Budaya Pop

Kehebohan Sosmed Pekan Ini: Dari Kelucuan Arief Poyuono Sampai Jokowi Payungi Pemuka Adat Bali  

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Media sosial selama sepekan terakhir masih ramai membahas berbagai momen yang terjadi saat Debat Ketiga Pilpres 2019 antara kedua calon wakil presiden, Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno. Namun, ada pula isu lain seperti misalnya dugaan jual beli jabatan rektor di lingkungan Kampus UIN. Selain itu apa lagi yang ramai?

Arief Poyuono Bikin Adian Napitupulu Ngakak

Momen unik terjadi saat Juru Debat BPN Prabowo-Sandi, Arief Poyuono, dipertemukan dalam satu forum dengan Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Adian Napitupulu pada acara talkshow video Debat Pilpres 2019 Ronde 3 Cawapres Catatan Najwa X TirtoID, Minggu, 17 Maret 2019. Peristiwa itu berawal saat ada peserta talkshow bertanya soal perbedaan signifikan antara program Kartu Prakerja dan Rumah Siap Kerja.

“Bedanya dengan kartu prakerja apa bang?” kata Najwa Shihab meneruskan pertanyaan partisipan kepada Arief.

Arief Poyuono pun menjawab, “kalau Kartu Prakerja kan memberikan training (pelatihan).”

“Lalu kalau Rumah Siap Kerja?” ucap Najwa Shihab kembali bertanya.

Arief Poyuono menjawab, “Kalau Rumah Siap Kerja juga memberikan training.”

Sontak jawaban Arief Poyuono itu langsung membuat Adian Napitupulu yang duduk di sebelahnya serta seisi studio tertawa terbahak-bahak. Tak hanya itu saja, Adian bahkan sampai menggebuk meja dan memukul lengan Arief Poyuono.

Saya yakin Arief Puyuono adalah orang yang paling pintar yang ada di kubu 02 pic.twitter.com/HJOuFnnJQ5— Habib Think (@habibthink) March 18, 2019

Twitwar Andi Arief vs Akhmad Sahal

Politikus Partai Demokrat Andi Arief terlibat twitwar di Twitter dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdatul Ulama Amerika Serikat, Akhmad Sahal. Twitwar itu terjadi jelang Debat Ketiga Pilpres 2019 antara dua cawapres. Andi yang menyebut Ma’ruf Amin merupakan cawapres pilihan Romahurmuziy pun membuat Sahal terpancing.

Mari kita persiapkan diri menyambut debat besok malam antara:

Cawapres Sandiaga uno pilihan Pak Prabowo

Dan

Cawapres Ma’ruf Amin pilihan Tersangka KPK Romi.— andi arief (@AndiArief__) March 16, 2019

Jahat banget twit ini, mengaitkan kasus Romy ter-ott KPK dgn cawapres KH Ma’ruf Amin.

Si @AndiArief__ ini kemaren terbongkar kasusnya terkait sabu, plus kondom bergerigi….Bukannya tobat, eh malah melecehkan ulama. https://t.co/CwDZT5eevY— akhmad sahal (@sahaL_AS) March 17, 2019

Lu harus bicara dengan fakta atau bukti. Jangan sembarangan. Pihak RSKO gak nerima rehab gua. Emang gua pecandu apa.— andi arief (@AndiArief__) March 17, 2019

Tirto dan Kekesalan Warganet Twitter Pasca Debat Cawapres

Saat Debat Cawapres berlangsung, Twitter sempat diramaikan dengan kekesalan warganet terhadap media Tirto, Minggu, 17 Maret 2019. Kekesalan itu berawal dari kesalahan Tirto yang tak secara utuh mengutip omongan Ma’ruf Amin, juga menyindir NU. Namun, atas polemik itu, Tirto akhirnya mengakui kesalahan dan minta maaf.

Saya kecewa dengan @TirtoID yg ternyata tidak menerapkan #SaringSebelumSharing

Pelintirannya terhadap pernyataan KH Ma’ruf Amin sangat kelewatan dan menunjukkan Tirto bukan media yg bisa dipercaya. Meski sdh minta maaf dan merevisi meme ini, tapi kesalahannya sangat fatal pic.twitter.com/DUL69UNulL— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) March 17, 2019

Ternyata bukan saja @TirtoID media penyebar hoaks, tapi jg media-provokator yg hendak membenturkan 02 dg NU. Ini media yg amat parah.

Mulai detik ini saya tidak percaya lagi dg @TirtoID

Di saat kita berusaha menjaga kedamaian & kewarasan, Tirto malah melakukan provokasi! pic.twitter.com/Lk3WmA16e1— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) March 17, 2019

Jangan beri panggung pada media yang telah menyebar hoaks dan memprovokasi munculnya kegaduhan. @TirtoID ternyata media sampah!— Nadirsyah Hosen (@na_dirs) March 17, 2019

Kami melakukan kekeliruan fatal. Kami meminta maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan, juga para pembaca sekalian. Mekanisme internal sedang dilakukan untuk memperbaiki dan menindaklanjuti kesalahan ini.https://t.co/7TpjXqpIRF— tirto.id (@TirtoID) March 18, 2019

Heboh Isu Dugaan Jual Beli Jabatan Rektor UIN

Isu dugaan jual beli jabatan rektor di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) sempat menghebohkan. Isu itu muncul tak lepas dari kasus mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy yang tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena dugaan jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama.

