Isu Terkini

Menteri Susi bertemu Paus Fransiskus, Bahas Kejahatan Kemanusiaan di Tengah Laut

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Paus Fransiskus saat ini adalah pemegang posisi tertinggi di gereja Katolik, sekaligus pemimpin negara kecil Vatikan. Selama ini, Paus Fransiskus memang dikenal sebagai orang yang ramah dan terbuka. Dalam memimpin, ia memiliki satu komitmen kuat yang selalu ia pegang, yaitu keterbukaan ketika berdialog lintas agama. Selain itu, ternyata Paus Fransiskus adalah seorang pemimpin yang peduli dengan lingkungan.

Keseriusan Paus Fransiskus dalam menjaga lingkungan memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Di tahun 2015, Tahta Suci mengeluarkan surat edaran dari sang Paus pada semua uskup yang isinya adalah buah pemikiran ekologi Paus Fransiskus. Ensiklik, istilah dari surat edaran yang dikeluarkan Paus tersebut, berjudul Laudato Si: On Care for Our Common Home (Terpujilah Tuhan: Memelihara Bumi sebagai Rumah Kita Bersama). Dalam ensiklik ini, Paus Fransiskus berargumen tentang mengatasi perubahan iklim dan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Ia pun menekankan bahwa selama ini, kerusakan alam lebih sering terjadi akibat perilaku buruk manusia pada lingkungan.

Ketika Indonesia mengadakan Bali Ocean Conference pada akhir Oktober 2018 lalu, Paus Fransiskus menghadiri acara tersebut. Acara tersebut adalah konferensi bertajuk menjaga ekosistem laut. Hadirnya Paus Fransiskus di acara tersebut ternyata membuat ia menjadi akrab dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti. Keakraban ini pun nampaknya berlanjut seiring diundangnya Menteri Susi ke Vatikan hari Rabu (12/12) kemarin. Undangan ini bisa dibilang telah berhasil menempatkan nama Susi Pudjiastuti di antara jajaran nama pemimpin dunia yang pernah diundang Vatikan.

Menteri Susi pun memanfaatkan pertemuan ini secara serius. Dalam perbincangannya dengan Paus, ia berharap Paus Fransiskus –sebagai seorang pemimpin agama Katolik di seluruh dunia– dapat menyerukan ke seluruh pemimpin di dunia untuk bahu-membahu menghapuskan kejahatan kemanusiaan yang terjadi di laut. “Saya sangat berharap dukungan Vatikan terus-menerus untuk membebaskan laut dari segala bentuk praktik kejahatan. Laut sering menjadi tempat di mana kejahatan kemanusiaan berlangsung terus-menerus dan sering terjadi pembiaran bersamaan dengan praktik illegal fishing,” ungkap Susi, dalam pertemuannya dengan Paus.

Kejahatan Kemanusiaan Pada Anak Buah Kapal, Luput dari Media Arus Utama

Kejahatan kemanusiaan yang ditekankan sama Menteri Susi ini memang satu hal yang sampai saat ini masih luput dari perhatian. Padahal, sudah banyak pelanggaran-pelanggaran fatal yang terjadi pada Anak Buah Kapal (ABK) asal indonesia di tengah laut. Seperti salah satu contohnya ketika Jusuf Kalla mengunjungi Hawaii dan bertemu ABK asal Indonesia yang tidak bisa keluar dari kapal karena ilegal. “Mereka tidak bisa ke daratan, karena mereka ilegal, bayangkan fasilitas hidupnya, minum air dibatasi, mandi dibatasi,” ungkap Menteri Susi ketika ditemui di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Selasa 24 Januari 2016, seperti dilansir dari Tempo.co.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh International Organization for Migration (IOM), selama tahun 2012-2015, setidaknya ada 2.368 nelayan Indonesia yang mengalami kejahatan di tengah lautan. Dari angka tersebut, sebanyak 287 kasus adalah perdagangan manusia. Orang-orang yang diperdagangkan ini pun dijual ke berbagai wilayah di dunia, seperti Asia Timur, Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Eropa Tengah dan Timur.

Dengan kasus yang besar seperti ini, peliputan media arus utama di Indonesia masih begitu minim. Praktis, selama satu tahun ke belakang, tidak terbesit dalam ingatan isu kejahatan kemanusiaan di atas kapal dibicarakan media arus utama. Padahal, laut seharusnya dapat menjadi sumber kekuatan Indonesia, bukan kelemahan. Menteri Susi, seseorang yang begitu memperjuangkan laut sebagai kekuatan Indonesia, telah berhasil melihat permasalahan yang ada dan membawanya ke tingkat internasional. Semoga apa yang dibicarakan oleh Menteri Susi ketika bertemu dengan Paus Fransiskus ini dapat direspons dengan baik oleh Paus dan seluruh pemimpin dunia.

Share: Menteri Susi bertemu Paus Fransiskus, Bahas Kejahatan Kemanusiaan di Tengah Laut