Budaya Pop

Kenapa Berfoto Gaya Ngacung Jempol Itu Enggak Banget?

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Entah sadar atau tidak, nyaris setiap orang yang menghadap lensa kamera untuk berfoto, sering mengangkat jempolnya. Memang tak bisa dipungkiri bahwa berpose mengangkat satu atau dua jempol sudah jadi bahasa tubuh atau simbol yang berlaku universal.

Herannya, berpose gaya jempol malah sudah jadi candu. Gaya yang sulit ditolak dan orang-orang seakan tak punya pilihan lain, sehingga berpose gaya jempol akan selalu muncul secara alamiah dan natural, bahkan dalam kondisi kepepet sekalipun.

Mau itu saat acara kawinan, wisudaan, abis maen basket, futsal, juara sepakbola antar kampung, juara NBA, juara Piala Dunia, ditransfer jadi pemain baru Real Madrid, sampai acara sunatan, dipastikan akan ada dua sampai tiga orang yang berpose mengangkat jempol.

Secara umum, simbol jempol atau thumb-up itu memang merujuk ke hal-hal positif seperti tanda oke, good, bagus, hebat, jago, dan lain sebagainya. Bahkan di jagat media sosial, seperti Facebook misalnya, simbol acungan jempol juga terpasang rapi sebagai bentuk respons positif terhadap satu keadaan.

Baca Juga: Kehebohan Sosmed Pekan Ini: Kelucuan Cuitan SBY-Jokowi Sampai Iklan Kocak Ramayana

Tapi tunggu dulu guys, ternyata enggak selamanya juga simbol acungan jempol itu bermakna positif di beberapa situasi.

Pose Ngacung Jempol itu Kayak Orang MLM

Selalu berpose dengan gaya mengacung jempol tentu agak sedikit norak dan sama sekali tidak kekinian, menurut Iman Sjafei, yang merupakan seorang  creative director, ada dua hal yang bisa menggambarkan orang-orang yang posenya mengacung jempol.

“Jadi gini, gaya pose jempol yang gue perhatiin dan ada di otak gue itu sebenarnya ada dua hal. Yang pertama, lo inget enggak sih kalau dulu itu ada orang-orang yang ikut MLM, terus lagi ngeliatin mobil, rumah, atau kapal yang seolah-olah adalah hasil kerja mereka di MLM, pasti mereka posenya sambil ngangkat jempol,” kata Iman kepada Asumsi, Senin, 21 Mei.

Iman mengatakan bahwa pose angkat jempol memang terkesan dengan orang-orang MLM. “Terus yang kedua, foto kayak gitu tuh bapak-bapak banget. Kalau lo liat bapak-bapak umur 45 tahun ke atas, atau rombongan bapak-bapak PNS, atau bapak-bapak lagi reuni SMP gitu, mereka pasti foto pake jempol dan itu wajar.”

Apa Sih yang Lo Jempolin?

Menurut Iman, dirinya cukup terganggu saat gaya berpose mengacung jempol itu akhirnya diadopsi juga oleh anak-anak muda saat ini. “Kalau mereka pose dengan simbol peace bahkan tanda love Korea gitu masih mendingan. Apa sih sebenernya yang lo jempolin?.”

Baca Juga: ‘Deadpool 2’: Juara di Promosi, Statis di Film

Familiarnya berpose dengan gaya jempol akhirnya memang membuat banyak orang-orang latah dan secara alami ikut-ikutan untuk melakukan hal serupa. Memang dalam berpose gaya jempol, ada dua kemungkinan; mereka ketularan dari orang lain, dan memang dipaksai untuk mengangkat ibu jarinya saat dijepret lensa kamera.

“Gue sering banget ngalamin pas lagi foto bareng sama orang yang lebih tua, yang kalau mau foto itu mereka minta “Bang jempolnya dong bang. Bang jempolnya mana?,” ucap selebtwit dengan akun Twitter @ImanLagi itu.

“Mungkin akhirnya merebak gaya foto pake jempol itu kayaknya gara-gara itu kali ya, gara-gara memang ada orang yang ngajak “Bang jempolnya bang”. Kalau ada satu orang yang ngangkat jempol saat foto, jadinya semua pada ikutan pose angkat jempol,” ujarnya.

Tularkan Pose Gaya Baru yang Lebih Fresh

Iman pun membuktikan bahwa menularnya gaya saat berpose itu memang benar adanya. Iman yang tak menyukai pose gaya jempol ini pun menebar gaya lain yang akhirnya diikuti rekan-rekannya saat berpose.

“Beberapa waktu lalu, gue pernah berpose dengan gaya wakanda forever saat foto bareng bareng temen-temen. Akhirnya beberapa orang yang ada di sebelah gue ikut-ikutan juga. Menurut gue, berfoto itu sih tular menular gaya ya.”

