General

Jokowi Salah Data, Di Mana Kebakaran Hutan Terparah?

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Debat calon presiden yang dilaksanakan di Hotel Sultan, Jakarta, pada hari Minggu (17/2) berlangsung dinamis. Kali ini, Debat Pilpres Jilid 2 hanya diikuti oleh kedua calon presiden. Dalam debat ini, wakil presiden tidak diwajibkan untuk datang. Debat yang berlangsung kemarin membawa tema energi, pangan, infrastruktur, lingkungan, dan sumber daya alam.

Terkait pembahasan lingkungan hidup, calon presiden dari petahana, Joko Widodo (Jokowi), mengatakan prestasinya selama tiga tahun belakangan. Ia mengakui kalau selama tiga tahun terakhir masa kepemimpinannya, Indonesia tidak lagi menghadapi permasalahan kebakaran hutan. Selama tiga tahun itu, kebakaran lahan, hutan, dan lahan gambut tidak lagi terjadi. “Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan, hutan, kebakaran lahan gambut, dan itu adalah kerja keras kita semuanya,” ungkap Jokowi dalam acara tersebut.

Kebakaran Hutan Ternyata Masih Terjadi

Meski Jokowi begitu yakin atas apa yang ia ucapkan, ternyata fakta yang ditemukan di lapangan berbeda. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kebakaran hutan masih terus terjadi hingga tahun 2018. Di tahun 2016, kebakaran hutan terjadi seluas 14.604,84 hektare. Sedangkan di dua tahun selanjutnya, kebakaran terjadi seluas 11.127,49 dan 4.666,39 hektare.

Berdasarkan data tersebut, memang kebakaran hutan telah berkurang dengan cukup signifikan. Namun penggunaan “tidak terjadi” adalah istilah yang kurang tepat. Fakta menunjukkan kalau kebakaran hutan masih terjadi. Istilah yang lebih tepat digunakan adalah “telah berkurang”.

Kebakaran Hutan Terjadi di Belasan Provinsi

Fakta sudah mengungkapkan kalau kebakaran hutan masih terjadi di Indonesia tiga tahun terakhir. Kebakaran tersebut pun terjadi di beragam provinsi. Provinsi-provinsi yang mengalami kebakaran tersebut adalah Aceh, Bali, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

Sumatera Utara Terparah, Riau Mengalami Penunrunan

Dari provinsi-provinsi tersebut, Sumatera Utara menjadi provinsi yang mengalami kebakaran hutan paling parah dalam tiga tahun terakhir. Hal ini disebabkan di tahun 2016, Sumatera Utara mengalami kebakaran hutan seluas 7.973,01 hektare. Di dua tahun selanjutnya, Sumatera Utara pun masih mengalami kebakaran hutan, namun telah berkurang dengan signifikan.

Selain Sumatera Utara, provinsi Riau juga menjadi salah satu provinsi yang mengalami kebakaran hutan terparah selama tiga tahun terakhir. Bahkan, kondisi kebakaran hutan di Riau cenderung mengalami peningkatan dalam kurun waktu tersebut. Di tahun 2016, kebakaran hutan di Riau mencapai 1.928,26 hektare. Di tahun 2017, kebakaran hutan di Riau sempat menurun, yakni seluas 1.109.36 hektare. Pada tahun 2018, kebakaran hutan di Riau pun kembali meluas, dengan mencapai angka 2.841,11 hektare.

Perlunya Menjaga Lingkungan dari Kebakaran

Dari data-data di atas, ada bukti kalau kebakaran hutan masih terjadi. Hal ini lah yang ke depannya harus menjadi perhatian lebih, siapapun yang menjabat sebagai presiden nantinya. Kebakaran hutan yang terus terjadi tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga membuktikan kalau komitmen Indonesia mengenai pembangunan yang berkelanjutan masih belum optimal.

Share: Jokowi Salah Data, Di Mana Kebakaran Hutan Terparah?