General

Miftah Nur Sabri, Politisi Gerindra yang Kirimkan Surat ‘Unik’ untuk Gustika Hatta

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

“Selamat Malam Gustika Sayang, perkenalkan namaku Miftah Sabri. Aku juga cucu dari Drs. Muhammad Hatta. Proklamator Republik Indonesia. Meskipun kita sama-sama cucu, tapi kita belum pernah bertemu. Gustika jangan kaget. Aku cucu dari anak Bung Hatta yang mana. Anak Bung Hatta itu banyak, bukan hanya Ibumu Halida, atau Tantemu Gemala, dan Mutia. Banyak anak-anak Bung Hatta yang lain. Tidak berbilang.”

Seperti itu kalimat pembuka dari surat terbuka yang dibuat oleh Miftah Nur Sabri, seorang caleg dan politisi Partai Gerindra dari Dapil Riau 1 untuk DPR RI. Kalimat pembuka itu adalah sebagian kecil dari surat yang cukup panjang yang dibuatnya untuk Gustika Hatta, cucu kandung dari Bung Hatta. Dalam suratnya, ia berusaha untuk mengatakan bahwa ia terinspirasi dari Bung Hatta dan mengatakan bahwa ia seorang cucu ideologis Bung Hatta. Ia berusaha mengatakan dan menjelaskan seperti apa Bung Hatta, ke cucu kandungnya sendiri, melalui surat terbuka tersebut.

Tentunya, surat yang begitu unik itu langsung menerima respon yang luar biasa dari warganet. Beberapa menggarisbawahi semena-menanya diksi yang dipilih oleh Miftah terhadap Gustika dalam kata panggilan Gustika sayang. Banyak publik yang menilai hal tersebut tidak lah etis dan tidak seharusnya dilakukan oleh seorang bapak-bapak yang berbicara pada seseorang yang lebih muda. Salah seorang warganet yang cukup terkenal, @afutami, bahkan di salah satu twitnya mengatakan bahwa fenomena ini adalah mansplaining, yang artinya adalah salah satu penjabaran yang terlalu berlebihan dari seorang laki-laki ke perempuan sehingga arahnya lebih condong bersifat diskriminatif.

Terlepas dari polemik itu semua, tentunya banyak yang penasaran siapa Miftah Nur Sabri dan mengapa ia, yang notabene tidak memiliki hubungan darah langsung dengan Bung Hatta, justru menjelaskan siapa itu Bung Hatta kepada cucu Bung Hatta sendiri. Miftah Sabri adalah pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) selasar.com, sebuah platform untuk berbagi pengetahuan dan pemahaman antar penggunanya. Dalam membangun Selasar ini, Miftah melakukannya bersama beberapa teman yaitu Muhammad Isa, Shofwan Al Banna Choiruzzad, Devie Rahmawati, dan Arief Mizan di tahun 2014.

Dalam karir pendidikannya, Miftah adalah lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), jurusan Ilmu Politik. Miftah pernah menjadi ketua Senat (sekarang Badan Eksekutif Mahasiswa) di FISIP UI. Ia juga pernah aktif di beberapa organisasi lain di kampusnya.

Keaktifannya di organisasi dan pendidikannya yang ditempuh tentu menjadi hal yang menjustifikasi mengapa ia kini berkecimpung di dunia politik praktis. Namun, apa yang menjadi motivasinya untuk menulis surat seperti itu pada Gustika?

Salah satu alasan utama Miftah menuliskan surat tersebut adalah sebenarnya sebuah respon terhadap respon lain yang diberikan Gustika pada Dahnil Anzar yang menyamakan Sandiaga Uno dengan Mohammad Hatta. Dalam akun Twitternya, Gustika melontarkan kalimat kasar kepada Dahnil sebagai wujud penolakan penyamaan kakeknya dengan Sandiaga Uno. Dahnil Anzar sendiri memang menjadi bagian dari juru bicara Prabowo-Sandi dalam kampanye Pemilu 2019 kali ini.

Dengan respon tersebut, Miftah yang memang seorang kader Gerindra pun langsung turut kembali membalas pernyataan Gustika kepada Dahnil. Lagi-lagi, bukannya meredakan tensi, justru surat terbuka Miftah ini menjadi babak baru dari kontroversi yang menyamakan antara Sandi dengan Bung Hatta ini.

Share: Miftah Nur Sabri, Politisi Gerindra yang Kirimkan Surat ‘Unik’ untuk Gustika Hatta