Isu Terkini

Kisah Para Kapolres Gotong Peti Jenazah Korban Jatuhnya Lion Air JT-610

Fariz Fardianto — Asumsi.co

featured image

Sedikit demi sedikit upaya tim DVI Mabes Polri mengidentifikasi identitas korban kecelakaan Lion Air JT-610 mulai membuahkan hasil. Yang terbaru, dua jenazah asal Jawa Tengah sudah berhasil diidentifikasi.

Kedua jenazah itu atas nama Wahyu Susilo dengan alamat duka di Kabupaten Temanggung yang dipulangkan pada 4 November kemarin. Satu lagi jenazah atas nama AKBP Mito berasal dari Dukuh Rejomulyo Desa Sidomulyo Cepiring, Kendal. Nama terakhir baru dipulangkan ke kampung halamannya pada Selasa siang 6 November.

Pemulangan jenazah AKBP Mito dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta. Kemudian tiba di landasan Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang pukul 13:30 WIB. Setibanya pesawat Batik Air di Semarang, peti mati berisi jenazah almarhum langsung disambut oleh rekan-rekannya.

Peti mati yang berselimut bendera Merah-Putih itu digotong olej rekan-rekan almarhum menuju mobil ambulans yang terparkir di terminal kargo.

“Begitu sampai di sini, kita gotong sama-sama peti jenazah almarhum. Karena kita sebagai teman seangkatannya kepengin menyambut beliau. Kemudian kita antarkan bareng-bareng ke rumah duka di Cepiring,” sahut AKBP Sugiarto, salah satu rekan almarhum ketika ditemui di terminal kargo.

Disambut Teman Karib

Sugiarto merupakan teman karib almarhum ketika menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian Semarang.

Ada lima sampai enam orang lainnya yang ikut menggotong peti jenazah. Semuanya berpangkat ajun komisaris besar dan telah menjabat sebagai kapolres di sejumlah daerah.

Kasubdit IV Ditintelkam Polda Jawa Tengah, AKBP Guki Ginting mengaku sebagai kawan karib, dirinya sangat kehilangan dengan sosok almarhum.

Diakuinya bahwa sebelum pesawat Lion Air JT-610 bernasib nahas, keluarga almarhum sempat mendapat sebuah pertanda.

“Kira-kira sebulan yang lalu orangtua beliau pernah bermimpi mendapat ayam potong. Terus baju dinasnya dua minggu lalu ditinggal di rumah, termasuk rompinya, sepatu sampai baju dinas disimpan di rumah. Lalu dia minta disuapin sama kakak iparnya juga. Kita semua tidak menyangka kejadian ini menimpa beliau,” kata Guki kepada Asumsi.co.

Kapolres Pemalang AKBP Agus Setiawan, sudah mengenal sosok almarhum selama tiga tahun saat masih di Akpol. Almarhum dan dirinya adalah lulusan Akpol angkatan 1998.

“Tiga tahun pernah sama-sama dengan dia. Tentunya kita sangat akrab. Saya kenal bagaimana pribadinya yang pendiam, sederhana dan gampangan. Dalam artian suka menolong. Itu yang begitu mengena di hati saya,” tuturnya.

Almarhum juga dikenal supel. Semasa hidupnya, AKBP Mito suka membantu teman-temannya yang kesusahan. Makanya, katanya ketika tahu jenazah almarhum hendak dipulangkan, semua rekan seangkatannya ikut mengantarkan sampai masuk pesawat dan menyambutnya kala tiba di tanah kelahirannya.

“Jabatan terakhirnya sebagai Kepala Bagian Penerangan dan Umum di Biro Satuan Prasarana, Polda Bangka Belitung,” imbuh Agus.

Dipulangkan Pakai Batik Air

Sedangkan Arie Setiarto, selaku Chiefe Station Handling Lion Air Distrik Semarang menyebut bila pemulangan jenazah almarhum menggunakan pesawat Batik Air bernomor penerbangan ID 6356.

Ia telah diinstruksikan oleh pimpinan maskapainya untuk menjalankan pemulangan jenazah almarhum ke tempat duka sampai tempat pemakaman almarhum.

“Semuanya sudah sesuai prosedur, Mas,” sergahnya.

Dua Jenazah asal Jawa Tengah

Sementara Hidya Putri Ramadina, Juru Bicara Bandara Internasional Ahmad Yani menyatakan kesiapannya untuk memberi fasilitas memadai terkait pemulangan jenazah penumpang Lion Air JT-610.

Pihak keluarga almarhum pun telah diberi kelonggaran menunggu di lobi bandara agar bisa mengawal pemulangan jenazah orang yang dicintainya.

“Kita sudah berkoordinasi dengan tim Kemenhub untuk memberi fasilitas pesawat dan sejenisnya. Untuk saat ini baru dua jenazah yang dipulangkan via Bandara Ahmad Yani,” tutupnya.

Share: Kisah Para Kapolres Gotong Peti Jenazah Korban Jatuhnya Lion Air JT-610