Budaya Pop

Kehebohan Sosmed Pekan Ini: Andi Arief Terciduk Nyabu Sampai Cinta Laura Dukung Jokowi

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Awal Maret 2019, jagat sosial media masih dipenuhi dengan obrolan seputar isu politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Dari kampanye tim sukses kubu Joko Widodo dan Prabowo Subianto, sampai perdebatan kedua kubu, selalu menghiasi lini masa. Dari yang serius sampai yang humor.

Tenang, isu Pilpres 2019 tak sepenuhnya mendominasi sosmed kok. Masih banyak isu lain yang sebenarnya banyak jadi perbincangan warganet. Apa saja itu? Berikut Asumsi.co merangkum kehebohan sosmed selama sepekan terakhir dari 1-9 Maret 2019.

Penangkapan Andi Arief dalam Kasus Narkoba

Obrolan soal Andi Arief, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat di awal pekan kemarin sempat ramai di sosmed. Bukan karena cuitan-cuitan kontroversialnya seperti yang selama ini seliweran, tapi lantaran dirinya ditangkap polisi karena dugaan mengonsumsi narkoba jenis sabu. Ia ditangkap Direktorat IV Bareskrim Mabes Polri di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat.

Dari penangkapan itu, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti paket sabu dan alat hisap atau bong. Tak hanya itu saja, dari foto-foto yang beredar, terlihat sejumlah barang di atas meja seperti sejumlah bungkus rokok, minuman, dan sedotan. Warganet pun langsung membicarakan Andi Arief di sosmed terutama Twitter dengan berbagai macam fakta, lelucon, dan kontroversi.

Kemarin hujan deras dan petir menyambar satu pohon kelapa. Tentu yg salah ⁦@jokowihttps://t.co/WqvZmJn0YT— goenawan mohamad (@gm_gm) March 4, 2019

Andi Arief tetap galak (Rakyat Merdeka) Galak krn Narkoba ! Semoga yg Galak2 lainnya juga tdk krn Narkoba mau dibawa kemana Negara Indonesia Tercinta ini ?. #01JokiwiLagiIndonesiaMaju MERDEKA.— Ruhut Sitompul (@ruhutsitompul) March 8, 2019

Dan lebih khusus, kejahatan Narkoba Andi Arief tdk hanya merusak citra SBY & Demokrat, tp sekaligus membuat @rockygerung tampak jauh lebih bodoh dari burung beo. RG bungkam krn satu alasan: “Ketakutan bakal ikut terseret tes urine”. Sbb ada kesan AA & RG diduga bersenyawa.

*FA*— Faizal Assegaf (@faizalassegaf) March 5, 2019

Cinta Laura Dukung Jokowi

Belakangan nama aktris sekaligus penyanyi Cinta Laura Kiehl ramai dibicarakan warganet di Twitter. Bukan soal perannya di dunia hiburan, tapi namanya justru disebut-sebut dalam pertarungan politik Pilpres 2019. Kehebohan itu berawal saat kubu Prabowo melempar wacana bahwa capres-cawapres harus bisa berbahasa Inggris dengan baik.

Bahkan, wacana itu hendak diusulkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) supaya debat Pilpres 2019 digelar dalam bahasa Inggris. Kubu Jokowi langsung merespons hal itu dengan menyebut Cinta Laura lebih layak menjadi presiden karena kemampuan bahasa Inggrisnya lebih baik daripada Prabowo.

“Kalau menjadi presiden, bahasa Inggrisnya harus hebat. Pak Prabowo kalah dari Cinta Laura. Cinta Laura saja yang menjadi presiden,” kata Hasto Kristiyanto, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, di Lampung, Minggu, 3 Maret 2019.

Ketika mengetahui namanya disebut, Cinta akhirnya merespons. Lewat cuitannya di Twitter pada Selasa, 5 Maret 2019, ia berkicau dan mengutip pernyataan Hasto dengan sebuah gambar yang mengatakan ia layak menjadi presiden. “Jadi Presiden itu berat! Biar Pak Jokowi saja!” tulis Cinta Laura @xcintakiehlx.

Tak berhenti sampai di situ, cuitan Cinta itu pun langsung ramai di-retweet, disukai, dan dikomentari para pengikutnya di Twitter. Bahkan, kicauannya itu pun langsung mendapat tanggapan dari akun resmi Partai Gerindra. Akun Gerindra menyoroti pernyataan Hasto Kristiyanto dan menanggapi cuitan Cinta.

Jadi Presiden itu berat! Biar Pak @jokowi saja!???? pic.twitter.com/5iNzxK5AeQ— Cinta Laura Kiehl (@xcintakiehlx) March 5, 2019

Soekarno

Presiden Republik Indonesia Pertama ini adalah seorang kutu buku. Selain menguasai sejumlah bahasa asing, Bung Karno memiliki keahlian berpidato yang luar biasa. Dia dapat menyatukan begitu banyak latar belakang etnik, budaya, dan agama dengan narasinya. https://t.co/7ciMYf9Fet— Partai Gerindra (@Gerindra) March 5, 2019

Aku juga kutu buku, terutama waktu kuliah di Columbia University, New York!????— Cinta Laura Kiehl (@xcintakiehlx) March 8, 2019

Maudy Ayunda Bingung Pilih Kampus

Aktris sekaligus penyanyi Maudy Ayunda tengah dilanda dilema lantaran harus memilih dua kampus terbaik di dunia Harvard atau Stanford untuk melanjutkan studi S2-nya. Kebingungan Maudy yang ia posting di akun Instagram pribadinya itu pun langsung ramai dibicarakan warganet di Twitter.

