Budaya Pop

Puncak Adat dan Kebingungan Keluarga Jawa

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Mata ni Horja atau puncak pesta adat dalam budaya Batak telah digelar pada hari kemarin (25/11). Acara ini dimaksudkan untuk menyambut kedatangan Presiden Indonesia, Joko Widodo beserta keluarga. Berbagai rangkaian adat dalam puncak pesta ini terdiri dari pemberian ulos untuk Jokowi beserta istri, manortor, serta mangupa atau pemberian nasihat orang tua kepada ke dua pengantin.

Dari berbagai rangkaian adat itu, sepertinya banyak kelucuan yang terjadi karena adanya dua adat yang sangat berbeda. Batak Mandailing tentunya berbeda dengan adat Jawa Tengah khususnya Solo. Nah, berikut beberapa alasan yang membuat keluarga dari Solo akan merasakan awkward momment di acara pesta adat Mandailing

1. Bahasa

Dari banyaknya rangkaian adat ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa Mandailing. Meskipun sesekali menggunakan bahasa Indonesia tapi kalimat yang digunakan sepertinya berbeda dengan bahasa yang sering didengar masyarakat umum. Apalagi pada waktu mangupa, pemberian doa dan nasihat diucapkan dengan full bahasa Mandailing yang cukup panjang dan lama, tentunya keluarga dari Solo akan merasa bingung dan cenderung tidak mengertiapa yang diucapkan.

2. Pemberian sambutan dan nasihat

Saat Kahiyang memberi sambutan maupun memberikan jawaban atas nasihat-nasihat orang tua, tampak sekali kebingungan dari raut wajah Kahiyang. Kahiyang seperti belum menyiapkan apa saja yang akan ingin ia ucapkan. Beberapa kali Kahiyang tampak berbisik-bisik ke suaminya Bobby untuk mendapatkan petunjuk apa yang perlu dikatakan. Berbeda dengan anaknya, Jokowi sepertinya lebih siap dalam memberikan nasihat, bahkan Jokowi memberikan nasihat berupa pantun berbahasa Mandailing, meskipun terlihat jelas bahwa Jokowi membaca teks.

3. Susunan kegiatan

Susunan kegiatan sepertinya hanya diketahui oleh pembawa acara. Jokowi misalnya, ia nampak bertanya-tanya kepada keluarga Bobby ketika acara sedang berlangsung. Iriana, istri Jokowi juga nampak melakukan kesalahan saat akan melakukan manortor, ia sempat berdiri sebelum dijemput, dan Iriana juga tampak membawa kain selain ulos yang akhirnya diberikan kepada orang yang di belakangnya.

Memang pernikahan beda tradisi akan memberikan awkward moment tersendiri, namun ada baiknya penjelasan tiap-tiap rangkaian agenda perlu diberikan sebelum acara berlangsung. Dengan begitu, tidak ada raut wajah kebingungan diantara kita. []

Share: Puncak Adat dan Kebingungan Keluarga Jawa