Isu Terkini

Nostalgia Fahri Hamzah Bersama AM Fatwa: Dari Sumbawa Jadi Legenda

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, merasa sangat kehilangan sosok AM Fatwa yang meninggal dunia hari ini, Kamis (14/12) pagi di Rumah Sakit MMC Jakarta. Di mata Fahri Hamzah, AM Fatwa adalah sosok legenda politik Indonesia.

Fahri yang akan jadi pembicara pada acara #AsumsiLive Asumsi.co sore hari ini, Kamis (14/12) dengan tema “Politician vs Millennial” mengingat kembali masa-masa di mana ia mengenal baik AM Fatwa. Fahri menganggap AM Fatwa sebagai tokoh politik yang berpengaruh besar di Tanah Air.

“Saya mengenal Pak Fatwa sejak lama sekali di banyak momentum. Sebagai orang Sumbawa, beliau juga pernah tinggal dan lama di kampung saya di Sumbawa. Sebagai tokoh Bugis di Jakarta, tentu kami juga sama-sama memiliki darah Bugis kelahiran Bone,” kata Fahri Hamzah, Kamis (14/12).

Politisi berusia 46 tahun itu punya banyak kenangan bersama AM Fatwa. Ia pun mengenang nostalgia saat masih sama-sama berjuang terutama di era sebelum reformasi hingga pasca reformasi.

Betapa besarnya pengaruh AM Fatwa hingga Fahri menyebut beliau sebagai legenda politik Indonesia yang sudah malang melintang terlibat di peristiwa politik masa lampau, baik era Orde Lama maupun Orde Baru.

“Sebelum saya menjadi anggota DPR, kami bersama-sama di banyak tempat sebelum reformasi dan saat reformasi. Bersama almarhum Adi Sasono, kami bersama aktif di ICMI dan bersama Prof Amien Rais kami bersama mendorong reformasi,” ujar Fahri.

Salah satu momen bersejarah yang pernah dilewati Fahri bersama AM Fatwa adalah saat malam bersejarah bagi bangsa Indonesia pada 20 Mei 1998. Kala itu, Fahri bersama AM Fatwa serta rekan-rekan yang lain berangkat dari rumah Prof Malik Fadjar di kawasan Menteng meninjau kawasan Monas yang waktu itu kabarnya sudah dikepung tentara.

“Kami bertiga dengan Pak Amien Rais naik mobil Pak Fatwa, Kijang (berwarna merah hati). Setelah melihat Monas yang dipenuhi alat persenjataan berat, kami kembali ke Menteng dan memutuskan untuk membatalkan aksi damai keesokan harinya yang ternyata malah Pak Harto mengundurkan diri 21 Mei 1998,” kenang Fahri.

Fahri pun merasa sangat kehilangan sosok AM Fatwa yang sudah menjadi panutannya, meski sebelumnya sempat berselisih paham soal KPK. Politisi kelahiran Utan Sumbawa Nusa Tenggara Barat pada 10 November 1971 itu menyebut yang hidup pasti akan pergi.

“Selamat jalan Pak Fatwa, kami semua pasti menyusulmu,” ucap Fahri.

AM Fatwa merupakan senator asal DKI dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Ia wafat di usia 78 tahun sekitar pukul 06.25 WIB. Jenazah AM Fatwa akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Share: Nostalgia Fahri Hamzah Bersama AM Fatwa: Dari Sumbawa Jadi Legenda