Ini demo mahsiswa UIN Jakarta tadi malam. Baru kali ini rektor baru menjabat dua bulan sudah didemo. Lukman memilih rektor yang tak tahu basis geografis Ciputat. S1 bukan alumnus UIN Ciputat. Syahwat politik dan sentimen golongan, bikin nalar Lukman nyungsep!!! Lukman melambai… pic.twitter.com/0PeQ8N1FTJ— Effendi (@eae18) March 20, 2019

Sejauh menyangkut penetapan rektor di UIN/IAIN scr definitif sy hny menyebut 3 kss yakni UIN Makassar, UIN Jakarta, IAIN Meulaboh. Tdk ada gebyah uyah. Semuanya hanya 3 dan semua ada nama subyeknya yg bs dikonfirmasi sbg sumber. Utk UIN Makassar subyeknya adl Andi Faisal Bakti.— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 21, 2019

Sy tdk pernah mengatakan ada dagang jabatan di UIN/IAIN manapun. Urusan dagang jabatan itu dibahas oleh pembicara2 sebelumnya dlm konteks penentuan jabatan di birokrasi yg berjung pd OTT-nya Romi. Sy jg tdk pernah mengatakan bhw dlm pengakatan rektor UIN Jkt ada suap sebesar 5 M.— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 21, 2019

Jokowi Payungi Pemuka Adat Bali

Ada momen menarik yang turut meramaikan jagat Twitter beberapa hari lalu. Ya, momen tersebut adalah saat Presiden Joko Widodo memayungi pemuka adat Bali saat bersilaturahmi atau simakrama dengan tokoh adat dan masyarakat Bali. Meski hujan lebat mengguyur, Jokowi tetap bertemu dengan masyarakat. Acara simakrama itu berlangsung di Taman Werdhi Budaya Art Centre Kota Denpasar Bali, Jumat 22 Maret 2019 malam.

Momen Jokowi saat memayungi salah satu Bendesa atau tokoh adat Bali bernama Nyoman Gedearse itu berawal saat Gedearse berteriak saat mantan Gubernur DKI Jakarta itu memberikan sambutan. Sontak, teriakan tersebut membuat Jokowi berhenti berpidato sejenak. “Ya Jokowi memang hebat,” kata Gedearse beteriak menyela pidato Jokowi.

Jokowi yang mengenakan pakaian adat Bali lengkap dengan udeng, ikat kepala, dan saput lalu meminta Gedearse maju ke atas panggung. “Siapa tadi yang ngomong, maju. Teriak-teriak suruh maju,” ujar Jokowi.

Lalu, Gedearse yang duduk di barisan belakang itu pun langsung maju ke panggung. Jokowi lantas meminta Gedearse untuk memperkenalkan dirinya. “Nama saya Nyoman Gedearse, tolong catat semua. Saya bekerja selaku Bendesa Adat,” kata Gedearse yang langsung disambut tawa masyarakat yang hadir.

Gedearse mengaku senang lantaran bisa langsung bertatap muka dengan Jokowi. Kemudian, Jokowi meminta pandangan Gedearse tentang masa depan Indonesia. “Seperti sudah dikatakan Pak Jokowi tadi, NKRI harga mati. Bagaimana kita harus bersatu dalam bentuk menjunjung tinggi dari segi kebhinekaan,” kata Gedearsa.

Saat Gedearse bicara, hujan deras tiba-tiba mengguyur lokasi acara. Meski begitu, dialog antara Jokowi dan Gedearse pun tetap berlanjut. Lalu, ajudan Jokowi tampak membawa payung yang kemudian dibuka Jokowi dan memayungi dirinya berdua dengan Gederase. “Sudah diteruskan,” kata Jokowi sambil memayungi.

Gedearsa lantas menyatakan jika ingin menjaga keutuhan Indonesia, maka pilih Jokowi dalam Pilpres 2019. Sambil tertawa, Jokowi mengingatkan bahwa acara malam itu bukan sebuah kampanye. “Hati-hati malam ini bukan kampanye loh. Saya enggak kampanye. Tapi kalau bapak silakan,” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Menariknya, ketika hujan belum juga reda, situasi pun berubah. Di mana Jokowi bergantian berbicara dan dipayungi Gedearse. “Gantian-gantian. Tadi juga bapak sudah saya payungi. Payungi gantian,” kata Jokowi yang disambut tawa masyarakat.

Bapak ini tiba-tiba grogi, tidak menyangka kalau seorang Presiden bersedia payungi rakyatnya. pic.twitter.com/bQ3hfOHc6t— Habib Think (@habibthink) March 23, 2019

Share: Kehebohan Sosmed Pekan Ini: Dari Kelucuan Arief Poyuono Sampai Jokowi Payungi Pemuka Adat Bali