Isu Terkini

Kehebohan Sosmed Pekan Ini: Dari Cucu Bung Hatta Marah Sampai Anak Jokowi ‘Dibully’

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Tahun politik membuat isu apa saja yang dibicarakan akan begitu mudah dan sensitif membuat panas situasi. Misalnya saja baru-baru ini jagat sosial media sempat dihebohkan dengan kekesalan cucu Bung Hatta, Gustika Jusuf-Hatta lantaran nama kakeknya itu dengan mudahnya dipakai untuk ‘jualan’ politik.

Kekesalan itu terjadi ketika juru bicara tim Prabowo-Sandi menyamakan Sandiaga Uno dengan Bung Hatta. Sontak, hal itu pun membuat Gustika marah dan menegaskan bahwa nama kakeknya tak harus selalu disebut-sebut setiap kali Pemilu datang.

Tak hanya heboh soal cucu Bung Hatta saja yang ramai jadi sorotan di sosial media pekan ini. Ada beberapa kehebohan lain di media sosial terutama Twitter dimulai dari yang serius, nyeleneh, sampai yang lucu. Apa saja itu? Yuk simak rangkumannya di bawah ini.

Gustika Jusuf-Hatta Ngamuk ke Timses Prabowo

Sebelumnya, sebuah video berdurasi 2 menit 11 detik yang diunggah di laman Twitter Wasekjen PAN yang juga jubir Prabowo-Sandiaga, Faldo Maldini, sempat baik-baik saja. Namun, video itu kemudian dipermasalahkan lantaran di bagian tertentu dari isinya menyamakan Sandiaga Uno dengan Bung Hatta.

Dalam video tersebut, Koordinator jubir Prabowo-Sandi, Dahnil Ahzar Simanjuntak, menyebut Sandiaga Uno seperti bagian baru dari Bung Hatta. Dalam cuplikan video itu, ada juga empat juru bicara tim kampanye Prabowo-Sandi seperti dokter Irene, Faldo Maldini, dokter Gamal Albinsaid, dan politisi muda PKS Pipin Sopian

“Mereka seperti bagian baru dari model Bung Karno dan Bung Hatta. Pak Prabowo itu seperti kombinasi Bung Karno dan Jenderal Soedirman. Sedangkan Bang Sandi adalah bagian baru dari Bung Hatta,” kata Dahnil.

Lantas cucu Bung Hatta, Gustika Jusuf-Hatta pun kesal dan langsung angkat bicara. Lewat akun Twitter pribadinya @Gustika, ia menuliskan, “Tidak kenal dengan Bung Hatta tidak usah mengibaratkan sebagai Bung Hatta. Tidak elok menggunakan nama Beliau (dan Eyang Karno) demi kepentingan politik. I’m so done, setiap pilpres nama beliau digadai-gadai. it’s getting old @Dahnilanzar.”

tidak kenal dengan Bung Hatta tidak usah mengibaratkan sebagai Bung Hatta. tidak elok menggunakan nama beliau (dan Eyang Karno) demi kepentingan politik. I’m so done, setiap pilpres nama beliau digadai-gadai. it’s getting old @Dahnilanzar https://t.co/woy3jW61nY— Gustika Jusuf-Hatta ????☁ (@Gustika) October 24, 2018

untuk orang yg kesabarannya minus kyk gue gini denger kakek gue disamain sama sandiaga uno rasanya mau muntah. every. single. time. waktu pilpres.

why. cant. you find. your own fucking voice.

hatta is hatta, you is you. i am a hatta, but i ain’t bung hatta. anjeng.— Gustika Jusuf-Hatta ????☁ (@Gustika) October 24, 2018

Tweets with replies by Gustika Jusuf-Hatta ????☁ (@Gustika) | Twitter

Kaesang Pangarep ‘Dibully’ Warganet

Beberapa hari ini putra bungsu Presiden RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep menjadi bulan-bulanan warganet. Mereka ramai meledek Kaesang karena kini sudah kalah pamor dari Jan Ethes Srinarendra, cucu sang presiden.

Hal itu terjadi lantaran Jan Ethes kerap diajak Presiden Jokowi untuk ikut bersamanya dalam berbagai kegiatan. Menyadari dirinya sudah tak lagi diajak sang ayah kemana-mana, Kaesang pun melontarkan protesnya lewat akun Twitter @kaesangp, Minggu, 21 Oktober 2018 lalu.

