Isu Terkini

Ratu Tisha dan Usaha PSSI Perangi Match Fixing

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Sepakbola Indonesia kembali menjadi perbincangan panas dalam beberapa pekan terakhir, terutama pasca gagalnya Timnas Indonesia melaju ke babak semifinal dan hanya tercecer di fase grup Piala AFF 2018. Isu-isu kotor pun satu per satu mulai naik ke permukaan, yang paling panas tentu soal dugaan match fixing atau pengaturan skor. Terkait hal itu, Sekjen PSSI Ratu Tisha pun buka suara.

Dalam acara diskusi yang diinisiasi PSSI Pers bertajuk “Citra Buruk Sepakbola Indonesia” di Waroeng Aceh Kemang pada Jumat, 30 November 2018, Tisha menegaskan bahwa pihaknya dalam hal ini PSSI sudah melakukan segala cara termasuk tindakan preventif untuk mencegah terjadinya match fixing. Sampai hari ini, ia dan PSSI mengaku terus berusaha memerangi kasus match fixing.

Meski begitu, Tisha mengatakan secara terbuka dan mengakui bahwa usaha itu memang tak mudah untuk dituntaskan secara langsung atau dengan cara yang instan. Sosok lulusan Matematika Institus Teknologi Bandung (ITB) itu pun mengaku tak bisa mengatakan bahwa dirinya kaget atau tidak terkait kasus match fixing yang diduga terjadi di sepakbola Indonesia ini.

Yang jelas, ia dan PSSI akan terus berusaha keras memerangi match fixing di persepakbolaan tanah air. Setidaknya sudah ada beberapa langkah PSSI dalam upaya memerangi aksi kotor tersebut dan membuat sepakbola Indonesia jadi bersih.

Baca Juga: 3 Alasan Sakti Edy Rahmayadi Enggak Perlu Diganti dari Ketua PSSI

Tiga Strategi PSSI Perangi Match Fixing

Tisha mengatakan bahwa PSSI punya tiga strategi dalam memerangi match fixing di kancah persepakbolaan Indonesia. Salah satu di antaranya, ia mengaku PSSI sudah bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal ini perusahaan IT yang memfokuskan diri di bidang olahraga yakni Genius Sport. Hal itu dilakukan tentu untuk meminimalisir adanya pengaturan skor.

Genius Sports sendiri merupakan sebuah lembaga independen yang bekerja untuk mengidentifikasi sejumlah pertandingan yang dianggap anomali. Dalam menjalankan tugasnya, mereka nantinya akan mengirimkan data yang terkumpul kepada pihak PSSI.

“Kami menyiapkan tiga cara. Pertama adalah langkah pencegahan. September 2017, kami sudah bekerja sama dengan Genius Sports. Itu sudah berjalan sejak tahun ini. Dari sana kami akan mendapat peringatan untuk laga mana yang perlu mendapat perhatian,” kata Tisha di Waroeng Aceh Kemang, Jakarta Selatan, Jumat, 30 November 2018.

“Kedua adalah investigasi lebih lanjut mengenai pertandingan tersebut. Kami akan melakukan investigasi secara tertutup, terlepas ada atau tidaknya laporan mengenai sebuah pelanggaran,” ujar sosok perempuan kelahiran Jakarta pada 30 Desember 1985 silam itu.

Lalu, Tisha mengatakan bahwa kalau kedua langkah itu sudah dijalankan, maka langkah selanjutnya adalah PSSI bakal memberikan sanksi tegas melalui Komisi Disiplin kepada pihak yang harus bertanggung jawab. Meski begitu, ia juga mengingatkan bahwa seluruh elemen tetap harus bersinergi memerangi kasus ini.

Baca Juga: Tips Jadi Wartawan yang Baik Versi Edy Rahmayadi

“Ketiga adalah tindak lanjut berupa hukuman yang sesuai dengan kapasitas PSSI, yaitu lewat badan peradilannya, Komite Disiplin. Kami sejujurnya tidak bisa sendirian memerangi match fixing karena kami butuh dukungan dari pemerintah, stakeholder, serta masyarakat,” ucapnya.

Sekadar informasi, penjelasan panjang lebar yang disampaikan Tisha itu memang terkait soal dugaan kasus pengaturan skor yang melibatkan manajer Madura FC, Januar, dengan Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat. Sebelumnya, Januar menyebut bakal mendapat uang senilai Rp100-150 juta dari Hidayat, andai Madura FC mengalah dari PSS Sleman pada laga Liga 2.