Baca Juga: Pengalaman Mahasiswi Indonesia Merasakan Berpuasa 19 Jam di Belanda

“Suka enggak suka, foto gaya jempol emang ada di tempat teratas sih bagi orang-orang, sedih sih sebenarnya. Yang jelas, foto gaya jempol itu dimulai dari orang-orang MLM dan bapak-bapak.”

Iman pun berpesan kepada orang-orang yang terlanjur selalu berpose dengan gaya mengacung jempol, untuk mengganti gaya posenya dengan gaya lain yang lebih kekinian dan tidak terikut gaya bapak-bapak.

4 Alasan Pose Gaya Jempol Itu Enggak Banget

Seorang Guru SD di Ciledug, Tangerang Selatan, Rizki Hasan, mengungkapkan setidaknya ada empat alasan yang membuat pose gaya jempol itu memang enggak banget. Rizki menyebut gaya berpose itu memang sangat lawas.

“Jadi menurut gue, foto gaya jempol itu ya enggak banget. Pertama, terlalu standar banget. Kedua, terkesan kaku. Ketiga, kurang kreatif. Keempat, enggak kekinian banget ya,” kata Rizki Hasan kepada Asumsi, Senin, 21 Mei.

“Gaya jempol itu bisa dibilang lawas juga ya, jadul.”

Rizki yang punya kerja sampingan sebagai fotografer pernikahan itu, juga tak menampik bahwa dirinya juga sering memakai gaya mengacung jempol saat berpose. Menariknya, Rizki punya alasan kenapa ia sering mengandalkan gaya acungan jempol.

Baca Juga: Pejabat-pejabat Militer di Lingkaran Federasi Sepakbola ASEAN (AFF) dan Indonesia

“Jujur, gue termasuk orang yang ikut berpose dengan gaya jempol. Apa alasan gue? Pertama, gue mati gaya dan kedua, gue enggak ada ide atau enggak kreatif lah. Kalau gue lagi mati gaya, ya udah gue pake jempol aja posenya,” ucap Rizki.

“Kadang by request juga kan, misalnya banyak temen-temen yang minta gaya jempol, ya akhirnya semua gaya jempol. Nah, menariknya pas pada minta gaya bebas, gue masih akan tetep pake pose gaya jempol juga.”

Pose Gaya Jempol Jadi Salah Satu Andalan

Menurut Rizki, berpose dengan mengacung jempol itu sudah seperti gaya andalan beberapa orang. Misalnya saja ada orang-orang yang gaya andalannya saat foto bareng itu pake pose dua jari atau simbol love Korea.

“Foto dengan gaya jempol itu sebenernya memang mengekspresikan sesuatu yang bagus, oke, keren, mantap dan banyak hal positif lainnya. Misalnya kayak pejabat foto di sawah dengan hasil panennya, biasanya pasti pake pose angkat jempol.”

“Tapi kalau orang-orang lagi di kondangan gitu dan posenya pake gaya angkat jempol, itu hampir pasti karena mati gaya,” ujar alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Nah menariknya, meski berisi pesan positif, pose gaya jempol memang enggak bisa diterapkan di semua situasi. “Misalnya saja saat peristiwa atau musibah kebakaran, tiba-tiba lo berfoto ngacungin jempol, ya itu akan salah banget dan norak.”

Baca Juga: Menelusuri Penyebab Di Balik Hampir Punahnya Path dari Kehidupan Millenial

“Misalnya lagi ada Polisi yang lagi gerebek kosan terus ada mayatnya, nah pas mau foto mayatnya, tau-tau Pak Polisinya pose pake gaya ngacung jempol. Ya itu kan enggak pas kan.”

Rizki pun mengungkapkan bahwa pose gaya jempol itu memang ada klasifikasi gender dan usianya. Rata-rata, menurut Rizki, orang-orang yang suka berpose gaya jempol itu adalah laki-laki dan dari kalangan orang tua atau bapak-bapak.

Terlepas dari pose gaya jempol yang mau tak mau sudah melegenda, ya memang begitulah superioritas ibu jari mengambil kendali atas keempat jari lainnya dalam merebut hati orang-orang dalam berpose.

Coba sebutkan pose gaya apa yang sanggup mengalahkan pamor gaya mengacung jempol? Simbol peace dua jari? Simbol tiga jari? Simbol salam metal, salam jari tengah, simbol selebrasi ‘M’ Mesut Ozil? Take the ‘L’ Antoine Griezmann? Simbol Love Angel Di Maria? Atau Wakanda Forever?

Semua simbol-simbol itu masih enggak ada apa-apanya dengan simbol acungan jempol di dunia perfotoan publik dunia sekalipun. That’s all!

Share: Kenapa Berfoto Gaya Ngacung Jempol Itu Enggak Banget?