Hari ini, Kamis, 24 Januari 2019, sebagian masyarakat sedang bersuka cita menyambut bebasnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok dari penjara. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menghirup udara bebas setelah menjalani masa tahanan selama 1 tahun 8 bulan dan 15 hari sejak 9 Mei 2017 atas kasus penistaan agama. Kenapa banyak orang begitu antusias menanti kembalinya Ahok?
Ahok sendiri keluar dari penjara sekitar pukul 07.30 WIB setelah menyelesaikan proses administrasi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Ia dijemput putranya, Nicholas Sean, dan Tim BTP. Setelah selesai mengurus administrasi, Ahok pun berpose dengan tiga jarinya yang sudah tercelup tinta sebelum bebas.
Setelah bebas, tentu banyak aktivitas yang bakal dijalani Ahok. Teman dekat sekaligus mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengataka bahwa Ahok rencananya akan pulang ke Belitung lalu liburan ke Jepang. Djarot mengatakan Ahok ingin menikmati hidup dan bersenang-senang dulu.
“Apalagi sebentar lagi kan Imlek. Abis itu mengunjungi tempat-tempat wisata. Mau ke Bali. Mau menikmati bunga Sakura di Jepang,” kata Djarot di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa, 22 Januari 2019.
Djarot pun bercerita soal keseharian Ahok selama mendekam di balik jeruji besi. Sejumlah aktivitas yang dijalani Ahok misalnya saja banyak menghabiskan waktu untuk membaca, belajar, berdoa, berolahraga, menulis surat, dan bertemu tamu. Yang jadi pertanyaan banyak orang, apakah Ahok akan kembali terjun ke dunia politik nantinya?
Baca Juga: Ahok yang Dulu dan Panggilan BTP Setelah Bebas Nanti
Menurut Djarot, hal itu memang benar namun Ahok tidak akan terburu-buru masuk ke dunia politik. Setelah bebas, Ahok sudah mendapatkan tawaran pekerjaan di sebuah perusahaan swasta. Mantan Bupati Belitung Timur itu juga akan membuat sebuah yayasan.
“Ke politik? Enggak langsung (terjun). Dia juga ditawari kerja. Di mana? Ada lah nanti, di bisnis dong, swasta,” ujarnya.
“Itu dia bikin konsultan. Dia mau bikin yayasan sebetulnya, BTP foundation. Yang intinya nanti bisa bantu orang. Misal, dia bkin Ahok Show, duitnya masuk yayasan. Dia jual buku, duit sebagian masuk ke yayasan. Tapi tetap ya cashless,” Djarot memungkasi.
Jagat media sosial pun ramai menyambut bebasnya Ahok dari penjara. Bahkan ada sejumlah tanda pagar alias tagar atau hestek yang jadi trending topic dan membanjiri lini masa Twitter. Sebut saja seperti tagar #WelcomeBackBTP, #AhokBebas, #BTPPulang, Pak BTP, Pak Ahok, hingga Basuki Tjahaja Purnama, yang dalam waktu bersamaan bertengger di daftar trending topic hari ini, Kamis, 24 Januari 2019.
Dari banyaknya cuitan, sepertinya memang ada banyak orang yang begitu bahagia dan bersuka cita menyambut kembalinya Ahok. Lalu, kira-kira apa yang membuat orang-orang begitu merindukan sosok Ahok sampai-sampai disambut penuh suka cita? Padahal Ahok sendiri bersalah dan sempat mendekam di penjara.
Banyak orang menilai Ahok adalah sosok gentlemen. Apa alasannya? Ya, karena pria kelahiran Manggar, Belitung Timur, pada 29 Juni 1966 itu mengikuti segala alur yang ada saat dirinya dijerat hukuman sampai akhirnya mendekam di penjara. Predikat gentlemen yang disematkan kepada Ahok ini sendiri, tak lain dan tak bukan, juga karena dibandingkan dengan sosok lainnya yang digambarkan memiliki sikap 180 derajat berbeda dengan Ahok yakni Rizieq Shihab.
Sosok Ketum FPI yang menggagas gerakan massa bernama Aksi Bela Islam itu kerap dibandingkan dengan Ahok. Rizieq sendiri merupakan sosok yang membuat Ahok akhirnya mendekam di penjara. Ahok dianggap berbeda dengan Rizieq yang justru kabur ke negara lain dan enggan kembali ke Indonesia untuk menjalani proses hukum atas kasus-kasus yang menjeratnya.
Baca Juga: JPO Versi Ahok dan Anies, Beda Harga dengan Sistem yang Sama
Sekadar informasi, Rizieq sendiri dijerat pasal 4 ayat 1 juncto pasal 29 atau pasal 6 juncto pasal 32 dan atau pasal 9 juncto pasal 34 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi dengan ancaman hukuman di atas lima tahun. Selain Rizieq, wanita yang diduga jadi teman chat mesumnya yakni Firza Husein pun juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Sementara Ahok sendiri sudah menjalani segala proses yang ia bisa. Dimulai dari permintaan maaf terhadap tindakan cerobohnya, menjalani proses hukum dengan baik dan lapang dada, serta tak ada kebencian dan dendam terhadap orang-orang atau pihak-pihak yang menyerangnya.
Ahok mengajarkan pada banyak orang bahwa ia merupakan sosok negarawan sejati dengan menjalani hukuman secara terhormat. Selain itu, sebelumnya juga jiwa kenegarawanan Ahok sudah terlihat saat ia tak ingin ada penyambutan dari pendukungnya di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, saat bebas.
“Saya mendengar ada yang mau menyambut hari kebebasan saya di Mako Brimob, bahkan ada yang mau menginap di depan Mako Brimob. Saya bebas tanggal 24 Januari 2019, adalah hari Kamis, hari orang-orang bekerja,” tulis Ahok lewat surat yang ditulis tangan dan diunggah di akun media sosial @basukibtp pada Kamis, 17 Januari 2019.
Kenapa Ahok tak ingin ada penyambutan berlebihan? Ahok sendiri khawatir jika kedatangan para pendukungnya ke Mako Brimob bisa mengganggu lalu lintas. Ahok pun meminta tidak ada penyambutan, apalagi sampai menginap. Permintaan itu pun membuktikan jika Ahok sangat memikirkan masyarakat luas.
“Jalanan di depan Mako Brimob dan di depan Lapas Cipinang adalah satu-satunya jalan utama bagi saudara-saudara kita yang mau mencari nafkah. Saya sarankan demi untuk kebaikan dan ketertiban umum bersama dan untuk menolong saya sebaiknya saudara-saudara tidak melakukan penyambutan apalagi menginap,” ujarnya.
Tentu Ahok berharap bahwa para pendukungnya hanya cukup mendoakan dirinya saja ketimbang menggelar penyambutan dan lebih banyak bersyukur. Semangat baru Ahok inilah yang selalu ditunggu sebagian masyarakat terutama para pendukungnya. Ahok diharapkan bisa lebih semangat lagi untuk membangun bangsa.