Warganet pun merespons kegelisahan Maudy dengan beragam ungkapan. Banyak yang memuji, memberi saran dan masukan, bahkan banyak pula yang menjadikan kebingungan Maudy itu menjadi sebuah candaan lucu.

Ada perempuan yang menuntut ilmu setinggi langit kayak Maudy Ayunda,

dan ada laki-laki yang masih aja bilang perempuan itu ga perlu sekolah tinggi-tinggi yang penting Maudy Ajaksusah.— Handoko Tjung (@handokotjung) March 5, 2019

“Maudy Ayunda lahir dr keluarga privileged. Dia udah terlahir dlm lingkungan yg sgt mendukung studi dan karirnya. Ga kaya aku yg perlu effort lebih besar”.

You know everyone’s starting point is different. That’s why you need to work 10 times harder. Stop blaming the condition.— Vincent Ricardo (@vincentrcrd) March 5, 2019

Jangan dengerin motivator tai kucing yang menjadikan Maudy Ayunda sebagai barometer kesuksesan, kalian punya cara masing-masing untuk bertahan dan menyerang dalam kehidupan. Yang penting api semangat gak boleh padam. Dor top suer metal— Gofar Hilman (@pergijauh) March 5, 2019

Jokowi Naik KRL Menuju Bogor

Presiden Joko Widodo menghebohkan para penumpang kereta listrik (KRL) alias commuter line pada Rabu, 6 Maret 2019. Usai menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan sosialisasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Jakarta Selatan, Jokowi terlihat naik KRL menuju kediamannya di Istana Kepresidenan Bogor. Menuju Bogor, Jokowi memilih menggunakan kereta KRL.

Saat itu, Jokowi naik kereta dari Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan, sekitar pukul 17.45 WIB. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu terlihat naik KRL tanpa pengawalan ketat. Foto-foto dan video saat Jokowi di dalam KRL pun langsung tersebar di sosmed. “Iya benar, tadi usai kegiatan Presiden pulang ke Bogor menggunakan kereta KRL. Tanpa pengawalan ketat. Presiden naik dari Stasiun Tanjung Barat menuju Bogor,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Seperti biasa, aksi Jokowi naik KRL itu pun ditanggapi dengan beragam respons oleh warganet. Dimulai dari yang mendukung, memuji, hingga yang nyinyir, semuanya lengkap.

Ikut berjejalan dalam kereta komuter KRL Jakarta-Bogor bersama orang-orang pulang kerja, Rabu lalu, saya jadi tahu persoalan di lapangan. “Tambah gerbong, Pak.” Atau, “tambah kereta, Pak.” Dan aneka masukan spontan.

Suara-suara mereka terdengar akrab, tulus dan apa adanya. pic.twitter.com/zJu9fCUJF5— Joko Widodo (@jokowi) March 8, 2019

Pura-pura menderita
biar bisa hutang lagi ?!https://t.co/z4CECnPkdX— J.S. Prabowo (@marierteman) March 6, 2019

Tadi dapat foto ini dari seorang teman, pak @jokowi rela berdesak2an di KRL. Tanpa pengawalan ketat dan tidak minta diistimewakan. Dengan senang hati melayani permintaan selfie dari penumpang2 yg lainnya. #JokowiPresidenRakyat pic.twitter.com/TDeV469WHQ— Ahmad M Firdaus (@amflife) March 6, 2019

Robertus Robet Ditangkap Diduga Hina TNI

Beberapa hari terakhir, jagat sosmed juga diramaikan dengan kabar penangkapan aktivis sekaligus Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Robertus Robet pada Kamis, 7 Maret 2019 dini hari WIB. Ia bahkan ditetapkan polisi sebagai tersangka dalam kasus ujaran kebencian lantaran diduga melakukan penghinaan terhadap TNI.

Video orasi Robet pada Aksi Kamisan di Istana Negara pekan lalu itu ternyata menuai kontroversi dan kritik di media sosial. Ia memelesetkan mars ABRI saat Aksi Kamisan di depan Istana Negara, Kamis, 28 Februari 2019 lalu. Nyanyian Robet di video tersebut dinilai menghina TNI.

Penangkapan Robet dianggap sebagai ancaman serius terhadap kebebasan berekspresi. Bahkan, dukungan untuk Robet pun mengalir deras dari berbagai pihak dengan latar belakang aktivis, pengacara, serta lembaga-lembaga bantuan hukum dan para pengamat hukum dan HAM.

Baik yg mendukung Jokowi atau Prabowo, mari bersuara sama: Tolak penangkapan Robertus Robet. Ini sudah melampui urusan Pilpres. Ini urusan pelanggaran atas hak2 sipil yg dilindungi konstitusi.— Ulil Abshar-Abdalla (@ulil) March 7, 2019

Saya mantan Prajurit TNI dan saya pribadi tidak melihat niat buruk bung Robertus Robet dalam menghina TNI.

Tidak semua masalah bangsa dpt diselesaikan dgn main “tangkap”. Sisakan sedikit utk ruang diskusi dan dialog dgn rakyat.

For the sake of democracy, #BebaskanRobet pic.twitter.com/YbaI51iDqA— Ossy Dermawan (@OssyDermawan) March 7, 2019

Orasi Robertus Robet @Republik_Baru adalah penegasan thdp supremasi sipil, tuntutannya fair baik trhdp @jokowi & @prabowo coba tonton video ini sampai selesai, khususnya sikap dia pada Prabowo pic.twitter.com/qoXyai5ZDC— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) March 7, 2019

Share: Kehebohan Sosmed Pekan Ini: Andi Arief Terciduk Nyabu Sampai Cinta Laura Dukung Jokowi