Menarikya, protes Kaesang itu pun akhirnya mendapatkan tanggapan dari Presiden Jokowi langsung. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa kesibukan Kaesang lah yang membuat dirinya kini tak lagi mengajaknya kemana-mana, sehingga lebih sering mengajak Jan Ethes.

“Gini, saya biasanya ajak Kaesang biar belajar lapangan. Tapi sekarang anaknya sibuk bisnis sama sibuk kuliah sehingga diajak sulit. Ketemu saja sulit banget,” kata Jokowi kepada wartawan di ICE, BSD, Tangerang Selatan, Rabu 24 Oktober 2018, seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurut Presiden Jokowi, Jan Ethes yang masih kecil kini lebih mudah diajak kemana-mana. “Yang kecil itu, yang gampang diajak ke mana-mana. Enggak sekolah, ya diajak,” kata Jokowi.

Setelah mengetahui jawaban sang ayah, Kaesang pun seolah tak ingin kalah dan kembali memberikan balasannya. Kaesang mengatakan bahwa dirinya juga gampang diajak.

Saya tidak pernah diajak lagi https://t.co/l1BoHi8lLM— Kaesang Pangarep (@kaesangp) October 21, 2018

SAYA JUGA GAMPANG DIAJAK KOK https://t.co/YKhm7FY3Vu— Kaesang Pangarep (@kaesangp) October 24, 2018

Baperan aja tu ngaku ngaku biar di bilang keren anak Presiden.????— Capres Abadi (@P3nj3l4j4h) October 24, 2018

cakepan ponakannya. ibarat kata kaesang ini ga dapat jatah tahta. langsung dikasih aja ke jan ethes.— Netizen Rizky (@rzqoon) October 20, 2018

Baliho Nyeleneh Caleg dan Cakades

Jelang Pemilu 2019, banyak caleg yang berlomba-lomba memikat hati rakyat agar bisa dipilih untuk menjadi wakil mereka di parlemen. Berbagai cara dilakukan, misalnya saja memasang iklan dengan spanduk dan baliho di jalan-jalan. Namun, banyak spanduk yang justru menghebohkan masyarakat lantaran nyeleneh.

Misalnya saja baliho yang dipasang oleh pesinetron Lucky Hakim yang sekaligus caleg dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dengan daerah pemilihan Kota Bekasi dan Kota Depok. Uniknya, Lucky yang juga pecinta binatang itu memasang baliho yang menarik perhatian warganet.

Hal itu diketahui dari foto yang diunggah oleh pemilik akun Twitter @mr_odink. Ia mengunggah foto baliho kampanye Lucky Hakim di Twitter, pada Minggu 21 Oktober 2018 lalu. Lucky menggunakan beberapa gambar binatang mulai dari burung, ular, ikan, hingga iguana untuk ditaruh di baliho kampanyenya.

Melihat baliho kampanye yang penuh dengan gambar binatang tersebut, seperti biasa jari-jari warganet pun tak tahan untuk menuliskan komentarnya. Salah satu warganet bahkan mengatakan jika baliho kampanye milik Lucky mirip baliho kebun binatang. Selain baliho Lucky, ada pula baliho nyeleneh dari calon kepala desa. Jadi, ada dua cakades yang memiliki nama yang sama yakni Djumain sehingga dipastikan Djumain akan menang dalam pilkades tersebut.

ada komen bg @imanlagi ? pic.twitter.com/NhkSNmSVE8— Ferdie Time (@mr_odink) October 21, 2018

Sudah bisa dipastikan kalau di Pilkades Desa Karangpandan ini Djumain yang menang ???????????? pic.twitter.com/rDtCHH9p7n— Rinrin Irma (@alvinna23) October 23, 2018

Lapangan Bola di Tasikmalaya Bikin Heboh

Sebuah lapangan sepakbola di Tasikmalaya tiba-tiba membuat heboh warganet di jagat media sosial. Hal itu lantaran lapangan tersebut memenuhi standar FIFA dengan keberadaan rumput lapangan yang bikin gagal fokus.

Lapangan sepakbola rakyat yang diberi nama Lapangan Bola Lodaya Sakti ini terlihat begitu terawat dengan rumput hijaunya yang tumbuh rapi merata. Bahkan, kabarnya Pemerintah Desa Cisayong berinisiatif sendiri dengan menata lapangan seluas 93 x 54 meter itu dengan jenis rumput yang sudah memenuhi standar Federation of International Football Association (FIFA).

