kalau budidaya bisa dikembangkan jadi anak besar. Yang dilakukan di situ menangkap lalu dibesarkan, tidak menambah jumlah di alam. Justru mengurangi (ikan hiu), pindahkan tempat. Kami tidak melihat ada pelestarian,” tandanya.

Wisata Berenang Bersama Hiu

Kepulauan Karimunjawa merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 27 pulau, namun hanya sekitar 5 pulau saja yang bisa dihuni dan ditempati. Kepualaun ini merupakan bagian dari salah satu kecamatan di Jepara. Karimunjawa sendiri telah ditetapkan sebagai salah satu taman nasional Indonesia pada tahun 2001 oleh Negara.

Kekayaan alam di sana ternyata membuat daya tarik wisatawan. Berenang bersama hiu di Karimunjawa, tepatnya di pulau Menjangan Besar, menjadi salah satu pilihan yang diminati. Di sana memang terdapat dua kolam penangkaran ikan hiu. Para wisatawan pun bisa memilih berenang di kedua kolam tersebut.

Terdapat dua jenis hiu yang dikembangkan di sana, yaitu hiu sirip hitam (Charcarinus melanopterus) dan hiu sirip putih (Charcarodon carsharias). Biasanya kedua jenis hiu tersebut lebih memilih habitat di perairan dangkal dan juga berpasir. Bahkan beberapa diantaranya juga memilih tinggal di perairan payau dan sungai air tawar.

Wisatawan bisa masuk ke kolam satu persatu untuk berfoto bersama hiu. Pemandu akan melemparkan makanan seperti ikan disekeliling kita sehingga menarik perhatian hiu untuk mendekat. Bila ingin menikmati pengalaman seru dan menantang bisa mencoba berenang bersama hiu. Di sana terdapat hiu hitam yang ukurannya lebih besar dengan panjang rata-rata sekitar 1,6 meter.

Ikan Hiu yang Mestinya Tak Disentuh Manusia

Menyentuh hewan laut bukan tindakan yang direkomendasikan. Selain hiu, biota seperti penyu, terumbu karang, atau jenis ikan lain pun sebenarnya tidak boleh disentuh. Beberapa lembaga konservasi laut dunia seperti Reef World bersama Green Fins yang berbasis di Inggris dan The Large Marine Vertebraes Project Philippines (LAMAVE) pun pernah melakukan protes terhadap promosi wisata berenang bersama hiu paus di Oslob, Filipina.

Wisata berinterasi langsung dengan hiu bukan hanya berpotensi bahaya bagi manusia, tapi juga bisa membuat hiu berganti pola hidupnya. Arifsyah Nasution, Oceans Campaigner dari Greenpeace mengatakan menyentuh langsung satwa laut tanpa tujuan dan alasan penanganan medis, penyelamatan (rescue) dan semata untuk kepentingan riset patut dihindari.

“Hal ini juga termasuk dengan sengaja memberi makan satwa laut liar, karena akan mengubah perilaku dan kebiasaan satwa tersebut. Interaksi dan pengamatan berjarak lebih disarankan,” ungkap Arifsyah.

Jika ia diberi makan dan ditangkar pada satu kawasan untuk kepentingan eksploitasi wisata, bisa mengubah perilakunya dan merusak ekosistem laut yang ada. Hal ini telah terjadi di Oslob, Cebu, Filipina. Hiu paus menjadi hewan yang mengalami domestifikasi karena terus-terusan diberi makan oleh turis. Dampaknya tentu saja Hiu Paus menjadi kurang sehat karena kekurangan nutrisi

“Kasihan mereka bisa jadi stres, takut, atau bahkan jadi ketularan penyakit yang kita derita,” katanya.

Objek Wisata Sudah Dihentikan Sejak 2018

Penangkaran hiu di Pulau Menjangan Besar, Karimunjawa milik Cun Ming memang sebenarnya untuk keperluan wisata. Namun, aktivitas wisata tersebut telah mendapat surat untuk dihentikan pada 2018. Surat perintah penghentian wisata tersebut dikeluarkan Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa nomor S.182/T.34/TU/GKM/6/2018.

Keputusan itu berdasar dari audiensi Bupati Jepara yang diwakili asisten dua dan dinas terkait bersama Cun Ming. Sebab, pada 13 Maret 2016, ada seorang wisatawan digigit hiu saat berenang di kolam hiu. Belum lagi makin bertambahnya destinasi wisata yang bermunculan namun tanpa mengantongi izin.

“Dari kejadian itu kemudian kami hentikan kegiatan wisata karena membahayakan wisatawan,” ungkap Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa Agus Prabowo pada Selasa, 19 Maret 2019.

Share: Ratusan Hiu di Karimunjawa Mati dan Biota Laut yang Tak Boleh Sembarangan Disentuh