Isu Terkini

Kharisma Justin Trudeau yang Memudar dan Efeknya Pada Pemilu

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Di tahun 2015, mendengar nama Justin Trudeau seolah menghirup udara segar pegunungan di pagi hari. Di tengah huru-hara Donald Trump yang kala itu sedang berkompetisi untuk menjadi Presiden Amerika Serikat, bisa dikatakan bahwa Trudeau adalah sosok yang bertolak belakang dari Trump yang kontroversial. Dengan penampilan yang menarik dan  gaya berbicara yang setara, dan inklusif, nama Trudeau jadi terus melejit. Banyak orang yang akhirnya kembali percaya bahwa ada secercah harapan dari dunia politik.

Trudeau resmi menjadi Perdana Menteri Kanada pada bulan November 2015. Tidak membutuhkan waktu lama untuk dirinya mendominasi perbincangan di media massa dan media sosial. Kabinet pimpinan Trudeau yang menyeimbangkan jumlah perempuan dan laki-laki dinilai sebagai contoh yang baik dalam hal kesetaraan gender. Ia mencatat sejarah sebagai Perdana Menteri Kanada pertama yang menerapkan kebijakan tersebut. Trudeau juga mengatakan kalau kabinet yang setara gender ini merepresentasikan Kanada sebagai negara yang peduli terhadap kesetaraan gender.

Skandal dan Pudarnya Kharisma Trudeau

Empat tahun kemudian, tepatnya di tahun 2019, siapa yang menyangka bahwa kesan yang sudah dibangun sedemikan rupa oleh Trudeau telah memudar? Salah satu alasan utama pudarnya kharisma Trudeau adalah karena tuduhan korupsi yang sedang menyerang dirinya. Di tanggal 7 Februari 2019 yang lalu, surat kabar Kanada The Globe and Mail melaporkan bahwa Trudeau menekan  Jody Wilson-Raybould, yang kala itu masih menjabat sebagai Menteri Kehakiman dan Jaksa Agung Kanada, agar membantu perusahaan SNC-Lavalin keluar dari tuduhan korupsi kontrak pemerintah di Libya. Jika perusahaan tersebut terbukti bersalah, SNC-Lavalin tidak akan diizinkan mendapat kontrak pemerintah lagi dalam kurun waktu 10 tahun. Dengan ribuan pekerja yang dimiliki oleh SNC-Lavalin, banyak pihak menduga bahwa Trudeau melakukan hal ini demi mempertahankan ribuan pekerjaan yang berpotensi hilang akibat tuduhan korupsi.

Dapat Membebankan Partai dalam Pemilu Mendatang

Trudeau sendiri bersikukuh untuk menolak tuduhan yang dialamatkan padanya. Meski demikian, apapun hasil investigasi hukum nantinya, nama Trudeau sudah tercoreng. Kesan politik yang selama ini sudah dibangun pun langsung pudar begitu saja. Dilansir dari CNN.com, Direktur McGill Institute for the Study of Canada Daniel Beland mengungkapkan bahwa hal ini dapat melemahkan posisi Trudeau dan Partai Liberal dalam pemilu.

“Tuduhan ini sudah mulai melemahkan posisi Perdana Menteri dan Partai Liberal dalam jajak pendapat,” ujar Beland.

Pemilu Kanada sendiri akan dilaksanakan sekitar tujuh bulan mendatang. Partai Konservatif dinilai sudah mulai merangsek naik di atas Partai Liberal dalam beberapa jajak pendapat.

Beland juga menuturkan bahwa kasus tuduhan ini melemahkan kesan yang sudah dibangun oleh Trudeau. Kini, masyarakat melihat Trudeau sama halnya dengan politisi yang lain. “Kalian dapat dengar di sosial media bahwa ternyata dirinya sama halnya dengan politisi yang lain.” Menurut Beland, yang semakin memperburuk keadaan adalah sedikitnya respon yang diucapkan oleh Trudeau. “Dia tidak banyak berbicara tentang hal ini,” ujarnya.

Walau berusaha sedemikian rupa, Beland yakin bahwa simpati masyarakat sudah jatuh pada mantan Menteri Keadilan Wilson-Raybould. Menurutnya, Trudeau tidak bisa mengganti persepsi publik begitu saja.

“Dia tidak bisa mengubahnya begitu saja. Masalah ini tidak akan selesai. Simpati publik lebih besar pada Jody Wilson Raybould.”

Share: Kharisma Justin Trudeau yang Memudar dan Efeknya Pada Pemilu