Isu Terkini

OK Otrip Diganti Jak Lingko, Ada Perubahan?

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Di tanggal 14 Desember 2017, program OK Otrip mulai diluncurkan. Ketika itu, OK Otrip diharap dapat menjadi langkah untuk mengintegrasikan lebih lanjut moda transportasi yang ada di Jakarta. Pada uji coba tahap pertama yang dimulai tanggal 22 Desember 2017, OK Otrip telah dilaksanakan di seluruh halte Transjakarta. Sedangkan uji coba tahap dua yang dimulai tanggal 15 Januari 2018, OK Otrip mulai diperluas dengan mengintegrasikan empat rute angkot di empat wilayah.  Uji coba yang kedua ini diperpanjang sampai 15 Juli. Tujuannya untuk menunggu seperti apa reaksi publik terhadap kebijakan OK Otrip. Namun nyatanya, OK Otrip dinilai gagal karena ada beragam masalah yang meliputinya.

Berbagai Masalah Menghantui OK Otrip

Ketika diuji coba, ternyata OK Otrip menemukan beragam masalah. Beberapa masalah tersebut di antaranya adalah adanya kendala tarif dan kerusakan alat pembayaran, hanya 20 persen yang tercapai dari target 2.687 angkutan umum, dan minimnya peminat yang berkaitan dengan minimnya sosialisasi dan promosi. Masalah-masalah ini lah yang membuat Anies melakukan rebranding (mengubah nama program) menjadi Jak Lingko. Tidak hanya mengubah nama, Anies pun berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.

Jak Lingko, Tidak Sekadar Mengubah Nama?

Di hari Senin tanggal 8 Oktober 2018, Anies Baswedan pun meluncurkan nama Jak Lingko untuk program integrasi antarmoda di Jakarta. Jak Lingko sendiri memiliki arti berjejaring atau terintegrasi. Di pidato peluncurannya, Anies mengatakan bahwa, “Kami ingin gunakan kata lingko ini menjadi sistem transportasi terintegrasi. Bayangannya seperti jaring laba-laba. Jaring laba-laba itu bisa nyambung, dari rute mana pun bisa, dari titik mana pun ke titik mana pun dalam jaringan ini.”

Banyak kekhawatiran dari berbagai pihak mengenai keberlangsungan Jak Lingko ini, mengingat OK Otrip dinilai begitu bermasalah. Terlebih ketika Anies mengatakan kalau tidak banyak yang berubah dari OK Otrip ini. “Yang sekarang ada kartunya, fasilitasnya, semuanya jalan seperti biasa. Sekarang melanjutkan yang sudah ada, branding-nya yang baru,” lanjut Anies.

Namun ternyata, perubahan Jak Lingko tidak hanya sekadar nama. Perubahan pertama yang membedakan Jak Lingko dengan OK Otrip adalah terkait kenyamanan yang berusaha ditingkatkan. Angkot-angkot Jak Lingko secara bertahap akan dipasangi AC. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan, mengatakan kalau pemasangan AC akan dilakukan sekaligus sebagai program peremajaan angkot. Hal ini juga berkaitan dengan ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 29 Tahun 2015 mengenai Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek.

Kemudian, peningkatan kenyamanan dalam program Jak Lingko lainnya adalah mengintegrasikan pemegang kartu Jak Lingko dengan LRT dan MRT. Saat ini, Jak Lingko berada di bawah pengawasan PT Transjakarta selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengoperasikan bus-bus di 125 rute Transjakarta. Meski sudah terintegrasi dengan Transjakarta, hal ini dinilai tidak cukup. Anies Baswedan, pada hari Senin (10/12) kemarin, mengatakan bahwa program Jak Lingko harus menjadi induk dari transportasi publik Jakarta yang terintegrasi. “Harapannya, program ini dapat menjadi induk dari integrasi transportasi publik di Jakarta,” ungkap Anies seperti yang tertulis di Kompas.com. Ia pun berharap bahwa Jak Lingko nantinya akan terintegrasi dengan LRT dan MRT. “Sesudah ada MRT dan LRT, baru kami atur siapa pengelola seluruh moda transportasi massal ini. Sekarang kami serahkan dulu ke PT. Transjakarta,” ucap Anies. Untuk mewujudkan terintegrasinya seluruh moda transportasi di Jakarta, PT. Transjakarta pun telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT. MRT Jakarta tentang Studi Integrasi Transportasi Antarmoda.

Perubahan yang kedua adalah tentang penambahan jumlah trayek angkot yang melayani Jak Lingko. Ketika diuji coba dengan nama OK Otrip, rute yang diintegrasikan dalam program tersebut hanya ada empat trayek. Kala itu, hanya angkot-angkot yang beroperasi di kawasan Warakas, Jelambar, Duren Sawit, dan Lebak Bulus. Kini, Jak Lingko sudah bekerja sama dengan 11 operator angkot di Jakarta, yaitu angkot Budi Luhur, Koperasi Wahana Kalpika, Lestari Sukma Gema Persada, Puskopau Halim Perdana Kusuma, Kopamilet Jaya, Komilet Jaya, Komika Jaya, Kolamas Jaya, Purimas Jaya, Kojang Jaya, dan PT Kencana Sakti Transport. Tidak hanya itu, trayek yang melayani Jak Lingko pun menjadi 33 trayek, dari yang sebelumnya hanya 4. Trayek-trayek tersebut adalah sebagai berikut.

OK 1 : Tanjung Priok-Plumpang

OK 2 : Kp Melayu-Duren Sawit

OK 3 : Lebak Bulus-Pondok Labu

OK 4 : Grogol-Tubagus Angke

OK 5 : Semper-Rorotan

OK 6 : Kp Rambutan-Pondok Gede

OK 7 : Grogol-Tanah Abang

OK 8 : Roxy-Bendungan Hilir

OK 9 : Roxymas-Karet

OK 10 : Tanah Abang-Kota

OK 11 : Tanah Abang-Kemayoran

OK 12 : Tanah Abang-Kebayoran Lama

OK 13 : Tanah Abang-Jembatan Lima

OK 14 : Tanah Abang-Meruya Ilir

OK 15 : Tanjung Priok-Bulak Turi

OK 16 : PGC-Condet

OK 17 : Terminal Senen-Terminal Pulogadung

OK 18 : Pasar Minggu-Manggarai

OK 19 : Pinang Ranti-Setu

OK 20 : Korosono-Cipinang Permata

OK 21 : Maphilindo-Dewi Sartika

OK 22 : Dwikora Raya-Pandjaitan

OK 23 : Senen-Kampung Melayu

OK 24 : Senen-Pulogadung

OK 25 : Kalisari-Pasar Rebo

OK 26 : Kalimalang-Rawamangun

OK 27 : Pulogadung-Rorotan

OK 28 : Pasar Rebo-Taman Wiladatika

OK 29 : Semper-Tanjung Priok

OK 30 : Meruya-Citraland

OK 31 : Pondok Labu-Blok M

OK 32 : Lebak Bulus-Petukangan Utara

OK 33 : Pulogadung-Kota

Share: OK Otrip Diganti Jak Lingko, Ada Perubahan?