Isu Terkini

Maria Londa, Ratu Lompat Jauh dan Sang Juara Bertahan Asian Games

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Nama Maria Natalia Londa atau Maria Londa memang sudah tak asing lagi bagi pecinta olahraga atletik Indonesia. Wanita kelahiran Denpasar, Bali, pada 29 Oktober 1990 ini, dikenal sebagai ratu lompat jauh tanah air yang sarat prestasi.

Dalam setiap kejuaraan besar skala internasional, Maria memang selalu jadi andalan Indonesia di cabang olahraga lompat jauh dan lompat jangkit. Termasuk di panggung Asian Games 2018 yang akan berlangsung Agustus nanti.

Perkenalan Maria dengan dunia lompat jauh sudah dimulai sejak ia masih belia. Sosok wanita berusia 27 tahun ini mengerahkan seluruh energi terbaiknya untuk lompat jauh, sampai akhirnya Maria menjadi bagian dari sejarah.

Seperti apa kisah perjuangan Maria Londa sebagai seorang atlet lompat jauh andalan Indonesia? Apa pula target Maria sebagai seorang juara bertahan Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan, di Asian Games 2018 nanti?

Cinta Lompat Jauh Sejak Kecil

Ternyata, aktivitas melompat-lompat sudah menjadi hobi Maria sejak masih kecil. Salah satu alasan mengapa Maria suka melompat adalah karena faktor geografis yang kurang bagus di kawasan tempat tinggalnya di Denpasar, Bali.

Terlebih, Maria semakin tertarik menekuni dan bergelut dengan olahraga lompat jauh saat dirinya masih belajar di Sekolah Dasar (SD). Di sana, Maria mendapat mata pelajaran olahraga yang menyisipkan penjelasan soal lompat jauh.

Dari situlah Maria merasa penasaran dan akhirnya merasa ketagihan dengan olahraga lompat jauh. Sehingga ia terus menggeluti olahraga kecintaannya itu dan menjadikannya sebagai hobi.

Ya, Maria cerdik melihat peluang masa depan dengan mengubah hobinya tersebut sebagai sesuatu yang menghasilkan untuk dirinya sendiri. Lantaran sudah intens berlatih, saat masih kelas 3 SD, Maria pun mulai mengikuti lomba-lomba lompat jauh di berbagai kejuaraan di Bali.

Maria Natalia Londa saat beraksi di cabang olahraga lompat jauh Olimpiade Rio 2016 di Brasil, Agustus 2016. Foto: Zimbio.

Bahkan, Maria pun mengalami perkembangan pesat di mana dirinya pernah dikirim ke Jakarta untuk mengikuti Kejuaraan Nasional Usia Dini mewakili daerah Bali saat masih kelas 5 SD. Kala itu, Maria meraih peringkat tiga.

Setahun kemudian atau tepatnya saat kelas 6 SD, Maria mulai menekuni lompat jangkit. Pada akhirnya sampai saat ini, Maria memang dikenal sebagai atlet spesialis lompat jauh dan lompat jangkit.

Maria semakin menunjukkan kualitas hebatnya di olahraga lompat jauh saat dirinya mulai berseragam Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Prestasi di Level Profesional

Maria sukses menggondol berbagai penghargaan seperti medali emas, perak, dan perunggu di beberapa Kejuaraan Nasional Remaja Junior, hingga PON (Pekan Olahraga Nasional). Prestasi demi prestasi terus ia raih.

Maria pun terus naik level saat usianya terus bertambah. Di level Asia Tenggara (SEA Games), ia pernah berhasil meraih total dua medali perunggu di SEA Games 2009 di Laos, dua medali perak SEA Games 2011 di Palembang, dan dua medali emas SEA Games 2013 di Myanmar.

Medali-medali yang berhasil diraih Maria tersebut dihasilkan dari dua nomor yakni lompat jauh dan lompat jangkit.

Sementara di luar Asia Tenggara, Maria pernah mengikuti Kejuaraan Dunia tahun 2007 di Osaka, dan dua kali merasakan Asian Indoor Games. Selain itu, masih ada lagi prestasi Maria yang lainnya yang diraih dari turnamen-turnamen Open.

