Isu Terkini

“Klaster Agama” Penyebaran COVID-19 Bukan Bualan

Faisal Irfani — Asumsi.co

featured image

Foto: Ramadhan Yahya/Asumsi

Yang ditakutkan publik terjadi: klaster penyebaran COVID-19 baru muncul di tengah-tengah peserta serangkaian acara yang dihelat pendiri Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab belakangan ini.

Kementerian Kesehatan mencatat terdapat dua klaster positif COVID-19, Petamburan dan Tebet, dengan jumlah kasus masing-masing, sejauh ini, mencapai puluhan orang.

Kegiatan bercorak keagamaan umumnya mengumpulkan banyak orang, sehingga rentan membuka celah penularan baru. Klaster yang muncul dari agenda Rizieq—penyambutan di bandara hingga peringatan Maulid Nabi—bukanlah yang pertama di Indonesia.

· Akhir Februari silam, acara Persidangan Tahunan Sinode yang diselenggarakan Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Bogor, Jawa Barat, menyebabkan empat jemaat dinyatakan tertular COVID-19.

· Sebulan setelahnya, di Petamburan, sebanyak 66 orang, yang berasal dari Asrama Seminari Bethel, Sekolah Tinggi Teologi (STT) Bethel Indonesia, terkonfirmasi positif COVID-19. Mayoritas menjalani perawatan di Wisma Atlet Kemayoran.

· Masih di bulan yang sama, kendati batal dihelat, acara bertajuk Ijtima Dunia Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi titik penyebaran kasus positif COVID-19 ke sejumlah daerah. Dari Gowa, COVID-19 menyebar ke Temanggung, Banyumas, Purbalingga, hingga Nusa Tenggara Barat. Gowa merupakan salah satu klaster COVID-19 yang terhitung masif di Indonesia.

· Oktober kemarin, terdapat 110 kasus positif COVID-19 di Garut, Jawa Barat, yang semuanya berasal dari lingkungan pesantren.

· Tetangga seberang Garut, Tasikmalaya, turut menyumbangkan 57 kasus positif COVID-19. Sama seperti Garut, pesantren merupakan lokus penyebarannya.

· Kasus terparah terjadi di Banyuwangi. Sebanyak 622 orang dari Pondok Pesantren Darussalam resmi terinfeksi COVID-19. Temuan ini membikin pengurus pesantren dan pemerintah setempat melakukan karantina terhadap  6.000 orang.

· Kementerian Agama pernah menyatakan bahwa ada 27 pondok pesantren di 10 provinsi di Indonesia yang menjadi klaster penyebaran COVID-19, dengan hampir 1.500 orang terpapar virus dan satu orang dinyatakan meninggal.

Di luar negeri, hal serupa pun terjadi.

· Di Jerman terdapat 40 kasus positif yang terhubung dengan aktivitas Gereja Baptis pada awal Mei lalu. Sebagian besar yang terpapar virus tinggal di Frankfurt. Total, ada 107 kasus positif COVID-19 yang punya korelasi dengan kegiatan tersebut.

· Mundur sedikit ke belakang, Maret kemarin, kegiatan yang diselenggarakan Jamaat Tabligh di India berperan dalam munculnya 1.023 kasus, baik di dalam maupun luar negeri. Klaster ini pula yang menyebabkan ratusan WNI terjebak di Negeri Sungai Gangga.

· Yang paling menghebohkan tentu kasus di Korea Selatan, ketika aktivitas Shincheonji di masa pandemi mengakibatkan munculnya 5.214 kasus positif COVID-19, sekaligus menjadi klaster penularan terbesar di Korsel.

· Aksi-aksi di atas bukannya tanpa konsekuensi. Pimpinan Jamaat Tabligh dan Gereha Shincheonji, Muhammad Saad Khandalvi dan Lee Man-hee, ditangkap otoritas keamanan terkait karena dianggap paling bertanggung jawab atas terciptanya klaster jumbo.

· Menyelenggarakan kegiatan keagamaan di masa pandemi memang sangat berisiko. Saking berbahayanya, beberapa negara sudah mengambil langkah preventif tingkat tinggi. Arab Saudi, misalnya, memutuskan untuk menunda semua kegiatan haji dan umrah yang berpusat di dua kota suci umat Islam, Makkah dan Madinah.

· Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam panduan teknisnya, telah meminta acara keagamaan diminimalisir. WHO mendorong penggunaan teknologi—video conference, radio, hingga kanal-kanal media sosial—untuk mencukupi kebutuhan spiritual banyak orang.

· Meski begitu, ada juga otoritas yang menilai tak ada persoalan jika acara keagamaan dilaksanakan seperti biasa. Donald Trump, politikus oranye yang menjabat sebagai orang nomor satu di AS, misalnya, meminta gereja-gereja dibuka, sekalipun pandemi di AS belum memperlihatkan tanda-tanda bakal selesai.

Share: “Klaster Agama” Penyebaran COVID-19 Bukan Bualan