General

Mengapa Ananda Sukarlan Begitu Bernyali di Hadapan Anies Baswedan?

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Akan jadi suatu hal yang biasa jika melihat Partai Demokrat atau Partai Gerindra melakukan aksi walk out saat rapat paripurna DPR. Toh, sebagai wakil rakyat, mereka memiliki hak untuk setuju atau tidak setuju, bahkan untuk melakukan walk out sebagai puncak dari tidak sejalannya mereka dengan fraksi-fraksi yang lain. Tapi, apa jadinya jika yang melakukan aksi walk out itu adalah rakyat biasa? Hmm, ya gak gimana-gimana juga sih. Sah-sah aja, cuma agak bikin penasaran. Ini rakyat kenapa pake walk out segala sih? Ngambek?

Minggu, 20 Mei 2017 lalu, mungkin masih ada yang ingat saat beberapa mahasiswa Universitas Notre Dame, Indiana melakukan walk-out saat Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, hendak memberikan pidatonya di seremonial wisuda. Bayangkan, para mahasiswa ini benar-benar melangkah pergi dari ruangan ketika Pence dengan gagahnya naik ke atas mimbar sembari disambut standing ovation.

Bener-bener gak ada hormatnya ya, mahasiswa Notre Dame ini, sama Pence yang notabene adalah orang nomor dua di Amerika. Ya meski frontal, nyatanya tak ada yang salah dengan aksi walk out para mahasiswa tersebut, apalagi mereka yang walk out disinyalir memang tidak setuju dengan beberapa kebijakan Pence dan Presiden AS, Donald Trump, yang dianggap kontroversial.

Sebagai agen perubahan, rasanya wajar-wajar saja para mahasiswa dari kampus Notre Dame itu kontra dengan pemerintahan Trump.

Rasa kecewa para mahasiswa Universitas Notre Dame mungkin sama dengan apa yang dirasakan Ananda Sukarlan pada Sabtu (11/11/2017) kemarin di acara peringatan 90 tahun berdirinya Kolese Kanisius, sekolah menengah yang dikhususkan hanya untuk siswa laki-laki.

Ananda, yang merupakan alumni Kolese Kanisius dan juga seorang pianis, dengan sikap ksatrianya melakukan aksi walk out saat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, tengah menyampaikan pidatonya. Pada kesempatan itu, Ananda ikut mendapatkan penghargaan di bidang kemanusiaan dan seni musik.

Pria berkacamata itu pergi keluar ruangan saat Anies berpidato. Sesaat setelahnya beberapa alumni Kanisius juga mengikuti jejak Ananda. Menariknya, Ananda kembali lagi ke ruangan setelah Anies turun mimbar dan suasana berubah saat Ananda berpidato mengkritisi panitia penyelenggara yang mengundang Anies pada acara itu.

Kok bisa sosok seperti Ananda yang terbiasa bergelut dengan not balok dan nada-nada piano, lalu spontan tampil sangat vokal -bukan dalam urusan bernyanyi- mengkritisi sang gubernur?

Apakah Ananda bertingkah kurang ajar lantaran mempermalukan Anies sebagai tamu yang diundang khusus di acara tersebut? Apakah Ananda bertindak salah? Apakah Ananda wajib mendengar pidato Anies sehingga tidak boleh pergi meninggalkan ruangan?

Lha wong Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang pentolan DPR aja boleh nyinyirin pernikahannya Kahiyang kok! Kenapa Ananda gak boleh kecewa dengan Anies? Sebagai rakyat biasa yang hidup dan tinggal di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Ananda memiliki hak mengkritisi pemerintah dengan cara-cara elegan.

Ananda mungkin saja sudah kadung kecewa dengan Anies yang dianggapnya sebagai sosok yang retoris dan senang mengumbar janji, terutama saat pra dan pasca pilkada DKI. Ananda mungkin jadi satu dari sekian banyak orang yang kecewa dengan tidak selarasnya perkataaan dan tindakan Anies. Itu sekedar kemungkinan, bisa saja benar dan bisa saja tidak.

Yang jelas, kekecewaan Ananda terhadap Anies yang sudah tak terbendung agaknya masih dalam tahap yang wajar. Kebetulan, Ananda memiliki kesempatan dan panggung untuk menyentil Anies di momen besar tersebut. Padahal jauh sebelumnya, Ananda sudah pernah lebih dulu menyindir Anies secara langsung di media sosial.

Memang aksi walk out Ananda tentu bakal menimbulkan pro dan kontra, ada yang tidak suka dan ada juga yang mendukung. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah setiap warga negara berhak menyampaikan suara, saran, dan kritik kepada pemimpinnya sebagai partisipasi aktif dalam fungsi kontrol terhadap pemerintah.

Untuk mas Ananda, mungkin bisa lebih bersabar menunggu aksi konkret Anies mewujudkan janji-janji manisnya yang sudah terlanjur diumbar semasa kampanye. Toh, Anies juga kan baru beberapa hari merasakan hangatnya kursi gubernur. Siapa tahu kan ujug-ujug Anies berubah dan memberi surprise kepada warga DKI dengan langsung memberlakukan kebijakan DP Rumah 0 persen dan merevisi UMP impian buruh? Who knows?

Share: Mengapa Ananda Sukarlan Begitu Bernyali di Hadapan Anies Baswedan?