Bangkit Usai Sempat Dihantam Cedera

Maria sempat melewati masa-masa sulit sebagai seorang atlet lompat jauh. Ya, wanita bertinggi badan 163 cm ini pernah dihantui badai cedera, bahkan dua cedera serius sekaligus di kakinya, sepanjang kurang lebih dua tahun terakhir.

Maria mengalami cedera lutut kanan saat tampil pada ajang SEA Games 2015 di Singapura, yang sekaligus menjadi kualifikasi ke Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil. Maria sukses meraih medali emas di nomor lompat jauh, sekaligus meraih tiket Olimpiade Rio 2016 limit A.

Usai menyabet medali emas tersebut, Maria kembali tampil di nomor lainnya yakni lompat jangkit keesokan harinya. Namun, Maria malah gagal menang di nomor ini dan malangnya lagi, ia malah mengalami cedera kaki kanan.

Setelah berlatih keras sepanjang tahun dan meraih sederet prestasi mentereng, badai cedera di 2015 itu benar-benar menyakiti Maria. Ia bahkan sempat merasa putus asa, terutama setelah tim medis menyatakan bahwa dirinya harus beristirahat total selama enam bulan.

Atlet lompat jauh andalan Indonesia, Maria Natalia Londa saat berhasil meraih medali emas di Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan. Foto: Zimbio.

Seperti kata pepatah, badai pasti berlalu. Selama proses penyembuhan cedera, Maria berhasil melawan rasa putus asa yang ia alami dan pelan-pelan bangkit dengan terus mencoba berlatih dan melatih kaki kirinya.

Kini, Maria terus melakukan persiapan demi mengembalikan performa terbaiknya jelang Asian Games nanti. Maria yang pernah menjadi pembawa bendera merah putih bersama kontingen Indonesia di Olimpiade Rio 2016 itu berharap bisa memberikan yang terbaik.

Target Maria di Asian Games 2018

Setelah mengalami cedera panjang nyaris selama dua tahun itu, kini Maria Londa pun masih akan menjadi andalan Indonesia di cabang olahraga lompat jauh. Asian Games 2018 pun menjadi ajang pembuktian bagi Maria.

Asian Games 2018 menjadi multievent Asia kedua yang akan dijalani Maria. Ia sendiri menyandang status sebagai juara bertahan di nomor spesialisnya lompat jauh dengan meraih medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.

Bagi Maria, Asian Games 2018 kali ini akan terasa sangat berbeda lantaran ia akan beraksi di depan publik Indonesia serta baru pulih dari cedera. Meski begitu, Maria akan menghadapi tantangan yang tak mudah dan tentu terhitung berat.

“Bedanya dengan tahun lalu memang Asian Games kali ini lebih sulit karena mempertahankan posisi saya sebelumnya,” kata Maria di Stadion Madya, Senayan, seperti dilansir detikcom, Kamis, 29 Maret.

“Yang kedua, sebagai tuan rumah dengan kondisi saya yang pasca cedera untuk membangkitkan kepercayaan diri tentu harus lebih keras dari dulu tapi dengan cara yang pintar dan sebenarnya ini berat. Tapi kalau kata pelatih dibuat santai saja, ikuti prosesnya, masalah hasil sudah ada yang mengatur,” ujarnya.

Maria pun membeberkan target pribadinya di Asian Games 2018 nanti. Seperti kebanyakan atlet, tentu Maria sangat ingin menang dan menyumbang medali untuk Indonesia.

“Semua pasti ingin menang. Tapi bagi saya yang penting pecahin rekor pribadi dulu. Itu sudah menjadi kemenangan buat saya. Masalah medali emas, perak, perunggu, itu Tuhan kasih jatah buat saya,” ucap Maria.

Maria sendiri sudah mengoleksi banyak gelar. Selain medali emas Asian Games, ia juga mengoleksi empat medali emas, empat perak, dan dua perunggu SEA Games. Dalam kualifikasi Olimpiade Rio 2016, ia juga berada di posisi ke-13.

Share: Maria Londa, Ratu Lompat Jauh dan Sang Juara Bertahan Asian Games