Isu Terkini

PAN di Bawah Kepemimpinan Amien Rais

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Kiprah Amien Rais memang penuh kisah-kisah menarik. Namun tampaknya, tidak ada yang semenarik ketika di awal era Reformasi, Partai Amanat Nasional (PAN) berhasil ia dirikan dan pimpin. Setelah mendirikan PAN, Amien pun memimpin partai tersebut dari tahun 1998 hingga 2004. Seperti apa PAN di bawah kepemimpinan Amien Rais?

Reformasi Buka Peluang untuk Amien Rais Dirikan PAN

Runtuhnya rezim Orde Baru di tahun 1998 mungkin menjadi sesuatu yang begitu disyukuri oleh Amien Rais. Bagaimana tidak, di era Orde Baru, tidak ada kesempatan untuk dirinya mendirikan partai. di bawah kepemimpinan Soeharto, hanya ada tiga partai yang diizinkan untuk berkompetisi di Pemilu. Ketiga partai tersebut adalah PDI, PPP, dan Golkar.

Begitu Soeharto lengser, terdapat empat partai yang langsung didirikan. Salah satunya adalah PAN, yang dibentuk oleh Amien Rais dan 50 tokoh nasional lainnya. PAN dideklarasikan di Jakarta tanggal 23 Agustus 1998. Beberapa nama lain selain Amien Rais adalah Faisal Basri, Rizal Ramli, dan Goenawan Moehammad. Ideologi dari PAN ini awalnya adalah nasionalis terbuka.

Baca Juga: Amien Rais, Beda Zaman Beda Kawan

Lahirnya PAN ini jelas tidak tiba-tiba muncul ke permukaan begitu saja. Terdapat beberapa organ gerakan reformasi yang membantu lahirnya PAN. Beberapa di antaranya adalah Majelis Amanat Rakyat (MARA), PPSK Muhammadiyah, dan Kelompok Tebet.

Pimpin PAN Hingga 2004

Terbentuknya PAN menjadi partai di tahun 1998 menjadi awal dari kepemimpinan Amien Rais di partai tersebut. Pemilu pertama yang dihadapi oleh Amien adalah Pemilu 1999. Dalam pemilu ini,ternyata PAN tidak mendapat suara yang begitu tinggi, tetapi cukup untuk dapat membuat PAN duduk di parlemen. Dengan total 7,4 persen suara dan berhasil meraih 34 kursi, PAN menduduki peringkat kelima dari total suara masuk dan menjadi partai baru yang cukup berprestasi.

Namun, di Pemilu 1999 tersebut, membawa PAN terpilih masuk ke parlemen bukanlah prestasi terbesar Amien Rais. Di Pemilu yang sama, Amien berhasil terpilih menjadi ketua Majelis Permusyarawatan Rakyat (MPR) untuk masa jabatan 1999-2004. Jelas ini menjadi suatu hal yang positif dan cukup masif untuk seseorang pemimpin partai baru.

Baca Juga: Amien Rais Ancam Jewer Ketum Muhammadiyah dan Lakukan Paksaan Senior di Pilpres

Di pemilu selanjutnya, yakni di tahun 2004, PAN lagi-lagi hanya mendapatkan persentase yang serupa. Dengan total 6,44 persen suara, PAN berada di posisi ketujuh. Dengan angka yang tidak begitu besar, Amien Rais tetap memberanikan diri untuk maju menjadi calon presiden untuk Pemilu Presiden 2004. Sayang, Amien gagal terpilih karena hanya meraih suara kurang dari 15 persen. Pemilu 2004 tersebut pun dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari Partai Demokrat yang didampingi oleh Jusuf Kalla sebaga wakil presidennya.

Tak lama dari kalahnya Amien di Pemilu Presiden 2004, ia langsung mengundurkan diri dari kursi Ketua Umum PAN. Semenjak saat itu, Amien tidak lagi banyak berkecimpung di dunia politik selain sekadar memantau dan berkomentar tentang hal-hal yang sedang terjadi di media massa.

Share: PAN di Bawah Kepemimpinan Amien Rais