Budaya Pop

Nostalgia Roti Bakar Eddy

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image
Asumsi.co

Hari Rabu (10/10) kemarin, dunia kuliner Indonesia berkabung. Salah satu tokoh kuliner terbesar di Indonesia, Eddy Supardi, meninggal dunia. Ia merupakan pendiri Roti Bakar Eddy, salah satu kedai roti bakar terbesar di Indonesia. Sebagai anak muda yang lahir dan besar di Jakarta, nama Roti Bakar Eddy begitu familar untuk saya. Dengan kedai-kedai yang semakin tersebar di berbagai tempat di Jakarta, Roti Bakar Eddy pun semakin inklusif, karena itu artinya Roti Bakar Eddy tidak lagi terbatas hanya untuk anak muda gaul Jakarta Selatan.

Dan enggak bisa dipungkiri, makin menjamurnya kedai-kedai yang menyajikan menu roti bakar membuat Roti Bakar Eddy makin ditinggalkan para penggemarnya. Tapi sebenarnya kalian tau gak sih sejarah di balik pendirian kedai yang juga terkenal dengan menu Indomie, Telor, Kornet atau Internet ini? Dan apa aja kenangan dari tempat makan ini?

Sejarah Roti Bakar Eddy

Kedai roti bakar ini didirikan oleh Alm. Eddy Supardi di tahun 1971. Kedai ini pertama kali ada di kawasan Blok M Jakarta Selatan. Waktu itu, menurut Eddy, belum ada usaha yang mejajakan roti bakar di kawasan Blok M. Akhirnya, dia memberanikan diri membuka usahanya di pinggir jalan, tepatnya di belakang sekolah Al-Azhar. Karena roti bakar ini makin terkenal, nama pak Eddy pun ikut-ikut terseret dalam ketenaran tersebut. Mulai saat itu hingga kini, roti bakar yang didirikan Pak Eddy pun dikenal dengan sebutan Roti Bakar Eddy.

Ketenaran nama Roti Bakar Eddy pun meluas ke seantero Jakarta dan sekitarnya. Dengan permintaan yang begitu tinggi, Roti Bakar Eddy ini pun berusaha memenuhi keinginan tersebut dengan mendirikan cabang-cabang yang tentu saja memiliki kualitas dan cita rasa yang sama. Hingga kini, setidaknya ada sembilan cabang Roti Bakar Eddy yang tersebar luas di berbagai wilayah di Jakarta dan sekitarnya. Wilayah-wilayah tersebut adalah Blok M, Tanah Abang, Ciledug, Pondok Pucung, Haji Nawi, Pondok Gede, Lenteng Agung, Margonda, dan Cibubur.

Hal yang Bikin Roti Bakar Eddy jadi Tempat Nongkrong Favorit

Karena saingan usaha roti bakar makin banyak, tapi tetep aja sulit melupakan tempat nongkrong favorit satu ini. Kenapa, ya?

Rotinya yang Khas

Salah satu cita rasa yang begitu dikenal dari Roti Bakar Eddy adalah rotinya yang diproduksi secara sendiri, tidak membeli dari perusahaan pembuat roti manapun. Hal ini benar-benar membuat cita rasa Roti Bakar Eddy begitu khas dan beda dari kedai roti bakar lain yang sering kita jumpai di pinggir jalan. Bayangin, dibutuhkan usaha ekstra untuk menarik konsumen dan membuat kita mau berkali-kali datang ke sana.

Pelopor Nongkrong Hemat sampai Pagi

Sebagai anak muda masa kini, nongkrong sambil ngobrol dengan teman-teman sampai pagi merupakan kegiatan yang begitu lazim. Berbagai tempat di Jakarta menawarkan tempat nongkrong yang hemat namun buka sampai dini hari. Nah, Roti Bakar Eddy ini, di tahun 1971, merupakan salah satu pelopor tempat nongkrong sampai pagi tersebut. Jam buka Roti Bakar Eddy ini sendiri setiap harinya buka sampai pukul 2 pagi! Coba bayangin, bermodalkan pesanan sepiring roti bakar, kita bisa nongkrong berlama-lama di sana. Bahkan sampai lewat tengah malam.

Bebas Hambatan Kelas Sosial

Poin lain yang membuat Roti Bakar Eddy begitu menjadi tempat favorit adalah bebas hambatan kelas sosial! Karena harganya yang terjangkau untuk berbagai kelas sosial yang ada di Jakarta, nongkrong di sini pun tidak terbatas sekat-sekat tersebut. Meskipun Roti Bakar Eddy awalnya berdagang hanya di pinggir jalan (bahkan yang asli hingga saat ini), bukan berarti tidak ada masyarakat kelas atas yang datang. Justru, tempat nongkrong ini juga menjadi favorit para artis-artis untuk sekadar nongkrong di malam hari.

Pertama Kali Tradisi Kedai Roti Bakar jadi Tempat Nongkrong

Dahulu, sebelum warung-warung kopi pinggir jalan, belum banyak kedai roti bakar yang bisa dijadikan tempat nongrkong asik. Nah, ketika Roti Bakar Eddy ini didirikan, konsep roti bakar sebagai tempat nongkrong pun semakin populer di Jakarta. Berbagai kedai lain pun mengikuti tren untuk mendirikan kedai roti bakar yang proper dan bisa dijadikan tempat nongkrong.

Adanya Berbagai Opsi Menu Lain di Luar Roti Bakar

Menurut saya, salah satu alasan lain kenapa Roti Bakar Eddy menjadi menu favorit adalah adanya opsi makanan yang begitu banyak. Mulai dari nasi goreng, kwetiaw, mie goreng, bakso, hingga ayam goreng ditawarkan oleh Roti Bakar Eddy. Sehingga, Roti Bakar Eddy pun semakin banyak penikmatnya, karena ketika ada orang yang mau nongkrong dan males makan roti bakar, tetap ada opsi lain yang membuat orang tersebut tetap jadi nongkrong ke Roti Bakar Eddy.

Lokasi yang Dekat Tempat Anak Nongkrong

Alasan terakhir yang ngebuat Roti Bakar Eddy jadi tempat asik buat nongkrong adalah karena lokasi-lokasi kedai Roti Bakar Eddy ini dekat dengan tempat anak-anak yang doyan nongkrong. Berawal di Blok M, yang memang dekat dengan anak nongkrong, cabang-cabang Roti Bakar Eddy ini pun juga menyasar wilayah-wilayah yang dekat dengan anak-anak kampus yang doyan nongkrong sehabis kuliah, seperti di Margonda.

Share: Nostalgia Roti Bakar Eddy