Berada di jantung Kota Semarang, kawasan Pecinan pada Jumat sore 13 Juli 2018, selalu ramai. Hampir setiap sudut gang, lalu lalang sepeda motor maupun becak menyesaki jalan raya.
Siang itu, Asumsi berkesempatan mengunjungi Gang Tengah, yang menjadi sentra bisnis penduduk Chinatown. Tujuannya hanya satu, yaitu menyambangi rumah bernomor 40 milik Ardian Cangianto.
“Mari-mari silahkan masuk. Tunggu sebentar ya. Saya sedang ada pasien,” begitu kata Ardian tatkala mempersilahkan Asumsi masuk ke ruang prakteknya.
Akhir-akhir ini Ardian memang cukup sibuk. Sejak seorang temannya mengunggah video terapi pijatnya menggunakan golok dan api, banyak orang yang mendatangi kliniknya.
“Barusan habis layanin pasien dengan teknik pijat api. Dia ngeluh asam urat. Atas saran tetangganya lalu datang kemari,” kata Ardian.
Saking banyaknya permintaan, ia sampai terpaksa membatasi jumlah pasiennya. Saban hari ia mentok menerima tujuh pasien. Itu pun hanya saat pagi mulai Senin hingga Kamis. Kemudian Jumat dan Sabtu jam prakteknya berganti sore hari.
“Terapi pengobatan menggunakan golok dan api ini masih langka dilakukan di Indonesia. Tetapi, di Taiwan sudah ada sejak puluhan tahun silam. Pijat golok dan api salah satu pengobatan rakyat asli Taiwan,” akunya.
Dipercaya Mampu Usir Roh Jahat
Ardian bilang tak banyak orang Indonesia yang paham terkait teknik pengobatan tersebut. Musababnya, penggunaan mata golok yang runcing ditambah baluran bunga api diatas tubuh dianggap banyak orang terlampau ekstrem.
“Padahal masih ada yang tak kalah ekstremnya. Kalau orang Taiwan yang terkena penyakit dalam malahan tubuhnya dipecuti. Setelah didahului dengan rapalan doa dan sembahyang, tubuh pasien lalu dipecuti dengan jarak beberapa sentimeter saja. Di sana lumrah. Namun di sini masih dianggap ekstrem,” tuturnya.
Ardian berkata kebanyakan pasiennya penasaran dengan pijat api dan golok. Bagi sebagian orang, teknik pengobatan itu sangat unik karena tak lazim digunakan oleh paramedis pada umumnya.
Kembalikan Daya Tahan Tubuh
Ia memperkenalkan dua pengobatan tersebut untuk membuktikan keampuhannya dalam meredakan segala macam penyakit.
“Kalau golok itu kan ujungnya runcing dan tajam. Maka bisa fokus memijat syaraf-syaraf yang sakit ketimbang pakai jari. Itu ampuh untuk meredakan penyakit organ dalam tubuh,” cetusnya.
Sedangkan untuk pijat api, ia berpendapat bisa berkhasiat mengembalikan daya tahan tubuh menjadi prima dan sehat kembali. Ia berujar, badan manusia sebenarnya memerlukan kehangatan yang stabil.
Namun, dalam kenyataannya, banyak orang kerap mengeluh terserang penyakit lantaran pola hidupnya yang kacau. Ada pula orang-orang yang percaya bahwa suhu tubuh yang mendadak dingin disebabkan karena ketempelan makhluk halus.
“Oleh sebab itu, menurut ilmu Taoisme ada filosofi tiga api sejati. Cara ngusir roh halusnya dengan menempelkan bara api di atas tubuh. Tentu yang dipakai hanya api lemahnya saja. Sehingga tidak akan terbakar justru mujarab mengembalikan suhu tubuh jadi hangat lagi,” sambungnya.
Ia menyebut terapi golok berkhasiat meredakan asam urat, pegal linu, keseleo pada urat, nyeri punggung, jantung, migrain sampai gejala stroke ringan. Sementara yang teknik api dipercaya ampuh menghilangkan masuk angin, keringat dingin dan penyakit dalam tubuh lainnya.
Setiap melayani terapi, Ardian butuh waktu lima sampai setengah jam. Berbeda dengan di Taiwan yang memakai golok bekas jagal hewan, di klinik milik Ardian, mata golok yang digunakan memijat masih kinyis-kinyis. Tubuh pasien juga dilapisi handuk.
“Karena dipercaya bisa mengusir arwah jahat, maka tabib-tabib Taiwan pakainya golok bekas jagal binatang. Bahkan cara bacoknya sangat kenceng. Kayak mencacah daging. Kalau di Semarang biar enggak keliatan ekstrem dan meminimalisir luka akibat sabetan golok, ya pasiennya dilapisi handuk,” kata bapak satu anak ini.
Belajar Dua Tahun di Taiwan
Adrian mengatakan, dirinya sempat menyelami ilmu pijat golok dan api di daratan Taipei selama dua tahun. Ia tertarik menjadi terapis pengobatan ekstrem tatkala diajak bermukim di sana sejak kecil sampai sekolah oleh kedua orangtuanya.
Karenanya, ketika tahu ada sahabat karibnya mengeluhkan penyakit, ia pun memberanikan diri untuk menawarkan metode pengobatan ekstrem tersebut.
“Saya belajar dua tahun dengan tabib Taiwan. Dan itu masuk ranah ilmiah. Terus saya cobain ke teman saya. Eh ternyata bisa sembuh. Setelah itulah, banyak yang tanya dan klinik saya kedatangan banyak pasien,” ungkapnya.
Klinik pijat golok tersebut beroperasi di dalam rumahnya. Tak ayal, jumlah pasiennya membludak setelah ia buka praktek dua bulan terakhir.
Gratiskan Biaya Berobat
Kemampuan Ardian dalam mengobati pasien melalui teknik pijat api dan golok menjadi alternatif pengobatan di era modern saat ini. Diakuinya pula, pasien tak pernah dipungut biaya sepersenpun sebab niatnya melayani terapi semata demi menolong sesama manusia.
“Biasanya yang kemari ngasih sukarela. Saya tidak pernah mau memasang tarif. Ini semua buat membantu orang-orang yang salah pola hidupnya saja. Kalau dirasa cocok bisa datang kemari lagi,”.
Tak seperti klinik pengobatan Tionghoa kebanyakan, usai terapi, Ardian hanya sebatas memberikan anjuran kepada pasiennya untuk merubah pola makan.
Dari yang kebanyakan mengunyah makanan penuh koresterol misalnya, Ardian tak pernah lelah untuk mengingatkan para pasiennya dengan mengganti konsumsi makanan yang direbus, dipepes atau dibacem.
“Banyak orang salah makan. Biasanya sering makan gorengan dan posturnya salah duduk. Kita harusnya sering makan pepes, bacem dan makanan rebusan. Dengan mengubah pola lebih sehat, bisa memperpanjang daya tahan tubuh juga,” tuturnya.