Isu Terkini

Menilai Perusahaan Berpihak pada Narasi Trump, Karyawan Memprotes Facebook

MM Ridho — Asumsi.co

featured image

Satu per satu karyawan Facebook menunjukkan kekecewaan atas sikap perusahaan tentang isu rasisme yang sedang ramai di Amerika Serikat. Beberapa di antaranya bahkan menyurati langsung bos perusahaan layanan jejaring sosial tersebut, Mark Zuckerberg.

Hingga saat ini, Zuckerberg bersikeras tidak mencampurtangani berbagai unggahan di media sosial terkait rasisme yang hari-hari ini memicu gelombang protes publik di AS. Sebelumnya, ia bahkan mengomentari Twitter yang melakukan pemeriksaan fakta terhadap unggahan Presiden AS Donald Trump di Facebook. Ia mengatakan bahwa Facebook tidak akan menjadi “wasit kebenaran” dari apa-apa yang dikatakan orang di dunia maya.

Merespons hal itu, ratusan karyawan Faceboook memutuskan untuk tidak bekerja untuk menunjukkan solidaritasnya kepada demonstran di seluruh penjuru Amerika Serikat. Mereka melakukan mogok kerja virtual–karena sebagian besar bekerja dari rumah akibat pandemi COVID-19. Mereka menuntut para petinggi Facebook untuk mengambil sikap lebih tegas terhadap unggahan-unggahan Trump yang kerap kali rasis dan mengompori aparat untuk melakukan tindak kekerasan terhadap pedemo.

Beberapa karyawan yang muak bahkan sudah lebih dahulu memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut. Software Engineer Facebook, Timothy Aveni, misalnya sampai menayangkan pernyataan terbuka tentang pengunduran dirinya di LinkedIn.

Berbeda dari berbagai media sosial dan platform streaming lain seperti Twitter, Spotify, Bandcamp, YouTube, dan belakangan Snapchat, yang menunjukkan soldaritas terhadap demonstran, Facebook justru memilih diam. Alasannya: mendukung hak kebebasan berpendapat dan bersuara.

Alih-alih netral, sikap Facebook itu dinilai justru memfasilitasi narasi-narasi rasis ala Trump. “Jika anda bersikap netral dalam situasi tak adil, anda telah berpihak kepada penindas,” kata Desmond Tutu, aktivis HAM yang melawan sistem aparhteid di Afrika Selatan.

Para mantan pegawai yang ikut andil dalam membangun Facebook di awalnya mengatakan dalam surat terbuka bahwa sikap Mark Zuckerberg adalah pengkhianatan dari cita-cita Facebook. Mereka mendesak Mark untuk mempertimbangkan kembali sikapnya tersebut.

Pada akhir surat terbuka yang ditandatangani 34 mantan karyawan tersebut tertulis: “Kepada Mark: kami tahu bahwa kamu sangat memikirkan masalah ini, tetapi kami juga tahu bahwa Facebook harus bekerja untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik. Facebook tidaklah netral, dan tidak akan pernah. Membuat dunia lebih terbuka dan terhubung, memperkuat komunitas, memberikan suara kepada semua orang–ini bukanlah ide yang netral. Pemeriksaan fakta bukanlah penyensoran. Menandai sebuah ajakan kekerasan bukanlah otoritarianisme. Harap pertimbangkan kembali posisimu.”

Share: Menilai Perusahaan Berpihak pada Narasi Trump, Karyawan Memprotes Facebook