Vaksin Covid-19

Menkes Lobi WHO Agar Indonesia Jadi Pusat Produksi Vaksin mRNA

Krizia Putri Kinanti — Asumsi.co

featured image
Unsplash.com

Indonesia tertarik menjadi pusat produksi vaksin berbasis mRNA kedua, setelah Afrika Selatan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang melakukan pendekatan melalui World Health Organization (WHO) agar bisa dijadikan pusat produksi vaksin Covid-19 berplatform mRNA. 

“Saat ini akan dilakukan due diligence ke Biofarma, kan memang satu negara di dunia telah ditunjuk yakni Afrika Selatan sebagai pusat produksi vaksin Covid-19,” ujarnya melalui virtual konferensi pers yang diadakan Kementerian Kesehatan, Senin (2/8). 

Due diligence sendiri merupakan aktivitas investigasi atau audit riwayat keuangan yang dilakukan oleh investor terhadap perusahaan tempat mereka menanamkan modal. 

“Kita berusaha menjadi negara hub transfer teknologi vaksin kedua yang ditunjuk sehingga kita bisa mengisi kebutuhan vaksin tersebut,” ucap Budi. 

Baca Juga: Tips Mengatasi Trauma Setelah Terkena Covid-19

Tujuan ikut menjadi bagian dari rencana WHO, tak lain untuk memastikan ketersediaan vaksin Covid-19 teknologi baru terus terjaga. “Dengan demikian bisa mengisi kebutuhan vaksin mRNA tersebut,” terang Menkes Budi.

Saat ini teknologi vaksin yang dimiliki Indonesia lewat Bio Farma berbasis virus yang dilemahkan, serta berbasis protein, yaitu dari beberapa jenis protein virus kemudian dimasukkan ke tubuh manusia. 

Teknologi ini seperti yang digunakan produsen vaksin Covid-19 Sinovac, Sinopharm dan AstraZeneca (adenovirus). Sebagai tambahan, PT Bio Farma memiliki kemampuan produksi vaksin Covid-19 hingga 25 juta dosis per bulan. 

Sementara dua vaksin lain yang banyak digunakan di Amerika Serikat maupun Eropa, yaitu vaksin dari BioNTech/Pfizer ataupun Moderna, menggunakan teknologi mRNA. Tanpa menguasai teknologi dan alat produksi vaksin mRNA, maka Indonesia tidak bisa memproduksi sendiri vaksin jenis tersebut. 

Sebagai informasi, WHO sedang mendirikan pusat vaksin mRNA di Afrika Selatan dan memberi kesempatan perusahaan-perusahaan dari negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah, untuk memproduksi vaksin covid-19.

Apa Itu Vaksin Berbasis Mrna? 

Dilansir dari laman resmi CDC, vaksin mRNA adalah jenis vaksin baru untuk melindungi diri dari penyakit menular. Dalam vaksin tradisional, peneliti memasukkan vaksin yang dilemahkan atau tidak aktif untuk memicu respons kekebalan atau antibodi. Namun hal ini tidak dilakukan oleh vaksin mRNA. 

Sebaliknya, mereka mengajari sel kita cara membuat protein — atau bahkan hanya sepotong protein — yang memicu respons imun di dalam tubuh kita. Respons imun itu yang menghasilkan antibodi, itulah yang melindungi kita dari infeksi jika virus yang sebenarnya masuk ke tubuh kita. 

Vaksin Covid-19 berbasis mRNA memberikan instruksi kepada sel-sel kita untuk membuat bagian yang tidak berbahaya dari apa yang disebut “protein lonjakan” atau protein spike. Protein lonjakan ditemukan di permukaan virus penyebab Covid-19, bentuknya seperti paku yang tersebar di permukaan.

Teknologi vaksin mRNA di masa depan memungkinkan satu vaksin memberikan perlindungan untuk berbagai penyakit, sehingga mengurangi jumlah suntikan yang diperlukan untuk perlindungan terhadap penyakit umum yang dapat dicegah dengan vaksin.

Share: Menkes Lobi WHO Agar Indonesia Jadi Pusat Produksi Vaksin mRNA