Isu Terkini

Michael Cohen: Mantan Tangan Kanan Trump yang Kini Jadi Lawan

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Nama Michael Cohen memang belum dikenal banyak masyarakat di Indonesia. Dia adalah seorang mantan tangan kanan Donald Trump. Ketika bersama Trump, ia mengisi posisi sebagai pengacara sekaligus wakil presiden Trump Organization. Jabatannya sebagai pengacara Trump sendiri dijabat dari bulan Januari 2007 hingga Mei 2018.

Jadi Tangan Kanan Trump, Urus Banyak Hal

Sebelum jadi tangan kanan Presiden Amerika Serikat, Michael Cohen adalah seorang pengacara. Karirnya sebagai pengacara di tahun 1992, bekerja untuk Melvyn Estrin di Manhattan dengan spesialisasi hukum cedera pribadi. Di tahun 2003, Cohen menjadi pengacara hukum perdata sekaligus menjabat sebagai CEO MLA Cruises, Inc. dan Atlantic Casino.

Baca Juga: Bertemu di Vietnam, AS Berharap Korut Ikuti Model Pembangunan Vietnam

Ketika Cohen mulai bekerja untuk Donald Trump di tahun 2006, ia mengurusi banyak urusan yang berkaitan dengan bosnya tersebut. Pertama, terkait posisinya sebagai pengacara Trump. Cohen menjalani pekerjaannya mengurusi segala urusan legalitas yang berkaitan dengan Donald Trump dan bisnisnya. Kemudian, ia juga menjadi wakil presiden Trump Organization. Dalam jabatannya yang kedua ini, Cohen membantu Trump mengurusi bisnis pembangunan tempat tinggal mewah milik presiden Amerika Serikat tersebut. Ketiga, dan yang paling intim, adalah Cohen menjadi penasihat pribadi Donald Trump. Dalam posisinya yang ketiga ini, Cohen menjadi penanggung jawab persona Trump di hadapan media.

Berhenti Kerja Bareng Trump, Fakta tentang Trump Perlahan Terbongkar

Di bulan Mei 2018, sekitar setahun setelah dimulainya Special Counsel Investigation (investigasi pencari fakta keterlibatan Rusia di Pemilu 2016), Cohen berhenti bekerja untuk Trump. Di tanggal 21 Agustus 2018, ia mengaku bersalah atas tuduhan yang dituduhkan padanya. Tuduhan tersebut adalah pelanggaran finansial saat kampenye, penipuan pajak, dan penipuan perbankan. Kemudian, seperti dilansir New York Times, Cohen juga mengakui kalau Trump menyuruhnya untuk membayar dua perempuan. Berdasarkan pengakuan Cohen, Trump membayar dua perempuan tersebut agar tidak membuka hubungan keduanya dengan Donald Trump ke publik selama masa kampanye 2016.

Kemudian, di bulan November 2018 yang lalu, Cohen pun mengakui tindakannya yang lain. Ia mengaku kalau dirinya berbohong pada tahun 2017 kepada komite intelijen Senat terkait rencana membangun Trump Tower di Moskow. Dalam kebohongannya, ia mengaku kalau Trump Tower di Moskow berhenti dibicarakan pada bulan Januari 2016. Padahal sebenarnya, negosiasi tentang pembangunan Trump Tower masih berlanjut hingga bulan Juni 2016.

Baca Juga: Sejarah Hubungan Kim Joung Un dan Donald Trump Sebelum Pertemuan di Singapura

Di tanggal 27 Februari 2019 kemarin waktu setempat, Cohen kembali mengeluarkan sebuah testimoni. Testimoninya di hadapan anggota kongres kali ini dianggap sebagai pengakuannya yang paling mencengangkan. Ia memberikan sebuah klaim kalau Trump mengetahui tentang pembocoran data Hillary Clinton oleh WikiLeaks. Selain itu, ia juga mengakui bahwa Trump adalah seseorang yang rasis, penipu, dan curang. Berikut salah satu potongan testimoni tersebut.

I am ashamed that I chose to take part in concealing Mr. Trump’s illicit acts rather than listening to my own conscience.

I am ashamed because I know what Mr. Trump is.

He is a racist.

He is a conman.

He is a cheat.

He was a presidential candidate who knew that Roger Stone was talking with Jullian Assange about a WikiLeaks drop of Democratic National Committee emails.”

Terjemahan:

“Saya malu karena saya telah membantu Trump menyembunyikan tindakan gelapnya daripada mendengarkan perasaan saya sendiri.

Saya malu karena saya tahu seperti apa Trump.

Dia adalah seseorang yang rasis.

Dia adalah seorang penipu.

Dia adalah seseorang yang curang.

Dia adalah seorang kandidat presiden yang mengetahui Roger Stone berbicara dengan Julian Assange mengenai tindakan WikiLeaks terkait surat elektronik Komite Nasional Demokrat.”

Baca Juga: Trump Buka Pemerintahan, Kalah Atau Mengalah?

Komentar Trump

Mengetahui hal tersebut, Donald Trump yang sedang berada di Vietnam untuk bertemu pemimpin Korea Selatan Kim Jong Un pun merespon melalui sebuah cuitan di akun Twitter pribadinya @RealDonaldTrump. Dalam cuitannya, ia menuduh Cohen berbohong demi mendapatkan keringanan penjara. Berikut cuitannya tersebut.

Michael Cohen was one of many lawyers who represented me (unfortunately). He had other clients also. He was just disbarred by the State Supreme Court for lying & fraud. He did bad things unrelated to Trump. He is lying in order to reduce his prison time. Using Crooked’s lawyer!— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) February 27, 2019

Penolakan-penolakan ini tidak baru sekali ini ia lakukan. Terkait pengakuan lainnya, Trump juga turut menyanggah apa yang diucapkan Cohen. Menarik untuk melihat hubungan Trump dan Cohen yang semakin memanas ini ke depannya.

Share: Michael Cohen: Mantan Tangan Kanan Trump yang Kini Jadi Lawan