24 September: Potret Aksi #ReformasiDikorupsi di Senayan
Ramadhan — Asumsi.co
Tak seperti biasa, beberapa ruas jalan di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat pada Selasa, 24 September 2019, dipenuhi bus Metromini dan angkot yang mengangkut mahasiswa dari berbagai kampus di ibu kota. Momen ini mengingatkan banyak orang kepada Aksi Reformasi 1998, di mana mahasiswa berjubel menduduki atap bus, bergelantungan, sambil menyanyikan lagu-lagu nasional sepanjang jalan menuju Gedung DPR RI.
Aksi yang populer dengan nama #ReformasiDikorupsi ini berlangsung sejak Kamis, 19 September, dan berlanjut pada Senin dan Selasa, 23-24 September 2019. Massa menyuarakan tujuh desakan. Pertama, tolak RKUHP, RUU Minerba, RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, dan RUU Ketenagakerjaan; batalkan UU KPK dan UU SDA; serta segera sahkan RUU PKS dan Perlindungan Pekerja Rumah tangga. Kedua, batalkan pimpinan KPK bermasalah pilihan DPR. Ketiga, tolak TNI dan Polri menempati jabatan sipil. Keempat, stop militerisme di Papua dan bebaskan para tahanan politik. Kelima, hentikan kriminalisasi aktivis. Keenam, hentikan, selidiki, dan pidanakan korporasi pembakar hutan di Kalimantan dan Sumatera. Ketujuh, adili para penjahat hak asasi manusia, termasuk yang berada di lingkaran kekuasaan, serta segera penuhi hak-hak korban.
Pada Kamis, ada pertemuan antara Sekjen DPR RI Indra Iskandar dan 28 orang perwakilan mahasiswa yang berbuah surat kesepakatan bertulis tangan. Dalam surat itu, Indra berjanji akan menyampaikan tuntutan para pedemo kepada anggota-anggota DPR.
Massa lebih besar datang pada Senin dan Selasa (23-24/09). Sejak siang, para mahasiswa membanjiri kawasan Senayan, merangsek hingga ke Jalan Gatot Subroto, Slipi, hingga berpusat di depan Gedung DPR. Jalanan Jakarta disesaki warna warni almamater mahasiswa dari berbagai kampus. Jumlahnya diperkirakan lebih dari sepuluh ribu orang.
Dari pantauan Asumsi.co di lapangan, mahasiswa yang datang memang bukan hanya berasal dari kampus-kampus di Jakarta. Mahasiswa dari Bandung, seperti dari kampus ITB, UPI, dan UIN Sunan Gunung Jati Bandung juga ikut bergabung. Ada pula mahasiswa dari Depok, Bogor, Tangerang, Serang, Karawang, Purwakarta, Yogyakarta, hingga Bali.
Barisan mahasiswa hari itu benar-benar solid. Mereka membentuk border yang rapat, bergandengan tangan. Semangat pun kian membara saat lagu-lagu perjuangan melantun. Sore menjelang malam, bentrokan mahasiswa dengan aparat kepolisian tak terhindarkan.
Barikade polisi yang berada di Gerbang DPR menembakkan meriam air ke kerumunan massa. Bukannya mundur, mahasiswa justru semakin merapatkan barisan dan maju berusaha merusak gerbang DPR untuk masuk ke dalam. Polisi menembakkan gas air mata.
Kericuhan pun pecah. Mobil water cannon dirusak, berbagai fasilitas umum di sekitar Gedung DPR dirusak. Suasana pun kian mencekam saat korban mahasiswa berjatuhan.
Dalam situasi serbakacau, gas air mata menyesaki udara, api dan asap di mana-mana, batu dan benda-benda berseliweran di atas kepala. Asumsi.co mengabadikan momen-momen itu. Berikut di antaranya:
Share: 24 September: Potret Aksi #ReformasiDikorupsi di Senayan