Rumput lapangan yang digunakan berasal dari Eropa dari jenis Zoysia matrella (ZM). Jenis rumput ini masuk dalam kategori kualitas tinggi dengan kerapatan, elastisitas, kemampuan menahan beban, pemulihan diri, dan perakarannya yang sempurna, sehingga bisa mengurangi risiko cedera bagi para pemain.

Meski berstandar nasional, dan sesuai standar FIFA, lapangan tersebut ternyata belum dipakai oleh klub profesional yang ada Liga 2 maupun Liga Nusantara.

Lapangan boleh di kampung, tapi rumputnya boleh diadu dengan lapangan stadion di kota. Tinggal ditambahin tribun udah jadi stadion kampung nih. ???????????? pic.twitter.com/NPejnhXUcf— Gie Wahyudi (@giewahyudi) October 19, 2018

Lapangan di kampung sekarang udah cakep-cakep ya. Lestarindo Soccerfield cakep nih, nggak cuma melayani klien stadion gede-gede, tapi juga lapangan di kampung. ???????????? pic.twitter.com/DAMQbQNtfg— Gie Wahyudi (@giewahyudi) October 17, 2018

Dana desa itu salah satunya bisa buat membangun fasilitas olahraga kayak gini. Jadi bibit-bibit atlet dari desa-desa bisa tumbuh. Nggak semuanya dipakai untuk bangun jalan dan gedung. Bisa bikin lapangan bola, badminton, voli, dll.— Gie Wahyudi (@giewahyudi) October 17, 2018

Politisi ‘Sontoloyo’ ala Jokowi

Beberapa waktu lalu, Jokowi sempat membuat heboh warganet dengan pernyataannya soal politisi sontoloyo. Hal itu sendiri dilontarkan Jokowi pada Selasa, 23 Oktober 2018 lalu, saat penyerahan sertifikat hak atas tanah kepada masyarakat Jakarta di Lapangan Ahmad Yani.

Jokowi sendiri menyebutkan kata sontoloyo ketika merespons pro dan kontra terkait dana kelurahan. Saat itu, Jokowi mengaku heran lantaran rencana pemerintah untuk mengalokasikan dana kelurahan malah dihubung-hubungkan dengan agenda politik.

Akibat tak tahan mengetahui tuduhan tersebut, Jokowi pun akhirnya kelepasan menyebut polisiti sontoloyo. “Bukan hanya di desa saja yang ada dana desa, tapi kelurahan juga membutuhkan (dana) untuk memperbaiki selokan, memperbaiki jalan di kampung-kampung, sehingga tahun depan akan ada dana kelurahan, tapi kok ramai? Saya juga heran,” kata Jokowi.

Jokowi heran lantaran saat ini komitmen pemerintah untuk masyarakat kerap dihubungkan dengan agenda politik. Padahal, lanjut Jokowi, kehidupan bukan melulu hanya politik. Maka dari itu, isu-isu tersebut akan dengan mudah dimanfaatkan oleh politisii untuk memengaruhi masyarakat.

“Hati-hati saya titip ini, hati-hati. Hati-hati banyak politikus yang baik-baik, tetapi juga banyak politikus yang sontoloyo. Lihat mana yang benar, mana yang tidak betul,” ucap Jokowi.

Tak menunggu waktu lama, sehari setelahnya, Jokowi pun menjelaskan siapa yang dimaksud dengan politisi sontoloyo. Polisiti sontoloyo sendiri merupakan politisi yang memakai cara-cara menyebarkan kebencian, mengadu domba, menggunakan isu SARA, dan memecah belah masyarakat untuk menarik perhatian masyarakat.

“Kalau masih memakai cara-cara lama seperti itu, masih politik kebencian, politik SARA, politik adu domba, politik pecah belah, itu yang namanya tadi politik sontoloyo,” kata Presiden setelah menghadiri pembukaan Trade Expo Indonesia Ke-33 di Indonesia Convenction Exhibition, Tangerang, pada Rabu, 24 Oktober 2018.

“Inilah kenapa kemarin saya kelepasan, saya sampaikan politikus sontoloyo, ya, itu. Jengkel saya,” ujar mantan Wali Kota Solo ini.

Share: Kehebohan Sosmed Pekan Ini: Dari Cucu Bung Hatta Marah Sampai Anak Jokowi ‘Dibully’