Ratu Tisha Mengaku Tak Kenal Terduga Pelaku Pengaturan Skor

Lebih lanjut mengenai terduga pelaku pengaturan skor di sepakbola Indonesia, Tisha menegaskan bahwa ia tidak mengenal orang yang diduga sebagai dalang pengaturan skor di Indonesia, seperti Vigit Waluyo. “Tidak kenal dan tidak pernah bertemu,” kata Tisha singkat saat awak media menanyakan soal sosok tersebut, masih di tempat yang sama.

Seperti diketahui, nama Vigit sendiri sempat disebut sebagai pelaku utama dalam pengaturan skor oleh mantan pelaku pengaturan skor, Bambang Suryo, dalam program acara televisi Mata Najwa yang disiarkan secara langsung di Trans7 pada Rabu, 28 November 2018 lalu. Ia menegaskan lagi bahwa jawaban itu ia lontarkan sebagai pribadi.

“PSSI itu badan ya, isinya 853 anggota dan memiliki perwakilan komite eksekutif. Jadi saya berbicara dan menjawab secara pribadi: tidak pernah bertemu dan tidak mengenal,” ujarnya.

Tak hanya itu saja, masih terkait hal ini, Tisha menambahkan bahwa secara pribadi ia tidak ingin menanggapi terlalu jauh soal nama Vigit yang kini jadi sorotan luas publik. “Setiap pertanyaan yang bersifat pribadi, sesederhana seperti: ‘Mbak suka makanan apa?’ atau ‘Suka minum kopi atau teh?’ Saya 200 persen orang yang sangat introvert, saya tidak bisa [bicara soal nama Vigit] di depan banyak kamera seperti ini. Karena bagaimanapun juga, saya di sini sebagai Sekjen PSSI,” ucapnya.

Diskusi PSSI Pers lebih banyak membahas tentang pengaturan skor ketimbang hal-hal lain seperti evaluasi Timnas Indonesia, agenda PSSI tahun depan, dan lain sebagainya. Selain Tisha, hadir juga Direktur Utama Persija Jakarta Gede Widiade dan pengamat sepak bola Weshley Hutagalung.

Sementara itu, Direktur Utama Persija Jakarta Gede Widiade yang juga hadir sebagai pembicara pada acara tersebut mengatakan bahwa isu pengaturan skor di Indonesia bukan suatu hal yang baru. “Indonesia sudah biasa [terkait kasus pengaturan skor], tapi apakah ada buktinya? Pengaturan skor ini kerugiannya ratusan miliar. Bayangkan kalau ini tidak diselesaikan secara tuntas, akan begini-begini saja,” ucapnya.

Lalu, jurnalis senior Weshley Hutagalung justru menyoroti dan mempertanyakan peran media dalam mengawal isu pengaturan skor yang selalu merundung jagat sepakbola nasional. Ia menilai media di era sekarang ini tampak sangat berbeda jika dibandingkan dengan saat ia meliput olahraga Indonesia pada 1996.

Baca Juga: 8 Ucapan ‘Gereget’ Edy Rahmayadi Selama Jadi Ketua PSSI

“Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisa, sekarang tidak. [Media di Indonesia] adu cepat. Ke mana aspek ‘why’ dan ‘how’ atas peristiwa ini [kasus pengaturan skor]? kata Weshley.

Tisha Apresiasi Rencana Kemenpora Perangi Match Fixing

Dalam usaha memerangi kasus pengaturan skor, Tisha menyambut gembira rencana Kemenpora yang akan memperkarakan para pelaku dugaan pengaturan skor di pentas kompetisi sepakbola Indonesia. Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto, bahkan memiliki rencana untuk membawa masalah ini ke ranah hukum.

“Justru itu yang kami tunggu, jadi mari kita berjuang bersama-sama karena PSSI tidak bisa sendiri. Tidak hanya PSSI saja yang harus memerangi match-fixing, ini masa transisi dari masa sulit,” kata Tisha.

Tisha sendiri mengaku sudah tak heran dengan munculnya isu-isu pengaturan di pentas sepakbola tanah air. “Kaget enggak, tetapi biasa juga enggak, karena mungkin gak tepat mengatakan hal itu. PSSI sudah proaktif semuanya, ada beberapa kali pemanggilan terhadap pihak terkait,” ujarnya.

Share: Ratu Tisha dan Usaha PSSI Perangi Match Fixing