Budaya Pop

Langganan Banjir, Ini Asal usul nama Bidara Cina

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Banjir kembali menggenangi ibu kota Jakarta pada akhir pekan lalu. Banjir ini begitu ramai dibahas di media sosial, khususnya Twitter, yang mempertanyakan kinerja Gubernur DKI Jakarta saat ini, Anies Baswedan. Hujan lebat di Jakarta, disertai kiriman air dari hulu, menjadi pemicu utama terjadinya banjir kali ini.

Ketika ditanya wartawan, pembuatan waduk atau bendungan kembali menjadi solusi yang muncul ke permukaan. Gubernur DKI Jakarta Anies baswedan sendiri yang mengungkapkan hal ini ketika dirinya menyambangi pintu air Manggarai.

“Mau tidak mau harus membuat waduk karena bicaranya tentang volume air yang besar sekali. Jadi tidak cukup kalau kita hanya menangani di sini. Apapun yang kita tangani di sini kalau volume airnya besar sekali dari sana, datangnya bersamaan akan selalu menimbulkan limpahan air,” ujar Anies pada Jumat, 26 April 2019.

Ada 12 Titik yang Tergenang, Salah Satunya Kelurahan Bidara Cina

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada Minggu, 28 April 2019 menyebutkan bahwa jumlah lokasi banjir akibat curah hujan tinggi berada di 12 titik yang berbeda. Kedua belas titik tersebut terdiri dari tiga lokasi di Jakarta Selatan, lima lokasi di Jakarta Timur, dan empat lokasi di Jakarta Barat.

Dari titik-titik banjir tersebut, salah satu nama daerah yang tidak asing adalah Bidara Cina, terletak di Kota Administrasi Jakarta Timur. Kelurahan yang berbatasan langsung dengan bantaran Kali Ciliwung ini terdampak banjir mulai dari hari Jumat (26/4) pagi. Total terdapat 10 RT yang sempat terendam banjir dengan ketinggian sedada orang dewasa. Diperkirakan sekitar 446 penduduk Bidara Cina mengungsi ke wilayah lain.

Baca Juga: Banjir Bengkulu dan Kondisi Alam di Lokasi Kejadian

Sepanjang sejarahnya, Kelurahan Bidara Cina memang sering dikaitkan dengan banjir yang terjadi di Jakarta. Lokasi yang bersebelahan langsung dengan Kali Ciliwung membuat kelurahan ini menjadi salah satu kelurahan langganan banjir di ibu kota. Semenjak banjir besar semakin sering terjadi di Jakarta (khususnya semenjak banjir besar DKI Jakarta tahun 2007), Bidara Cina menjadi salah satu wilayah yang mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

Asal Usul Nama Bidara Cina

Meski kini dikenal sebagai kelurahan yang rawan banjir, nama Bidara Cina disebut-sebut tidak berkaitan dengan fenomena genangan air tersebut. Terdapat setidaknya dua versi terkait sejarah di balik nama Bidara Cina.

Versi yang pertama menyebutkan bahwa nama Bidara Cina memiliki latar belakang sejarah yang besar di belakangnya. Nama Bidara Cina berawal dari peristiwa pemberontakan orang-orang Tionghoa terhadap pemerintahan Belanda di Batavia pada tahun 1740. Dalam peristiwa pemberontakan tersebut, ribuan orang Tiongkok tewas bersimbah darah. Kata “Bidara” pun berasal dari kata “Berdarah”. Meski demikian, versi ini masih dipertanyakan keasliannya. Hal ini disebabkan peristiwa pemberontakan orang-orang Tiongkok yang disebutkan tersebut terjadi di dekat Kali Angke, Jakarta Utara, bukan di daerah Bidara Cina saat ini.

Versi lain menyebutkan bahwa sebenarnya Bidara Cina berasal dari nama tumbuhan atau pepohonan yang ditanam orang-orang Tiongkok. Di zaman kolonial Belanda dulu, disebutkan bahwa orang-orang Tiongkok (Cina) menanam pohon Bidara (Zyzyphus jujubelam) di wilayah yang kini disebut “Bidara Cina”.

Peredaran dua versi ini sebenarnya sudah diakui oleh Budayawan Betawi Rendra Widi Muchtar. Dilansir dari Merdeka.com, Rendra menyebutkan bahwa dua versi ini benar adanya. Meski begitu, ia sendiri tidak mengonfirmasi versi mana yang lebih benar.

“Ada dua versi soal sejarah nama Bidara Cina. Versi pertama soal pembantaian orang Cina di Batavia. Kemudian versi lain mengatakan jika dulunya di sini merupakan kebun pohon Bidara,” ujar Rendra.

Share: Langganan Banjir, Ini Asal usul nama Bidara Cina