General

Tiga Alasan Kenapa Setnov Ngotot Gak Mau Jadi Tersangka Korupsi

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Setya Novanto atau yang kerap dipanggil “papa” sering dinilai sebagai politisi licin yang selalu lolos dari jerat hukum. Sudah ada berbagai kasus di masa lalu yang menyebut namanya, namun tak berhasil menyeret Setya Novanto ke meja hijau, sebut saja kasus Cessie Bank Bali 1999, penyelundupan beras Vietnam 2003, penyelundupan limbah beracun di Pulau Galang 2006, korupsi PON RIAU 2012, hingga kasus Papa Minta Saham.

Dalam kasus E-KTP yang lagi happening saat ini, setidaknya publik sudah bisa bernafas lega setelah Setya Novanto akhirnya ditahan KPK pada Senin (20/11) lalu. Namun seperti yang telah kita ketahui, Setnov kembali mengajukan gugatan pra-peradilan pada Rabu (15/11) lalu, dengan harapan untuk kembali membebaskan dirinya dari gelar tersangka yang disematkan kepadanya oleh KPK. Gugatan ini merupakan yang kedua kali diajukan Setnov, setelah gugatan sebelumnya diajukan pada September lalu. Kasus yang dihadapinya pun sama, yaitu dugaan korupsi E-KTP. Waktu itu, putusan pengadilan memutuskan bahwa penetapan Setnov sebagai tersangka tidak sah, sehingga ia terbebas dari jeratan hukum.

Lucu ya, kalau KPK dan Setnov terus-terusan tarik ulur terkait status tersangka ini. Tapi sebenarnya, apa sih alasan dibalik perjuangan papa yang mati-matian ingin lepas dari statusnya sebagai tersangka korupsi? berikut analisa Tim Asumsi!

1. Ketua DPR Setya Novanto adalah orang nomor satu di DPR RI. Pastinya, sudah banyak proses yang dilaluinya untuk mencapai posisi puncak tersebut, terlebih lagi jika menilai fungsi DPR yang sangat sentral dalam kehidupan bernegara di Indonesia. Dengan posisi se-penting ini, sulit rasanya bagi Setya Novanto untuk meninggalkan kursi empuk DPR 1. Terlebih jika kita melihat track record-nya, gugatan Pra-peradilan pertama Setnov yang dikabulkan pengadilan tentu membuat papa lebih pede menjalani sidang pra-peradilan keduanya yang akan digelar 30 November mendatang. Kalau menang lagi, ya ngapain capek-capek turun dari singgasana ketua DPR?

2. Ketua Umum Golkar. Pasca Setya Novanto ditahan KPK minggu lalu, bagaimana nasib Golkar selanjutnya? Meskipun sudah ditahan oleh KPK, tentu Papa akan memikirkan partai kesayangannya yang telah membawanya hingga menjadi ketua DPR. Namun begitu, sebentar lagi Indonesia akan mengadakan pilkada, Golkar tentu harus memikirkan jauh lebih keras untuk mendapatkan lagi kepercayaan publik. Akan sangat dilema bagi Papa dan Golkar, untuk memilih melindungi pemimpinnya yang mungkin sudah memberikan banyak jasa dan materi atau meninggalkannya demi mengembalikan citra partai berlogo pohon beringin itu

3. Kepala Keluarga Entah se-sentral apa posisi ini dibanding dua posisi sebelumnya bagi Setnov, tapi sebagai kepala keluarga, tentunya Papa punya banyak tanggung jawab, diantaranya memberi nafkah serta perlindungan kepada keluarganya. Berkat tersandungnya Papa ke kasus E-KTP, tentu akan berdampak tidak baik terhadap dua tanggung jawab itu. Apalagi, istri Papa, Deisti Astriani pada hari ini 20 November ikut memenuhi panggilan KPK untuk melakukan pemeriksaan sebagai saksi terkait kasus E-KTP. Sebagai kepala keluarga tentu Papa akan memikirkan nasib keluarganya apabila dia benar-benar diberi sanksi sesuai pengajuan KPK.

Demikian beberapa alasan kenapa papa nggak mau jadi tersangka menurut asumsi tim Asumsi. Kalian punya alasan lain gak, guys? kalo punya, yuk isi di kolom komentar!

Share: Tiga Alasan Kenapa Setnov Ngotot Gak Mau Jadi Tersangka Korupsi